Sudah jamak diketahui bahwa senjata biologis bisa menjadi salah satu penyebab kepunahan massal. Itu sebabnya, penggunaan senjata biologis dalam peperangan sudah dilarang oleh PBB. Namun, tak ada yang bisa menjamin bahwa senjata biologis tidak digunakan untuk keperluan tertentu di masa depan.
Sebaliknya, dunia seharusnya bersiap dan berusaha sekuat tenaga untuk mencegah penggunaan senjata biologis tersebut. Wabah yang diakibatkan oleh senjata biologis dinilai bisa sangat masif dan mematikan. Bahkan, efek kimia dari senjata-senjata tersebut mampu memengaruhi generasi manusia selanjutnya, misalnya cacat genetik pada bayi yang dilahirkan.
Jurnal berjudul "Disease Now and Potential Future Pandemics" yang diterbitkan dalam Nature Public Health Emergency pada 2019 lalu membahas mengenai wabah masa depan, salah satunya diakibatkan senjata biologis. Ternyata, senjata biologis berupa virus bisa dengan mudah dimodifikasi untuk keperluan tertentu.
Pada akhir 2011 lalu, misalnya, sebuah studi dan penelitian menuai kontra karena berhasil menemukan cara membuat flu burung (H5N1) di dalam tubuh musang (mamalia). Tentu saja, penelitian ini menuai kontroversi dari banyak kalangan ilmuwan dan akademisi karena dianggap mampu menciptakan senjata biologis mematikan. Belum lagi, penelitian tentang virus-virus lainnya di masa depan menyebabkan pandemik tak terkontrol.