5 Hal yang Kerap Ditakuti oleh Para Pelaut, Penuh Tantangan!

Berlayar bukanlah seperti mengendarai mobil atau motor yang mungkin bisa dilakukan pada cuaca apa saja. Berlayar juga jelas harus melihat kondisi iklim dan cuaca yang mungkin ada ditemui selama pelayaran, sehingga biasanya tidak sembarangan dalam menentukan setiap jadwalnya.

Melansir Yacht 4 Less, bulan April hingga Mei disebut sebagai waktu yang tepat, sebab cuacanya biasanya terang dan cerah. Namun, hal ini mungkin saja bisa berbeda-beda di tiap negaranya, sebab disesuaikan dengan iklim dan musim yang dimiliki. Bahkan di Amerika Serikat, biasanya pada bulan Agustus cukup dihindari, sebab biasanya justu sering terdapat badai. Jika keliru dalam menentukan pelayaran, maka sangat berisiko dalam keselamatan dan keamanan yang dilalui.

Kejahatan ternyata tidak hanya mengintai para pengendara motor atau mobil yang ada di jalanan. Ternyata di lautan juga menyimpan bahaya tersendiri dari pembajak laut yang mungkin hadir dan dapat mengancam keselamatan. Pembajak laut ini biasanya bertujuan untuk merampas harta benda, hingga kemudian mengambil alih kapal.

Mengutip Sail World, pada penelitian terbaru ternyata ditemukan bahwa pada 30 hari terakhir mengenai laporan pembajakan di seluruh dunia, 40 di antaranya justru menyerang yacht atau kapal dengan ukuran yang kecil. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada banyak kasus pembajakan yang ditargetkan untuk kapal-kapal besar. Jika demikian, maka kawanan pembajak pun jelas memiliki skala yang jauh lebih besar, sehingga berani dalam melakukan hal seperti itu.

Laut memang menyimpan misteri dan banyak hal yang mungkin tidak diketahui oleh orang banyak, termasuk bahaya di dalamnya. Salah satu hal yang kerap ditakuti oleh para pelaut adalah keberadaan iceberg atau gunung es di dalam laut. Biasanya dalam cuaca yang buruk dan jarak pandang yang pendek, keberadaan gunung es ini sering tidak terlihat, sehingga berisiko tertabrak oleh kapal.

Baru-baru ini terdapat video viral yang konon dibagikan oleh penumpang kapal pesiar dari Norwegia, sebab kapal tersebut secara tak sengaja menabrak gunung es pada saat cuaca buruk, seperti dilansir New York Post. Untung saja tidak ada kerusakan berarti, sebab memang gunung es tersebut memiliki ukuran yang juga tak terlalu besar. Namun, memang risiko seperti ini tetap selalu ada, sehingga pelaut pun jelas harus cermat dalam melihat keadaan sekitar.

Keberadaan kapal di lautan ternyata seakan memberikan dua dampak yang berbeda, yaitu bisa mengancam hewan di dalam laut dan juga bisa mengancam orang-orang yang berada di dalam kapal. Memang fenomena yang satu ini mungkin jarang terjadi, namun jika sampai terjadi tentunya bisa mengancam keselamatan.

Peneliti mengemukakan bahwa keberadaan kapal di berbagai dunia ternyata pernah setidaknya menabrak 75 spesies hewan, termasuk beberapa diantaranya adalah lumba-lumba, hiu, anjing laut, penyu, penguin, dan masih banyak lagi, seperti dikutip Scientific American.

Namun, hal ini bisa pula berbalik membahayakan manusia, apabila ukuran hewan dan kapal justru tidak berbeda jauh. Risiko penyerangan, hingga kebocoran akibat hantaman dengan hewan pun bisa menjadi ancaman tersendiri. Itulah mengapa berlayar haruslah sangat berhati-hati, termasuk dengan memastikan bahwa tak ada hewan berbahaya di sekitar.

Perlu dipahami bahwa salah satu hal yang kerap kali dikhawatirkan oleh para pelaut adalah mengenai kebocoran kapal. Hal ini menjadi salah satu ancaman yang cukup berbahaya, apalagi bila kejadiannya terjadi di tengah laut.

Melansir Marine Insight, ada banyak sekali penyebab kebocoran pada kapal, mulai dari banjir di dalam kapal, hantaman terhadap kapal, hingga banyak lagi. Inilah yang kemudian menjadi satu hal yang harus mampu diantisipasi oleh pelaut. Semakin awal dalam mendeteksi kebocoran, maka setidaknya dapat segera diperbaiki, sehingga tak menimbulkan bahaya.

Ternyata tantangan dan kekhawatiran yang dimiliki pelaut tentunya tidak main-main. Hal ini berkaitan dengan risiko keamanan dan keselamatan yang dimiliki. Sulit dibayangkan, ya!