5 Hewan Ini Punah Karena Seleksi Alam, Padahal Mereka Sangat Kuat

Titanoboa adalah spesies ular raksasa yang pernah hidup pada zaman purba. Spesies besar ini diyakini sebagai spesies ular terbesar di dunia yang pernah ditemukan, seperti ditulis dalam laman National Geographic.

Berdasarkan data fosil titanoboa yang pernah ditemukan, ular raksasa ini memiliki panjang 13 meter dan berat lebih dari 1 ton. Titanoboa hidup sekitar 60 juta tahun lalu, di mana di era purba tersebut, spesies ini menjadi salah satu pemangsa puncak yang buas dan ditakuti.

Namun akhirnya titanoboa tetap tidak kuat menghadapi ganasnya alam liar, di mana jumlah pasokan makanan di saat itu tidak begitu melimpah. Bobot yang berat juga akan menyulitkan titanoboa untuk beradaptasi di alam, ditambah spesies raksasa ini tidak memiliki tingkat reproduksi yang bagus.

Meskipun ada banyak orang yang menganggap hiu megalodon masih ada, namun kebanyakan ilmuwan dan para ahli sepakat bahwa megalodon telah lama punah. Live Science menulis bahwa megalodon pernah menguasai lautan sekitar 20 juta tahun lalu.

Fosil dari hiu ini menunjukkan bahwa ukuran megalodon sangat besar, bisa beberapa kali lipat dibandingkan dengan hiu putih modern. Namun megalodon harus menghadapi kepunahan pada 2,6 juta tahun lalu.

Hiu sepanjang 25 meter ini punah akibat perubahan suhu dan iklim yang ekstrem, ditambah dengan pasokan makanan yang semakin menipis membuat megalodon tidak dapat melanjutkan keberadaannya di bumi.

Arthropleura atau yang sering dianggap sebagai kelabang raksasa merupakan spesies arthropoda terbesar yang pernah ada di muka bumi. Bayangkan saja jika ada lipan sepanjang 3 meter berkeliaran di lingkungan perumahan kamu, pastinya akan membuat manusia lari tunggang langgang.

Spesies hewan ini merupakan hewan yang diperkirakan pemakan segala, meskipun lebih condong pada herbivor, seperti dicatat dalam Prehistoric Wildlife. Bobot tubuh hewan berkaki banyak ini bisa mencapai lebih dari 500 kilogram.

Namun lagi-lagi kepunahan arthropleura membuktikan bahwa hewan yang kuat secara fisik belum tentu kuat dalam menghadapi ganasnya alam. Hewan besar ini punah akibat perubahan iklim dan perubahan kandungan oksigen yang pernah terjadi di era purba, sekitar 70 juta tahun lalu.

Mungkin di saat ini gajah dianggap sebagai mamalia darat terbesar di dunia, meskipun besarnya juga tidak terlalu ekstrem seperti nenek moyangnya, yakni mammoth. Namun di zaman purba, sekitar 30 juta tahun lalu, ada spesies mamalia darat yang jauh lebih besar dan kuat dibandingkan dengan gajah.

Spesies tersebut adalah paraceratherium, dengan tinggi 5,5 meter dan panjang 8 meter, serta berat mencapai 30 ton menjadikan spesies ini sebagai hewan mamalia darat terberat yang pernah ada di muka bumi.

Sepintas hewan herbivor ini mirip tapir, namun karena kemampuan adaptasinya yang buruk, membuat hewan raksasa ini punah. Kini justru tapir berukuran kecil yang dapat survive di alam liar, sebab dengan ukuran yang kecil, pasokan makanan yang dibutuhkan juga tidak begitu banyak.

Dinosaurus merupakan famili hewan purba yang termasuk dalam golongan reptil besar. Mulai dari tyrex, brontosaurus, velociraptor, hingga megalosaurus, semuanya masuk dalam keluarga besar dinosaurus.

Dengan ukuran tubuh yang sangat besar, dinosaurus pernah menjadi penguasa bumi di zaman purba. Mereka adalah predator puncak yang buas, gesit, dan cerdik dalam berburu, seperti ditulis dalam Smithsonian Magazine.

Namun karena sebuah bencana alam yang sangat dahsyat pernah terjadi di bumi sekitar 65 juta tahun lalu, maka dinosaurus punah dalam sekejap. Mereka tidak dapat beradaptasi di tengah kondisi alam yang rusak akibat tertutupnya lapisan ozon dengan material debu.

Namun uniknya, justru spesies-spesies lainnya yang secara fisik lebih lemah, justru dapat selamat dari bencana ini. Kemampuan adaptasi mereka juga bagus, sehingga dapat selamat dari kepunahan. Salah satu reptil purba yang selamat dari bencana tersebut adalah buaya.

Itulah lima jenis spesies hewan purba yang memiliki fisik kuat namun punah akibat seleksi alam. Ternyata, kuat secara fisik tidak menjamin keberlangsungan hidup mereka, ya!