nutria atau Myocastor coypus (pixabay.com/manfredrichter)
Kawanan coypu yang lepas nyatanya tidak dimakan predator dan mampu menciptakan populasi baru. Sayangnya, di lingkungan yang baru, mereka dianggap sebagai spesies invasif dan membawa sejumlah kerusakan.
Yang pertama karena kebiasaan makannya yang destruktif. Nutria mampu makan sebanyak 25 persen dari berat tubuhnya. Di samping itu, seperti pada penjelasan sebelumnya, hewan pengerat tersebut bisa membabat habis bagian ranting hingga akar sebuah tanaman.
Dari Treehugger, Departemen Margasatwa dan Perikanan Louisiana mencatat, pada awal 2000-an, Myocastor coypus telah merusak 100 ribu hektar lahan basah per tahun. Di sejumlah tempat, spesies tersebut dianggap sebagai hama karena memakan tanaman pertanian, seperti padi, gandum, dan jagung.
Nah, kebiasaan makan tersebut tentu mengakibatkan musnahnya vegetasi rawa. Soalnya, ketika bagian akar sudah tidak ada, maka tanaman pun tak mampu tumbuh lagi. Tidak hanya itu, hilangnya akar tumbuhan menyebabkan struktur tanah tidak stabil, mengalami erosi, dan berpotensi menjadi perairan terbuka.
Kedua, kebiasaan menggali coypu ternyata merusak tanggul pengendali banjir, lho. Berdasarkan laman Live Science, apabila telah rusak akibat aktivitas tikus-tikus tersebut, tanggul perlu dibangun kembali semula.
Selain persoalan lingkungan, Myocastor coypus juga menimbulkan masalah kesehatan, nih. Dilansir Live Science, mereka merupakan inang bagi sejumlah parasit meliputi cacing pita, nematoda, cacing hati, serta parasit penyebab tuberkulosis. Oleh sebab itu, manusia dan hewan sebaiknya gak minum air dari sumber yang tercemar feses maupun kencing nutria.