5 Fakta Unik tentang Mata Sapi, Punya Penglihatan 300 Derajat

Salah satu keunikan mata sapi adalah kemampuannya untuk melihat hampir 300 derajat. Dengan posisi mata di sisi kepala, sapi dapat mengawasi lingkungan di sekitarnya tanpa harus menggerakkan kepala.

Fungsi mata ini sangat berguna untuk melindungi diri dari predator. Dilansir Exploratorium, sapi dapat mendeteksi pergerakan dari hampir semua arah, kecuali tepat di belakang mereka. Ini adalah salah satu bentuk adaptasi evolusi yang membantu sapi bertahan hidup di alam liar.

Namun, karena penglihatannya yang sangat luas, sapi memiliki blind spot atau titik buta di bagian depan dan belakang tubuhnya. Oleh sebab itu, saat mendekati sapi, penting untuk tidak mengejutkannya dari arah tersebut.

Mata sapi sangat peka terhadap gerakan. Mereka dapat mendeteksi pergerakan kecil dari kejauhan, yang membantu mereka mengenali ancaman sebelum predator mendekat. Kepekaan ini berasal dari jumlah sel batang (rod cells) yang lebih banyak dibandingkan manusia.

Sel-sel ini membuat mata sapi lebih sensitif terhadap cahaya dan pergerakan, terutama pada malam hari. Jadi, meskipun sapi tidak memiliki penglihatan warna yang baik, mereka sangat andal dalam mendeteksi gerakan. Namun, di sisi lain, kepekaan ini juga bisa menjadi kelemahan. Sapi sering kali terkejut oleh bayangan atau benda yang bergerak cepat, sehingga membuat mereka mudah stres, dilansir Rangiora Vet Centre.

Tahukah kamu bahwa sapi tidak dapat melihat warna seperti manusia? Mata sapi hanya memiliki dua jenis sel kerucut (cone cells), berbeda dengan manusia yang memiliki tiga. Ini membuat sapi menjadi buta warna sebagian.

Sapi cenderung melihat dunia dalam nuansa biru dan kuning, tetapi mereka sulit membedakan warna merah dan hijau. Dilansir World Animal Protection US, sapi lebih mengandalkan gerakan daripada warna untuk mengenali objek di sekitarnya.

Mata sapi sering kali menjadi indikator alami perubahan cuaca. Beberapa peternak percaya bahwa ketika mata sapi tampak berair tanpa alasan yang jelas, kemungkinan besar cuaca akan berubah menjadi hujan.

Kepercayaan ini didukung oleh sensitivitas sapi terhadap perubahan tekanan atmosfer. Ketika tekanan udara menurun, yang sering kali menjadi tanda datangnya hujan, mata sapi dapat bereaksi dengan memproduksi lebih banyak air mata. Fenomena ini mungkin tidak sepenuhnya ilmiah, tetapi sudah menjadi bagian dari tradisi peternak selama bertahun-tahun.

Sapi menggunakan mata mereka sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan sesama. Kontak mata antara sapi sering kali menjadi indikator dari emosi atau niat tertentu. Misalnya, sapi yang merasa terancam akan menatap dengan tajam sambil menunjukkan tanda-tanda ketegangan pada tubuhnya. Sebaliknya, sapi yang merasa nyaman biasanya memiliki pandangan yang santai dan lembut.

Pemahaman tentang bahasa tubuh ini sangat penting bagi peternak untuk menjaga kesejahteraan sapi. Dengan memahami isyarat dari mata dan gerakan tubuh sapi, peternak dapat memberikan perawatan yang lebih baik.

Mata sapi memiliki keunikan dan fungsi yang sangat penting, mulai dari penglihatan 300 derajat, kepekaan terhadap gerakan, hingga menjadi alat komunikasi sosial. Walau mereka tidak bisa melihat warna seperti manusia, mata sapi memainkan peran besar dalam bertahan hidup dan beradaptasi.