Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Glyptodon (commons.wikimedia.org/Jaaproosart)
Glyptodon (commons.wikimedia.org/Jaaproosart)

Apakah kamu tahu, ternyata di bumi ini pernah hidup armadillo purba raksasa, lho! Hewan purba ini dikenal dengan nama glyptodon. Meskipun sudah punah, fosil-fosilnya menyimpan banyak cerita tentang kehidupan masa lalu. Dengan tubuh besar yang dilindungi cangkang keras, glyptodon menjadi salah satu megafauna yang menarik untuk dipelajari.

Glyptodon merupakan megafauna purba yang ditemukan di wilayah Amerika Selatan. Fosil hewan ini ditemukan pada tahun 1814. Sebagai kerabat armadillo modern, tentunya glyptodon punya banyak keunikan yang membuatnya berbeda. Mulai dari habitatnya yang luas, tubuhnya yang kokoh, hingga cara hidupnya yang menarik, hewan ini menjadi saksi sejarah yang tak tergantikan. Yuk, simak selengkapnya tentang fakta menarik dari glyptodon di artikel ini!

1. Ukuran tubuhnya setara dengan berat mobil kecil

ilustrasi glyptodon (commons.wikimedia.org/Zissoudisctrucker)

Glyptodon bisa dibilang seperti “versi raksasa” dari armadillo modern. tetapi memiliki ukuran yang besar. Dilansir Jaksonville Zoo and Gardens, panjang tubuh glyptodon mencapai 3,35 meter dan beratnya sekitar 2.000 kilogram atau setara 2 ton. Glyptodon benar-benar mengesankan, yah! Tubuhnya dilapisi cangkang keras yang terbuat dari sekitar 1.800 lempeng tulang kecil. Meski tampak seperti kura-kura, glyptodon tidak bisa masuk ke dalam cangkangnya untuk berlindung. Sebagai gantinya, kepalanya dilindungi oleh pelat tulang kokoh. Ukuran tubuh yang besar dan cangkangnya yang tebal membuat glyptodon mampu melawan predator ganas pada zamannya.

2. Glyptodon memiliki habitat luas dan beragam

ilustrasi glyptodon (commons.wikimedia.org/Connor Ashbridge)

Dilansir Britannica, glyptodon diketahui hidup sekitar 5,3 juta hingga 11.700 tahun yang lalu, tepatnya di zaman Pliosen dan Pleistosen. Glyptodon tersebar di wilayah Amerika Selatan, seperti Argentina, Brasil, Paraguay, hingga Kolombia. Habitatnya pun beragam, mulai dari padang rumput, hutan lembap, hingga daerah pegunungan.

Adaptasi yang baik terhadap lingkungan memungkinkan glyptodon bertahan dalam berbagai kondisi geografis. Namun, perubahan iklim drastis dan kedatangan manusia akhirnya menjadi faktor utama yang menyebabkan kepunahan hewan ini.

3. Merupakan herbivora rakus yang memiliki rahang sangat kuat

Rangka kepala dari glyptodon (commons.wikimedia.org/Cantonal museum of Zoology)

Berbeda dari armadillo modern yang merupakan omnivora, glyptodon adalah herbivora sejati. Makanan favoritnya adalah tumbuh-tumbuhan seperti daun, rumput, dan buah-buahan. Dengan tubuhnya yang besar, glyptodon membutuhkan asupan makanan dalam jumlah besar setiap hari. Hewan ini memiliki rahang kuat dengan tonjolan besar yang berfungsi menggiling makanan keras, seperti dedaunan atau ranting kecil. Selain itu, lidah glyptodon yang besar juga membantunya menelan makanan dengan lebih efisien. Bisa dibayangkan, betapa rakusnya glyptodon saat sedang makan!

4. Glyptodon diketahui mampu hidup hingga umur 60 tahun

Glyptodon (flickr.com/Tim Evanson)

Dilansir Extinct Animals, glyptodon diperkirakan memiliki umur yang cukup panjang, yaitu hingga 60 tahun. Meski begitu, kehidupan mereka tidak selalu mudah. Glyptodon dikenal sebagai hewan yang teritorial, sering bertarung dengan sesamanya untuk mendapatkan pasangan. Meskipun cangkangnya keras, glyptodon tetap rentan terhadap serangan di bagian kepalanya.

5. Manusia menjadi pemangsa utama mereka

Glyptodon (commons.wikimedia.org/Pavel.Riha.CB)

Dilansir Natural Museum History, kepunahan glyptodon sekitar 11.000 tahun yang lalu salah satunya disebabkan oleh kedatangan manusia. Kehadiran manusia menyebabkan populasi glyptodon menurun pada masa itu. Ukuran tubuhnya yang besar membuat glyptodon menjadi sumber makanan yang menarik bagi manusia purba. Sebelum datangnya manusia, hewan seperti smilodon (macan bertaring tajam), protocyon (anjing liar purba) menjadi pemangsa utama glyptodon. Pemangsa-pemangsa ini menyerang glyptodon pada bagian kepalanya karena ditemukan retakan pada tengkorak mereka.

6. Ukuran tubuhnya yang besar membuatnya berjalan lebih lambat dan mudah diburu

ilustrasi glyptodon (commons.wikimedia.org/Luca Mendieta)

Meskipun ukuran tubuhnya memberikan perlindungan dari serangan, ternyata terdapat kelemahannya. Ukuran tubuhnya yang besar membuat glyptodon bergerak lambat, sehingga mudah diburu oleh manusia maupun predator lain. Kelemahan ini menjadi salah satu alasan utama mengapa glyptodon sulit bertahan ketika ekosistemnya berubah.

Gimana, menarik bukan fakta-fakta dari hewan purba yang satu ini? Penemuan fosil glyptodon menjadi kunci penting bagi para paleontolog untuk memahami hewan purba satu ini. Melalui penelitian fosil ini, ilmuwan mulai mempelajari bagaimana glyptodon hidup, beradaptasi dengan lingkungannya, hingga berinteraksi dalam ekosistem purba. Cangkang glyptodon yang tebal dan tahan lama sering ditemukan dalam kondisi baik, sehingga menjadi salah satu sumber informasi berharga bagi ilmu pengetahuan. Lewat fosilnya, kita bisa membayangkan seperti apa kehidupan di masa purba dan bagaimana hewan-hewan besar ini berjuang untuk bertahan hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team