6 Fakta Kelam Beelitz Heilstätten, Rumah Sakit Militer di Era Perang Dunia

Pada awalnya, Beelitz-Heilstätten bukanlah tempat yang menyeramkan seperti yang sering diberitakan. Di akhir abad ke-19, bangunan ini didirikan sebagai sanatorium modern untuk pasien TBC yang membutuhkan udara segar dan perawatan intensif. Desainnya sangat maju, lengkap dengan ruang terapi cahaya matahari serta taman luas berkonsep penyembuhan holistik. Orang-orang datang dari berbagai penjuru Jerman untuk mencari harapan sembuh di kompleks megah tersebut. Sayangnya, tempat yang dirancang untuk menyelamatkan nyawa ini akhirnya menjadi saksi penderitaan ribuan orang.

Begitu Perang Dunia I pecah, suasana Beelitz-Heilstätten berubah total. Suara angin dan kicau burung digantikan oleh rintihan prajurit yang terluka berat. Bangunan yang tadinya tenang langsung dipenuhi denting peralatan medis dan kepanikan operasi darurat. Nuansa damai yang dulu jadi identitasnya pun hilang seketika.

Selama perang, ribuan tentara Jerman dirawat di Beelitz-Heilstätten, termasuk mereka yang datang dengan luka yang amat parah. Banyak gedung disulap jadi ruang operasi yang menyala 24 jam tanpa jeda. Para dokter bekerja di bawah tekanan besar, sambil menghadapi kekurangan obat dan alat yang semakin langka. Masa ini jadi titik balik yang menandai awal babak paling kelam dalam sejarah Beelitz.

Salah satu fakta paling kontroversial dari Beelitz-Heilstätten adalah hubungannya dengan Adolf Hitler. Dilansir Unknown World, saat masih jadi prajurit muda, Hitler pernah dirawat di sini setelah terkena pecahan peluru dalam Pertempuran Somme tahun 1916. Ruangan tempat ia dirawat sekarang sering dijadikan spot wisata sejarah dan bahan diskusi yang tak ada habisnya.

Selama era Nazi, Beelitz-Heilstätten kembali mengalami transformasi besar yang jauh dari tujuan awalnya. Kompleks ini diambil alih dan dijadikan rumah sakit khusus bagi pasukan Jerman, termasuk untuk anggota Partai Nazi. Banyak prosedur medis dilakukan di sini, beberapa bahkan masih memancing perdebatan sampai sekarang.

Perang Dunia II membawa gelombang baru pasien yang datang dengan luka parah serta trauma berat. Koridor-koridor panjang rumah sakit kembali dipenuhi pergerakan dokter, perawat, dan prajurit yang ingin bertahan hidup. Setiap lantai menyimpan cerita berbeda yang tak semuanya terekam oleh sejarah resmi. Dan setelah perang berakhir, jejak-jejak tersebut tetap tinggal seperti noda yang sulit dihapus.

Begitu perang berakhir dan Jerman terbagi, Beelitz-Heilstätten masuk ke wilayah yang dikuasai Uni Soviet. Selama hampir 50 tahun, kompleks ini jadi rumah sakit militer Soviet yang aksesnya superketat. Hanya sedikit orang Jerman yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalamnya. Kerahasiaannya membuat banyak rumor beredar, mulai dari eksperimen medis sampai cerita-cerita gelap tanpa bukti jelas.

Tentara Soviet yang ditempatkan di Jerman Timur dirawat di sini untuk berbagai keperluan medis dan pemulihan. Nuansa bangunannya berubah total, sebab bertahun-tahun berada di bawah pengelolaan orang asing. Setelah runtuhnya Tembok Berlin dan penyatuan kembali Jerman, Uni Soviet perlahan meninggalkan rumah sakit ini. Sejak saat itu, banyak fasilitasnya membusuk karena tidak terurus, sehingga suasana Beelitz makin terasa angker dan penuh misteri.

Di akhir era 1990-an, Beelitz-Heilstätten benar-benar kosong dan terbengkalai. Dinding yang mengelupas, kaca pecah, sampai kursi operasi tua menciptakan suasana yang creepy sekaligus memikat. Karena vibe-nya unik, banyak pembuat film menjadikannya lokasi syuting. Film besar seperti The Pianist pun mengambil beberapa adegan di sini.

Bukan cuma film, para fotografer dan pecinta urban exploration juga pada berdatangan. Mereka suka dengan perpaduan antara kehancuran dan keindahan yang terasa sangat fotogenik. Setiap sudutnya seperti “siap difoto” tanpa perlu properti tambahan. Tapi justru karena banyak foto bernuansa menyeramkan itu, reputasi angker Beelitz makin terdongkrak.

Pada akhirnya, Beelitz-Heilstätten bukan sekadar bangunan tua yang ditinggalkan, tetapi potongan sejarah yang menyimpan berbagai wajah masa lalu. Setiap dindingnya memantulkan kisah tentang kehidupan, peperangan, dan perubahan besar yang pernah mengguncang Eropa. Dan meski kini berdiri sebagai destinasi wisata sejarah dan eksplorasi, jejak kelamnya tetap menjadi pengingat bahwa dunia pernah melewati masa-masa yang jauh dari kata indah.