Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Carolina Reaper Jadi Cabai Terpedas di Dunia

Potret cabai carolina reaper (flickr.com/eroom5150)
Potret cabai carolina reaper (flickr.com/eroom5150)

Cabai adalah salah satu buah yang paling populer di dunia. Hal ini dikarenakan rasanya yang pedas dan menantang lidah. Namun, tidak semua cabai memiliki tingkat kepedasan yang sama. Ada cabai yang sangat pedas, bahkan sampai membuat orang menangis, berkeringat, dan sesak nafas.

Cabai terpedas di dunia saat ini adalah Carolina Reaper yang memiliki rata-rata skor 1,8 juta satuan Scoville (SHU), sebuah ukuran untuk mengukur kepedasan cabai. Cabai ini bahkan pernah mencapai 2,2 juta SHU, yang setara dengan semprotan merica yang digunakan untuk pertahanan diri. Lalu, apa penyebab Carolina Reaper jadi cabai terpedas di dunia? Berikut adalah lima penyebabnya.

1. Kandungan capsaicin yang tinggi

Flickr.com/JP and Colleen Chanda
Flickr.com/JP and Colleen Chanda

Capsaicin adalah senyawa kimia yang terdapat dalam cabai yang bertanggung jawab atas rasa pedasnya. Capsaicin merangsang reseptor nyeri di mulut kita yang biasanya mendeteksi panas. Ketika reseptor ini teraktivasi, mereka mengirim sinyal ke otak bahwa kita sedang makan sesuatu yang panas, meskipun sebenarnya tidak.

Capsaicin terkonsentrasi paling tinggi di bagian plasenta atau daging putih yang menempel pada biji cabai. Carolina Reaper memiliki kandungan capsaicin yang sangat tinggi, yaitu sekitar 22 miligram per gram cabai. Perbandingannya jauh dengan cabai rawit merah, yang hanya memiliki sekitar 0,1 miligram per gram cabai.

2. Hasil persilangan antara Cabai Gendot dan Naga Viper

Potret cabai habanero (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Potret cabai habanero (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Carolina Reaper adalah cabai hasil persilangan antara cabai gendot dan cabai naga viper. Melansir PepperScale, cabai gendot adalah jenis cabai habanero yang berasal dari pulau Saint Vincent di Karibia, yang memiliki rasa manis dan pedas. Cabai naga viper adalah cabai hibrida yang berasal dari Pakistan, yang pernah menjadi cabai terpedas di dunia pada tahun 2011 dengan skor 1,3 juta SHU, menurut MasterClass.

Persilangan ini dilakukan oleh Ed Currie, seorang petani cabai asal Amerika Serikat, yang ingin menciptakan cabai yang memiliki rasa manis dan pedas yang luar biasa. Setelah lebih dari 10 tahun bereksperimen, ia berhasil mengembangkan cabai yang kemudian dinamai Carolina Reaper, yang merupakan singkatan dari "Smokin’ Ed’s Carolina Reaper".

3. Bentuk cabai yang unik

Flickr.com/Richard Elzey
Flickr.com/Richard Elzey

Carolina Reaper memiliki bentuk cabai yang unik, yaitu pendek, lebih padat, kulit tampak keriput, dan ujungnya meruncing mirip ekor kalajengking. Bentuk ini membuat cabai ini tampak lebih menakutkan dan menantang. Namun, bentuk ini juga memiliki fungsi lain, yaitu untuk meningkatkan kepedasan cabai.

Menurut Ed Currie, bentuk cabai yang keriput dan berlekuk-lekuk membuat capsaicin lebih mudah keluar dari dinding sel cabai. Selain itu, bentuk cabai yang meruncing membuat cabai ini lebih mudah mengeluarkan bijinya, yang juga mengandung capsaicin.

4. Adaptasi terhadap lingkungan yang lembap

ilustrasi cabai carolina reaper berada di lingkungan yang lembap (flickr.com/Eli Christman)
ilustrasi cabai carolina reaper berada di lingkungan yang lembap (flickr.com/Eli Christman)

Carolina Reaper adalah cabai yang tumbuh di daerah yang lembap dan hangat, seperti Carolina Selatan, tempat Ed Currie menanam cabai ini. Lingkungan yang lembap dan hangat membuat cabai lebih rentan terhadap serangan jamur dan serangga. Untuk melindungi diri dari ancaman ini, cabai menghasilkan capsaicin sebagai senjata kimia.

Capsaicin dapat menghambat pertumbuhan jamur dan menimbulkan rasa sakit pada serangga yang mencoba menggigit cabai. Dilansir Magic Plant Farms, capsaicin juga dapat menarik perhatian burung, yang tidak merasakan rasa pedas, untuk memakan cabai dan menyebarkan bijinya.

5. Faktor genetik dan budidaya

ilustrasi budidaya carolina reaper (flickr.com/Kevin Borland)
ilustrasi budidaya carolina reaper (flickr.com/Kevin Borland)

Carolina Reaper adalah cabai yang memiliki faktor genetik yang mendukung kepedasannya. Cabai ini termasuk dalam spesies Capsicum chinense, yang merupakan spesies cabai yang paling pedas di antara spesies cabai lainnya. Spesies ini juga mencakup cabai habanero, scotch bonnet, dan bhut jolokia.

Selain itu, cabai ini juga dibudidayakan dengan cara yang khusus untuk mempertahankan dan meningkatkan kepedasannya. Ed Currie mengklaim bahwa ia menggunakan pupuk organik dan air bersih untuk menanam cabai ini. Ia juga mengatakan bahwa ia memilih cabai yang paling pedas untuk dijadikan bibit untuk generasi berikutnya.

Menurut Pepper Geek, cabai ini memiliki rasa pedas yang luar biasa yang bisa membuat orang yang makan cabai ini mengalami reaksi fisik dan psikologis yang ekstrem seperti berkeringat, merah, sesak nafas, mual, muntah, pusing, halusinasi, dan bahkan kejang.

Berdasarkan penyebab Carolina Reaper jadi cabai terpedas di dunia, maka dari itu cabai ini tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh orang yang tidak terbiasa dengan makanan pedas atau yang memiliki masalah kesehatan tertentu. Namun, bagi kamu yang suka tantangan dan sensasi, cabai ini bisa menjadi pilihan yang menarik untuk dicoba. Tapi, jangan lupa untuk mempersiapkan diri dengan baik, seperti menggunakan sarung tangan, minum susu, dan siapkan es batu, jika kamu berani mencoba cabai ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agam Praminsya
EditorAgam Praminsya
Follow Us