Sebelum masa Renaissance, sebenarnya high heels sudah mulai dikenakan oleh perempuan juga, lho! Sayangnya, pada saat itu high heels masih membuat perempuan yang memakainya justru terlihat maskulin sehingga penggunaannya pun memang tak seramai laki-laki.
Beberapa dekade setelah high heels tak lagi dikenakan laki-laki, para perempuan pun mulai kembali membangkitkan tren high heels dan berhasil mengubah citra maskulin dari high heels menjadi feminin. Hal tersebut dikarenakan pada saat itu kaki serta betis yang terlihat jenjang mulai dianggap sebagai aset perempuan yang melambangkan kecantikan.
Karenanya para pengrajin sepatu pun lantas ikut berusaha untuk mendesain dan mengubah bentuk high heels agar terlihat semakin cantik dan feminin. Dan pada akhirnya, high heels pun mulai dianggap sebagai salah satu fashion item yang wajib dipakai oleh perempuan di abad ke-18.
Karena banyaknya perempuan yang memakai high heels dan bagaimana para lelaki juga sudah tak lagi tertarik dengan sepatu berhak tinggi, pada akhirnya citra high heels pun mulai bertransisi menjadi feminin. Dan karenanya, sejak abad ke-18 pun high heels sudah lebih dikenal sebagai sepatu untuk perempuan ketimbang pria.
Nah, itulah 6 fakta sejarah evolusi maskulinitas dari high heels. Jadi gimana nih, apakah kamu termasuk orang yang menyayangkan evolusi ini atau justru mensyukuri adanya evolusi ini? Yuk, coba bagikan pendapatmu di kolom komentar!