Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kota Kaymakli (commons.wikimedia.org/MusikAnimal)
ilustrasi kota Kaymakli (commons.wikimedia.org/MusikAnimal)

Sejarah manusia dipenuhi dengan kisah-kisah tentang perlindungan dan pertahanan diri. Salah satu cara paling unik yang pernah dilakukan adalah membangun kota bawah tanah. Kota-kota ini tidak hanya menjadi tempat berlindung, tetapi juga bukti kecerdasan dan ketahanan manusia dalam menghadapi ancaman. Dari Eropa hingga Asia, kota bawah tanah ini menyimpan cerita menarik tentang bagaimana nenek moyang kita bertahan dari serangan musuh.

Tidak hanya sekadar lubang di dalam tanah, kota-kota ini dilengkapi dengan sistem yang rumit, mulai dari tempat tinggal, gereja, hingga gudang makanan. Beberapa bahkan mampu menampung ribuan orang selama berbulan-bulan. Yuk, kita telusuri lima kota bawah tanah paling misterius yang pernah dibangun untuk melindungi diri dari invasi!

1. Derinkuyu, Turki

ilustrasi kota Derinkuyu, Turki (commons.wikimedia.org/Nevit Dilmen)

Derinkuyu adalah salah satu kota bawah tanah paling terkenal di dunia. Terletak di wilayah Cappadocia, Turki, kota ini diperkirakan dibangun pada abad ke-7 atau ke-8 SM. Dilansir dari National Geographic, Derinkuyu memiliki kedalaman hingga 85 meter dan mampu menampung sekitar 20.000 orang beserta hewan ternak mereka. Kota ini dilengkapi dengan ventilasi udara, sumur air, gereja, sekolah, dan bahkan ruang penyimpanan anggur.

Yang membuat Derinkuyu semakin menarik adalah sistem keamanannya. Pintu-pintu batu besar digunakan untuk menutup akses ke dalam kota, membuatnya hampir mustahil ditembus oleh musuh. Selain itu, lorong-lorongnya yang sempit dan berliku dirancang untuk membingungkan penyerang. Hingga kini, Derinkuyu tetap menjadi bukti betapa canggihnya peradaban masa lalu dalam menghadapi ancaman.

2. Naours, Prancis

ilustrasi kota Naours (commons.wikimedia.org/Zairon)

Naours, yang terletak di utara Prancis, adalah kota bawah tanah yang dibangun pada abad ke-3 M. Awalnya, tempat ini digunakan sebagai tambang batu kapur, tetapi kemudian diubah menjadi tempat perlindungan selama invasi Viking dan Perang Dunia I. Dilansir dari sundrytravels.com, Naours memiliki lebih dari 300 kamar dan mampu menampung hingga 3.000 orang. Lorong-lorongnya membentang sepanjang 2 kilometer, dilengkapi dengan tempat tinggal, kapel, dan bahkan kandang hewan.

Selama Perang Dunia I, Naours digunakan sebagai tempat persembunyian oleh tentara sekutu. Dinding-dindingnya masih menyimpan ukiran dan tulisan yang dibuat oleh para prajurit. Kota bawah tanah ini menjadi saksi bisu bagaimana manusia beradaptasi dengan situasi perang, menggunakan apa yang ada untuk bertahan hidup.

3. Wieliczka, Polandia

ilustrasi kota Wieliczka (commons.wikimedia.org/Kriskros)

Wieliczka mungkin lebih dikenal sebagai tambang garam, tetapi tempat ini juga berfungsi sebagai kota bawah tanah yang aman selama invasi. Dibangun pada abad ke-13, Wieliczka memiliki jaringan terowongan sepanjang 287 kilometer. Dilansir dari Wanderous Affair, tambang ini dilengkapi dengan kapel, patung, dan bahkan danau bawah tanah yang indah. Selama Perang Dunia II, Wieliczka digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata dan persembunyian.

Selain fungsi pertahanannya, Wieliczka juga menjadi bukti keindahan arsitektur bawah tanah. Kapel St. Kinga, yang terletak di dalam tambang, dihiasi dengan chandelier yang terbuat dari kristal garam. Hingga hari ini, Wieliczka tetap menjadi destinasi wisata yang menarik, menggabungkan sejarah, seni, dan keajaiban teknik manusia.

4. Kaymakli, Turki

ilustrasi kota Kaymakli (commons.wikimedia.org/MusikAnimal)

Kaymakli adalah kota bawah tanah lain yang terletak di Cappadocia, Turki. Dibangun oleh orang-orang Het sekitar 3.000 tahun yang lalu, kota ini dirancang untuk melindungi penduduk dari serangan musuh. Dilansir dari Encounters Travel, Kaymakli memiliki delapan lantai, meskipun hanya empat yang terbuka untuk umum. Setiap lantai memiliki fungsi berbeda, mulai dari tempat tinggal, gudang makanan, hingga tempat pemujaan.

Sistem ventilasi di Kaymakli sangat canggih untuk zamannya, memastikan pasokan udara segar hingga ke lantai paling dalam. Pintu-pintu batu besar digunakan untuk memblokir akses musuh, sementara lorong-lorong sempit dirancang untuk memperlambat gerakan penyerang. Kaymakli adalah contoh nyata bagaimana manusia bisa hidup dan bertahan di bawah tanah dalam waktu lama.

5. Beijing Underground City, China

ilustrasi Beijing Underground City (flickr.com/Xiao Niao @ SK)

Beijing Underground City, atau "Dixia Cheng," adalah kota bawah tanah raksasa yang dibangun pada era 1960-an hingga 1970-an. Dibuat sebagai tempat perlindungan selama Perang Dingin, kota ini mampu menampung hingga satu juta orang. Dixia Cheng dilengkapi dengan sekolah, rumah sakit, teater, dan bahkan jalur transportasi. Seluruh kompleks ini dirancang untuk bertahan dari serangan nuklir.

Meskipun sebagian besar area Dixia Cheng kini ditutup untuk umum, beberapa bagian masih bisa dikunjungi. Kota bawah tanah ini menjadi pengingat akan ketegangan global selama Perang Dingin dan upaya manusia untuk bertahan dari ancaman yang mungkin terjadi. Dixia Cheng adalah bukti bahwa ketakutan akan perang bisa melahirkan karya arsitektur yang luar biasa.

Kota-kota bawah tanah ini tidak hanya menjadi tempat berlindung, tetapi juga simbol ketahanan dan kecerdasan manusia. Dari Derinkuyu hingga Dixia Cheng, setiap kota memiliki cerita unik tentang bagaimana nenek moyang kita menghadapi ancaman. Meskipun dibangun untuk tujuan pertahanan, kota-kota ini juga menunjukkan betapa kreatifnya manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.

Hingga kini, kota-kota bawah tanah ini tetap menjadi misteri yang menarik untuk dijelajahi. Mereka tidak hanya menyimpan sejarah, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya persiapan dan kerja sama dalam menghadapi tantangan. Jadi, mana yang paling membuat penasaran? Mungkin suatu hari nanti, kita bisa mengunjungi salah satunya dan merasakan langsung atmosfernya yang menakjubkan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team