6 Fakta Diademed Sifaka, seperti Memakai Ikat Kepala Hias Bangsawan

Sama seperti lemur lainnya, penyebaran diademed sifaka hanya ada di Madagaskar. Sifaka biasanya berada di sisi timur pulau, tapi masing-masing dari empat subspesies memiliki wilayah jelajah yang berbeda. Animal Diversity menginformasikan bahwa sifaka menghuni hutan hujan dataran tinggi, biasanya di ketinggian di atas 800 meter.

Curah hujan di habitat sifaka juga bervariasi, mulai dari 2.000 hingga 4.000 mm per tahun. Sebagian besar curah hujan terjadi selama musim panas.

Spesies lemur ini hampir menghabiskan waktunya berada di atas pohon, tapi terkadang mencari makan dan bermain di tanah. Mereka cenderung aktif saat siang hari serta hidup dalam kelompok yang terdiri dari 2--9 individu. Di dalamnya terdapat beberapa betina dan jantan, lemur muda, dan bayi lemur. Anggota dalam kelompok biasanya berkerabat, terutama betina.

Awalnya dipercayai bahwa betina tetap berada dalam kelompok di mana ia dilahirkan, sementara jantan akan berpindah ke kelompok lainnya. Tapi, lebih banyak studi baru-baru ini mengatakan bahwa betina juga berpindah antar kelompok, dilansir Animalia.

Sebagai herbivora, diademed sifaka hanya memakan dedaunan, bunga, buah-buahan, dan pucuk muda. Diperkirakan ada 25 jenis tanaman yang dikonsumsi oleh kedua subspesies. Propithecus diadema edwardsi bahkan pernah terlihat mengonsumsi tanah, mungkin untuk mendetoksifikas racun tanaman yang dimakannya atau sebagai suplemen tambahan dietnya.

Semua primata memiliki vokalisasi yang kaya dan bervariasi. Hal tersebut digunakan untuk menjaga kohesi dalam kelompok. Terdapat dua panggilan peringatan yang digunakan ketika ada pemangsa. Untuk menandakan adanya pemangsa darat, vokalisasinya terdengar seperti 'tzisk-tzisk-tzisk' dan pemangsa di udara seperti 'honk-honk-honk'.

Selain dari vokalisasi, mereka juga melakukan penandaan aroma, jantan melakukannya dua kali lebih banyak daripada betina. Komunikasi taktil juga dilakukan dan biasanya terjadi antara ibu dan anak serta antarpasangan.

Berdasarkan informasi dari Winconsin National Primate Research Center, semua sifaka memiliki bentuk tubuh yang mirip, ekor dan kaki lebih panjang jika dibandingkan dengan tubuh dan lengannya. Kaki kuatnya digunakan sebagai metode pergerakannya yang khas, mereka menempel pada penyangga vertikal seperti batang pohon lalu melompat di antaranya. Saat beristirahat, mereka akan menempel secara vertikal pada penyangga dengan lutut ditarik erat ke dada.

Semua sifaka bisa melompat dengan baik karena adaptasi bentuk dan postur tubuhnya. Diperkirakan bahwa mereka bisa melompat hingga jarak hampir satu meter. Sementara saat berada di tanah, mereka akan melompat ke samping dengan kaki belakang.

Sistem perkawinan diademed sifaka adalah poligini, hanya jantan dominan yang bisa kawin dengan betina. Menariknya, sub-dominan akan bertindak agresif agar menghentikan jantan dominan untuk kawin. Musim kawinnya dimulai pada bulan Desember dan Januari. Betina mengandung selama enam bulan dan melahirkan 1 atau 2 anak saat musim dingin. Anak-anak tersebut dirawat hingga berumur 2 tahun.

Sekarang kamu tahu bahwa diademed sifaka ternyata menghabiskan banyak waktu di atas pepohonan. Saat ini mereka diklasifikasikan sebagai Critically Endangered dengan total populasi diperkirakan sekitar 6.000--10.000 individu. Sayangnya, populasinya menunjukkan tren penurunan.