Golden-bellied Mangabey (Cercocebus chrysogaster) adalah salah satu primata unik dari Afrika Tengah yang jarang dikenal banyak orang. Sesuai namanya, monyet ini memiliki perut berwarna keemasan yang kontras di tubuhnya. Selain penampilannya yang khas, mereka juga punya perilaku sosial yang menarik dan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan, tempat ia hidup disana. Yuk, simak deretan fakta unik tentang primata eksotis ini!
6 Fakta Unik Golden-bellied Mangabey, Keunikan Sama Seperti Hamster!

Intinya sih...
Primata ini endemik di Republik Demokratik Kongo, hidup di hutan terra firme kering dan terkadang masuk ke pemukiman warga.
Mereka memiliki bulu berwarna emas, wajah ekspresif, dan kantung pipi seperti hamster, serta lebih suka di tanah daripada di pohon.
Hidup dalam kelompok besar, primata ini terancam punah karena deforestasi dan perburuan untuk dikonsumsi atau dijual.
1. Endemik Salah Satu Negara di Afrika Tengah
Primata ini hanya dapat ditemukan di Republik Demokratik Kongo, yang dapat ditemukan di selatan Sungai Kongo. Di sana terdapat sebuah rawa dan hutan yang jauh lebih kering yang disebut sebagai terra firme. Dilansir dari New England Primate Conservancy, studi menunjukkan bahwa mereka lebih suka menghabiskan sebagian besar waktunya di hutan terra firme kering, yang di mana tempat ini menjadi sumber atau tempat mereka mencari makanan. Namun, diketahui juga bahwa mereka terkadang ditemukan di pemukiman warga, karena berkurangnya wilayah jelajah mereka akibat terfragmentasi.
2. Memiliki Penampilan yang Amat Mewah
Dari namanya saja kita tahu bahwa mereka memiliki bulu berwarna emas. Warna bulu emas ini sebenarnya berwarna kombinasi oranye dan kuning, tetapi warna kombinasi ini sekilas terlihat seperti warna emas. Warna ‘emas’ ini menutupi bagian dada, perut, hingga paha bagian dalam. Warna ‘emas’ ini begitu mencolok dari bulu dasarnya, yang sebagian besar bulunya didominasi dengan warna cokelat keabu-abuan, abu-abu, atau cokelat. Mereka juga dikenal memiliki wajah yang ekspresif, dilansir dari New England Primate Conservancy, saat mereka sedang berinteraksi secara agresif, mereka akan saling mengedipkan kelopak mata dengan mengangkat alis untuk mempertegas tatapan mereka.
Mereka mempunyai ukuran yang cukup besar yaitu sekitar 40 hingga 80 cm, dan ekor yang sangat panjang sekitar 45 hingga 100 cm. Diketahui juga bahwa mereka menunjukkan dimorfisme seksual yang mencolok pada perbedaan ukuran tubuh pada jantan dan betina dan juga akan sangat berpengaruh pada berat badannya. Jantan memiliki ukuran yang lebih besar dari betina, jantan memiliki berat badan sekitar 6 hingga 14 kg, sementara betina hanya 4 hingga 8 kg saja.
3. Mempunyai Kantung Pipi Seperti Hamster
Mereka bukan picky eater, mereka tidak sering pilih-pilih makanan. Bahkan mereka tidak masalah jika harus memakan buah yang masih mentah. Walau begitu, mereka sangat menyukai buah-buahan dan biji-bijian. Mereka dapat dengan mudah memecahkan biji-bijian yang keras dengan menggunakan gigi taring mereka yang besar. Selain itu, dikutip dari New England Primate Conservancy, mereka dapat menyimpan makanan di kantung pipinya, yang sama halnya dengan pipi hamster. Selain buah dan biji, mereka juga memakan serangga, dan bahkan baru-baru ini mereka diketahui memakan hewan mamalia berukuran sedang, seperti luwak dan antelop yang berukuran kecil. Namun dibalik kebiasaannya memakan biji-bijian ini, ternyata mereka berperan besar dalam regenerasi hutan, akan tetapi hal ini belum diketahui lebih lanjut.
4. Lebih Menyukai di Tanah Dibandingkan dengan Pohon
Tidak seperti primata lainnya yang biasanya lebih banyak beraktivitas di pepohonan, primata ini lebih menyukai menghabiskan waktunya di tanah, dan pergi ke pepohonan hanya untuk mencari buah-buahan, beristirahat, atau berlindung dari hujan – istilah ini disebut sebagai semi-terestrial. Selain itu, dikutip dari Bio Explorer, mereka juga dikenal memiliki sifat krepuskular atau cenderung lebih aktif saat sebelum fajar – hal ini akan memudahkan mereka pada saat mencari makanan tanpa gangguan dari spesies lainnya.
5. Diketahui Hidup dalam Kelompok yang Sangat Besar
Di sisi lain, mereka hidup dalam kelompok yang cukup besar, yaitu sekitar 8-30 ekor, bahkan ada yang meyebut juga bahwa terdapat kelompok yang bisa mencapai 100 ekor per kelompoknya. Namun, hal ini masih perkiraan, dikarenakan masih minimnya penelitian terhadap primata ini. Dalam kehidupan berkelompoknya, biasanya akan dipimpin oleh jantan.
Dalam kehidupan kelompoknya pasti tidak luput dengan bentuk komunikasi yang dijalin oleh mereka. Mereka menggunakan vokalisasi dan ekspresi wajah untuk berkomunikasi. Namun uniknya, panggilan suaranya yang keras dapat terdengar dari kejauhan. Dilansir dari Bio Explorer, mereka memiliki kantung tenggorokan khusus yang memungkinkan suara panggilannya bisa terdengar hingga jarak satu mil jauhnya.
6. Status Terancam yang Mengkhawatirkan
Kini primata ini telah berstatus Endangered atau terancam punah oleh IUCN dan masuk dalam The IUCN’s Red List Threatened Species. Populasinya terus menurun karena habitatnya terus berkurang akibat penebangan pohon. Apalagi mereka sangat bergantung pada pohon untuk mencari makanan favoritnya yaitu buah-buahan. Walaupun mereka bisa mencari makan di tanah, tetapi masalah besar menghantui mereka. Sebab, hutan sudah tidak lagi menjadi sumber makanannya, sehingga mereka sering masuk ke pemukiman warga untuk mencari makanan di perkebunan atau pertanian warga, hingga para petani atau pekebun sering menganggapnya sebagai hama dan kemungkinan besar mereka akan membuat primata ini terluka dan mungkin saja kematian. Selain itu, diburu untuk dikonsumsi dan dijual di pasar hewan menjadi ancaman besar bagi mereka juga.
Golden-bellied Mangabey mungkin tidak seterkenal gorila atau simpanse, tetapi keberadaannya sangat penting bagi kelestarian hutan di Afrika Tengah. Dengan ciri khas perut keemasannya, primata ini menjadi pengingat betapa kayanya keanekaragaman hayati dunia. Namun, ancaman deforestasi dan perburuan membuat masa depan mereka penuh tantangan. Sayangnya, hingga saat ini belum ada tindakan khusus bagi mereka, yang menyebabkan populasinya terus diambang kepunahan. Hal ini memang masih kurangnya penelitian terhadap primata ini. Dengan peduli pada keberadaan Golden-bellied Mangabey, kita ikut menjaga keseimbangan hutan dan keanekaragaman hayati global.