Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Komodo merupakan satwa endemik sekaligus hewan nasional Indonesia. (unsplash.com/Mitch Hodiono)

Setiap negara memiliki identitas tersendiri untuk membedakan dengan negara lainnya. Salah satu bentuk identitas tersebut ialah hewan nasional. Pemilihan hewan nasional dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah aspek, termasuk sejarah, budaya, hingga filosofi yang melekat pada negara tersebut,

Di kawasan Asia Tenggara, hanya ada lima negara dari 11 negara yang resmi memiliki hewan nasional. Hewan-hewan ini tidak hanya menjadi simbol negara, melainkan juga merepresentasikan keunikan dan jati diri dari masing-masing negaranya

Untuk mengenalnya lebih lanjut, berikut disajikan fakta terkait lima hewan nasional negara di Asia Tenggara!

1.Kouprey (Kamboja)

ilustrasi Kouprey, hewan nasional Kamboja yang keberadaannya misterius. (wwf.org.kh//Helmut Diller)

Kouprey, yang berarti “banteng hutan” dalam bahasa Khmer, merupakan jenis sapi liar endemik Kamboja. Hewan ini pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 1937. Pada 2004, pemerintah Kamboja menetapkan spesies yang bernama Latin Bos sauveli ini sebagai hewan nasional negara mereka.

Namun, keberadaan Kouprey kini semakin misterius. Catatan terakhir terkait Kouprey berasal dari publikasi sebuah ekspedisi pada 1964. Dilansir WWF Kamboja, hewan ini terakhir kali dilaporkan terlihat pada 1988. Koupre kini diklasifikasikan sebagai spesies berstatus Critically Endangered (CE) atau Terancam Kritis berdasarkan IUCN Red List, dan bahkan kemungkinan besar telah punah.

Pemburuan ilegal disebut sebagai penyebab utama penurunan populasi Kouprey. Kouprey yang diburu akan diambil dagingnya untuk dikonsumsi, dan bagian-bagian tubuh, seperti tanduk dan tengkoraknya, akan dijual. Selain itu, kerusakan habitat akibat penebangan hutan, pertambangan, pembangunan jalan dan konflik di wilayah Indochina juga berkontribusi terhadap penurunan populasi mereka.

2.Komodo, elang Jawa, dan ikan sulik merah (Indonesia)

Editorial Team

Tonton lebih seru di