Acacia nilotica (unsplash.com/sarangib)
Tanaman ini dikenal dengan batang berdurinya yang keras dan bentuknya yang kokoh. Awalnya ditanam untuk konservasi lahan kering, Acacia nilotica kini malah menjadi masalah karena penyebarannya tak terkendali. Ia menyebar cepat dan mengubah padang rumput alami menjadi semak berduri yang tidak ramah bagi satwa liar.
Pertumbuhannya yang padat membuat tanaman lokal kesulitan berkembang, dan durinya menambah masalah bagi hewan yang mencari makan atau berlindung. Di beberapa wilayah Indonesia, tanaman ini telah menginvasi kawasan padang savana dan menghancurkan habitat satwa endemik. Seolah menjadi pagar berduri yang tak hanya menutup ruang, tapi juga mengusir kehidupan.
Tanaman-tanaman ini mungkin datang dengan niat baik—entah sebagai tanaman hias, penutup lahan, atau sekadar eksotik pelengkap taman. Namun tanpa pengawasan dan pemahaman yang cukup, mereka berubah jadi penjajah senyap yang mematikan. Alam Indonesia yang begitu kaya bisa perlahan kehilangan ragamnya karena dominasi segelintir spesies asing ini.
Mencegah lebih baik daripada membasmi setelah terlambat. Edukasi tentang tanaman invasif penting agar masyarakat tahu mana yang patut ditanam dan mana yang harus diwaspadai. Menjaga keanekaragaman hayati bukan hanya tugas pemerintah atau peneliti, tapi tanggung jawab kita semua.