Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Penyebab Anemia pada Kucing, Masih Sering Dianggap Remeh

ilustrasi kucing yang sedang sakit (pexels.com/freestocks.org)
ilustrasi kucing yang sedang sakit (pexels.com/freestocks.org)

MSD Veterinary Manual mendefinisikan anemia sebagai suatu kondisi penurunan level eritrosit atau sel darah merah, hemoglobin, dan atau packed cell volume. Tidak hanya terjadi pada manusia, keadaan ini juga bisa ditemukan pada hewan, termasuk kucing.

Anemia sendiri bukanlah sebuah diagnosa, tetapi merupakan gejala klinis yang ditandai dengan kondisi berupa perubahan warna selaput lendir, seperti gusi yang menjadi pucat, serta hewan jadi lebih mudah lelah, seperti dilansir VCA Hospitals. Anemia pada kucing dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

1.Trauma

ilustrasi kucing yang sedang sakit (pixabay.com/Daga_Roszkowska)
ilustrasi kucing yang sedang sakit (pixabay.com/Daga_Roszkowska)

Trauma seperti tertabrak kendaraan sehingga timbul luka parah bisa menyebabkan terjadinya anemia pada kucing. MSD Veterinary Manual menyebutkan, jika kucing kehilangan 30-40 persen dari total volume darah, maka bisa terjadi syok hingga kematian.

Oleh sebab itu, jika kucing mengalami kecelakaan, segera bawa ke dokter hewan terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi gawat darurat seperti ini tidak bisa menunggu lama karena keselamatan nyawa menjadi taruhan.

2.Penyakit

ilustrasi hewan kucing (pexels.com/Анна)
ilustrasi hewan kucing (pexels.com/Анна)

Layaknya manusia, kucing pun juga bisa menderita berbagai penyakit parah yang berakibat fatal. Beberapa penyakit tersebut bahkan mampu menyebabkan terganggunya produksi sel darah merah, sehingga muncul kondisi anemia.

VCA Hospitals menyebutkan bahwa penyakit ginjal atau liver kronis, autoimun, Feline Leukemia Virus (FeLV), serta Feline Immunodeficiency Virus (FIV) bisa menekan sumsum tulang belakang. Akibatnya, produksi sel darah merah turun drastis dan menimbulkan kejadian yang fatal.

3. Infestasi cacing berat

ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Dim Hou)
ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Dim Hou)

Kasus infestasi cacing cukup umum dijumpai pada kucing peliharaan. Sayangnya, kondisi ini sering disepelekan karena mungkin cacing yang keluar dari tubuh hanya satu atau dua ekor saja.

Namun, jumlah yang terlihat sedikit tersebut tentu akan berkembang pesat tanpa adanya tindakan pengobatan yang tepat. Dilansir Cornell Feline Health Center, cacing gilig dan cacing kait dapat menyebabkan anemia bila derajat infestasinya berat. Ketika kondisi ini diderita oleh kucing muda, tingkat kematiannya bisa sangat tinggi.

4.Infestasi ektoparasit berat

ilustrasi kucing menggaruk (pexels.com/Cats Coming )
ilustrasi kucing menggaruk (pexels.com/Cats Coming )

Pinjal atau sering disebut kutu loncat merupakan salah satu ektoparasit yang paling banyak ditemukan pada tubuh kucing. Keberadaan parasit ini umumnya bisa menyebabkan gatal akibat luka tusuk yang ditimbulkan ketika menghisap darah.

Gatal yang sering kali dianggap tidak membahayakan nyawa membuat pemilik kucing cenderung tidak menaruh banyak perhatian untuk kasus tersebut. Padahal, pinjal bisa menimbulkan kerugian yang sangat serius bagi kucing sebagai inangnya.

Dilansir Cornell Feline Health Center, infestasi pinjal derajat berat bisa menimbulkan anemia pada hewan muda. Kondisi anemia tersebut sering kali sangat berat, sehingga kucing muda rentan mengalami kematian.

5.Infeksi oleh parasit darah

ilustrasi induk kucing dan anaknya (unsplash.com/Mohak Makin)
ilustrasi induk kucing dan anaknya (unsplash.com/Mohak Makin)

Sel darah merah memiliki jangka waktu aktif selama sekitar 70-80 hari, lalu secara otomatis akan dirombak dan tubuh memproduksi sel darah merah baru, seperti dilansir Cornell Feline Health Center.

Namun, ketika kucing terinfeksi oleh parasit darah, salah satunya akibat Mycoplasma haemofelis, umur sel darah merah jadi lebih pendek. Dilansir VCA Hospitals, parasit darah tersebut dapat merusak secara langsung dan mengakibatkan sel darah merah dianggap benda asing, sehingga dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh. Inilah yang mengakibatkan terjadinya anemia hingga kematian pada kucing.

6.Keracunan

ilustrasi memberikan obat pada kucing (hillspet.com)
ilustrasi memberikan obat pada kucing (hillspet.com)

Anemia juga bisa disebabkan oleh kucing yang mengalami keracunan. Racun bisa berasal dari berbagai sumber, seperti parasetamol dan obat manusia lainnya, bawang, seng, dan tembaga.

Oleh sebab itu, jangan sembarangan memberikan sesuatu untuk kucing, baik itu makanan atau obat-obatan. Sedikit kecerobohan yang dilakukan oleh pemilik bisa membuat nyawa kucing tidak terselamatkan.

Derajat keparahan anemia bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga berat. Bila cat owner mendapati kucingnya menjadi lebih pucat dan mudah lelah, ada baiknya segera memeriksakannya ke dokter hewan agar kondisi kesehatannya dapat diketahui dengan pasti. Jangan tunggu hingga tumbang, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us