Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rufous-necked hornbill (commons.m.wikimedia.org/Kalyanvarma
Rufous-necked hornbill (commons.m.wikimedia.org/Kalyanvarma

Intinya sih...

  • Wilayah penyebarannya terbatas di India, Bhutan, Thailand, dan Vietnam

  • Rufous-necked hornbill memakan 17 jenis buah-buahan dan berbagai spesies hewan

  • Hidup dalam kelompok kecil, menjelajah jarak jauh hingga 340 kilometer untuk mencari makanan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rufous-necked hornbill atau enggang berleher kemerahan merupakan spesies rangkong yang penyebarannya cukup terbatas. Mereka berada dalam famili Bucerotidae dan memiliki nama ilmiah Aceros nipalensis. Panjang tubuhnya kisaran 99-122 sentimeter, berat jantan mencapai 2,5 kilogram dan betina kisaran 2,2 kilogram. Kamu bisa mengenalinya dengan mudah sebab perpaduan warnanya sangat mencolok.

Bagian kepala, leher dan tubuh bagian bawah jantan berwarna kemerahan, menjadi lebih gelap di bagian panggul dan perutnya. Sementara itu, bulu lainnya berwarna hijau tua mengkilap dan hitam. Berbeda dengan betina warnanya cenderung hitam, kecuali ujung ekornya yang berwarna putih. Walaupun tidak banyak informasi mengenai rangkong ini, fakta berikut masih bisa memberikan gambaran besar mengenai gaya hidupnya di alam liar.

1. Wilayah penyebarannya terbatas

Rufous-necked hornbill (commons.m.wikimedia.org/Shiv's fotografia)

Penyebaran rufous-necked hornbill berada di bagian timur laut India, bagian tengah Bhutan hingga barat Thailand dan bagian barat laut Vietnam. Animalia menginformasikan bahwa mereka menghuni hutan berbukit, terutama hutan berdaun lebar beriklim sedang dan hutan campuran di ketinggian 150-2.200 meter. Spesies rangkong ini juga bisa hidup di hutan kering.

2. Apa yang dimakannya?

Rufous-necked hornbill (commons.m.wikimedia.org/Rohit Naniwadekar)

Berdasarkan informasi dari Hornbill Specialist Group, di Huai Kha Khaeng WS di Thailand, rufous-necked hornbill memakan 17 jenis buah-buahan. Teridentifikasi sekitar 74 persen dari total makanannya didominasi oleh Polyalthia simiarum, Beilschmiedia gammeiana, Knema laurina dan Aglaia cucullata. Sementara itu, buah ara hanya menyumbang 4 persen dari dietnya dan sekitar 22 persen terdiri dari makanan hewani.

Spesies hewan yang dimangsanya ada sekitar 25, termasuk kepiting, ular, jangkrik dan katak yang paling mendominasi. Rufous-necked hornbill mencari makan di kanopi hutan tapi terkadang mengunjungi tanah, khususnya di tepian sungai.

3. Hidup dalam kelompok dan sering menjelajah jarak jauh

Rufous-necked hornbill (commons.m.wikimedia.org/Ujjal Ghosh)

Sumber yang sama menjelaskan bahwa rufous-necked hornbill menetap di wilayah jelajahnya sepanjang tahun dan cenderung teritorial. Mereka hidup berpasangan atau dalam kelompok keluarga kecil yang terdiri dari 4-5 burung, terkadang mencapai 14 burung. Dari pelacakan yang dilakukan, rufous-necked hornbill nampaknya berada dalam jangkauan wilayah sekitar 25 kilometer persegi sepanjang tahun di hutan perbukitan evergreen di Huai Kha Khaeng WS.

Di luar musim kawin, rangkong ini melakukan perjalanan jauh hingga 340 kilometer untuk mencari pohon berbuah. Sementara saat musim kawin, penjelajahannya kisaran 3,7 kilometer setiap harinya. Kelompok rangkong akan bertengger di area yang jaraknya 200 meter dari sumber air.

4. Sistem perkawinan rufous-necked hornbill

Rufous-necked hornbill (commons.m.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Tidak banyak informasi mengenai sistem perkawinan rufous-necked hornbill yang diketahui, tapi mereka adalah monogami. Spesies ini hanya kawin dengan satu pasangan seumur hidupnya. Musim kawinnya terjadi dari bulan Maret hingga Juni.

Setelah kawin, betina akan mengurung dirinya di dalam lubang pohon besar dan menyisakan sedikit celah sebagai akses jantan untuk memberinya makan. Saat berada di sana, betina akan meranggas bulunya secara keseluruhan, dilansir Critter Science.

5. Mengakar dalam budaya

Rufous-necked hornbill (commons.m.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Enggang leher kemerahan atau rufous-necked hornbill muncul dalam literatur Sansekerta dengan julukan vārdhrīnasa. Itu adalah istilah yang terkadang juga digunakan untuk merujuk pada spesies burung dalam famili Bucerotidae. Di Arunachal Pradesh, India, rufous-necked hornbill diburu oleh suku-suku untuk diambil bulu dan paruhnya. Bulu itu biasanya digunakan untuk kerajinan tangan atau simbol khusus dalam ritual. Tapi belum ada informasi detail tujuan dari bulu dan paruhnya diambil oleh suku-suku tersebut.

Rufous-necked hornbill ternyata hidup dalam kelompok kecil dan setia pada pasangannya. Mereka tidak masalah mencari makan sejauh ratusan kilometer untuk menemukan pohon berbuah di wilayah jelajahnya. Saat ini, meraka diklasifikasikan sebagai vulnerable dan tren populasinya mengalami penurunan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team