Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pesawat V-22 Osprey (unsplash.com/Leon Andov)

Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata helikopter? Mungkin sebagian dari kita langsung membayangkan transportasi udara dengan baling-baling besar di atasnya. Gambaran itu tidak salah, karena helikopter sendiri memang identik dengan baling-baling besar sebagai alat geraknya.

Namun, ternyata ada pesawat dengan baling-baling besar di setiap ujung sayapnya. Karena keunikannya, pesawat ini dianggap hasil kawin silang antara helikopter dan pesawat. Pesawat ini bernama V-22 Osprey. Yuk, simak lima fakta unik V-22 Osprey!

1. Terbang perdana pada 1989

ilustrasi V-22 Osprey terbang (pixabay.com/Military_Material)

V-22 Osprey merupakan pesawat tiltrotor hasil kolaborasi antara perusahaan Boeing dan Bell Helicopter Textron. Proyek pengembangan pesawat ini dilatarbelakangi oleh kegagalan militer Amerika Serikat dalam Operasi Eagle Claw pada tahun 1980. Dilansir Britannica, operasi ini gagal karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki helikopter konvensional. Dari pengalaman inilah Amerika mulai mengembangkan pesawat tiltrotor multifungsi yang kini kita kenal sebagai V-22 Osprey.

Boeing V-22 Osprey pertama kali mengudara pada 19 Maret 1989 di Arlington, Texas. Setelah berhasil terbang perdana, pesawat tiltrotor ini masuk ke tahap pengembangan. Meskipun waktu pengembangannya cukup lama, akhirnya pesawat ini dikenalkan kepada publik pada tahun 2007.

2. Dua kali lebih cepat daripada helikopter biasa

ilustrasi V-22 Osprey terbang (pixabay.com/WikiImages)

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, V-22 Osprey merupakan pesawat tiltrotor. Pesawat ini punya kemampuan unik, yaitu bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal, namun tetap mempertahankan kecepatan terbang tinggi layaknya pesawat. Desain ini berfungsi mengatasi celah kelemahan yang dimiliki pesawat dan helikopter.

Dilansir laman Bell Flight, pesawat V-22 Osprey mampu dipacu hingga kecepatan 493 km/jam. Setara dengan dua kali kecepatan helikopter konvensional yang hanya berkisar antara 153 km/jam hingga 257 km/jam. Kecepatan ini bisa dicapai berkat dua mesin Rolls-Royce AE1107C yang menghasilkan tenaga sebesar 6.150 SHP (Shaft Horse Power).

3. Saat ini, hanya ada dua negara yang mengoperasikan V-22 Osprey

ilustrasi V-22 Osprey terbang (pexels.com/Simon Hurry)

Dilansir laman resmi Boeing, sebanyak 475 pesawat V-22 Osprey telah dipesan sepanjang 34 tahun masa tugasnya. Angka ini mencerminkan tingginya permintaan akan pesawat tiltrotor satu ini. Bagaimana tidak? Pesawat ini sanggup menjalankan berbagai jenis misi yang menjadikannya menyandang status sebagai pesawat multifungsi.

Keunggulan V-22 Osprey sebagai pesawat tiltrotor sukses menarik perhatian dunia. Banyak negara yang ingin menambahkan V-22 Osprey dalam armada militernya, termasuk Indonesia. Namun, hingga saat ini hanya ada dua negara yang memilikinya, yaitu Amerika Serikat dan Jepang.

4. Pernah dilarang terbang untuk sementara waktu

ilustrasi V-22 Osprey dengan baling-baling yang dilipat (pixabay.com/Military_Material)

Layaknya hasil tangan manusia pada umumnya, hal ini juga dialami oleh V-22 Osprey. Meskipun telah dirancang sedemikian rupa, pesawat ini juga punya kendala teknis selama fase pengoperasiannya. Bahkan, kendala tersebut pernah menyebabkan kecelakaan yang berujung pelarangan terbang sementara.

Dilansir The War Zone, sebuah kecelakaan tragis telah menimpa CV-22B Osprey milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dengan callsign Gundam 22. Insiden ini terjadi pada akhir November 2023, saat latihan gabungan di lepas Pulau Yakushima, Jepang. Sebanyak delapan tentara gugur dalam tragedi tersebut. Hasil investasi menunjukkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kegagalan pada gearbox sehingga pesawat menjadi hilang kendali. Imbas dari tragedi tersebut, seluruh varian V-22 Osprey dilarang terbang selama beberapa waktu.

5. Pesawat V-22 Osprey tidak hanya untuk kepentingan militer

ilustrasi V-22 Osprey terbang (pexels.com/Simon Hurry)

V-22 Osprey menyandang status sebagai pesawat multifungsi bukan tanpa sebab. Bell dan boeing merancang pesawat ini tidak hanya untuk operasi militer, tapi juga bisa berperan dalam misi kemanusiaan. Misalnya, evakuasi medis, pengiriman logistik, serta misi tanggap bencana.

Tidak berhenti sampai di situ, V-22 Osprey juga pernah dilibatkan dalam proses pembuatan film. Kehadirannya menambah kesan dramatis dalam sebuah film. Beberapa film yang pernah menampilkan V-22 Osprey dalam ceritanya antara lain Transformers (2007), Terminator Salvation (2009), dan Jurassic World (2015).

Manusia seakan tak pernah kehabisan akal untuk terus berinovasi. Salah satu bukti nyatanya adalah pesawat V-22 Osprey yang merupakan bentuk penggabungan antara pesawat dan helikopter. Menurutmu, V-22 Osprey lebih mirip pesawat atau helikopter?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team