Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret pasukan Janissary (historicseries.com)

Seperti yang telah umum diketahui bahwa Kesultanan Ottoman merupakan salah satu kerajaan besar yang kuat dalam sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan luasnya pengaruh kekuasaan dan kuatnya militer Ottoman pada masa itu. Dengan kekuatan militer yang dominan, Ottoman tentu memiliki pasukan yang kuat. 

Dalam sejarahnya, Ottoman memiliki pasukan elite yang dikenal sebagai Janissary. Pasukan itu banyak mewarnai keberhasilan Ottoman dalam menaklukan berbagai wilayah. Penasaran dengan sejarah dan kiprah Janissary? Mari simak ulasan berikut ini!

1. Asal usul dan sejarah awal Janissary

Janissary berbaris dalam pertempuran (lordofthecraft.net)

Asal muasal terbentuknya korps Janissary, diperkirakan terjadi pada masa kepemimpinan sultan Orhan (1323-1362) dan wazir Alaeddin yang membuat pondasi dari berdirinya pasukan Janissary. Kemudian pembentukan dan penyempurnaan dari Janissary dilakukan pada kepemimpinam sultan Murad I (1362-1389). 

Pada saat kepemimpinan sultan Murad I, wazir Çandarlı Kara Halil Hayreddin Pasha mengusulkan untuk membentuk sekelompok pasukan elit yang direkrut berdasarkan sistem devşirme, sebuah sistem yang mana merekrut anak-anak berlatar belakang Kristen dari wilayah Balkan untuk dijadikan pasukan.

Dilansir dari allaboutturkey.com nama Janissary diambil dari kalimat dalam bahasa Turki Utsmaniyah yakni Yeniçeri, adapun Yeni berarti Baru dan Çeri berarti Prajurit. Sehingga dengan demikian Janissary secara bahasa dapat diartikan sebagai "Pasukan Baru".

2. Pajak darah di dalam sistem perekrutan Janissary

potret perekrutan Janissary (atlasobscura.com)

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya  bahwa perekrutan Janissary dilakukan dengan sistem devşirme atau bisa disebut juga sebagai pajak darah. Dikutip dari The New Encyclopedia of Islam, anak laki-laki dari berbagai wilayah Balkan seperti Albania, Bulgaria, Yunani, Hungaria, Kroasia, dan Serbia belatar belakang non Muslim diadopsi dan dipungut untuk dijadikan pasukan yang berdisiplin tinggi.

Pertama-tama anak-anak tersebut diadopsi dan disunat kemudian di mualafkan. Selanjutnya mereka akan diajarkan bahasa Turki, pemahaman agama Islam, serta budaya masyarakat Ottoman. Setelah melewati tahap itu, para calon Janissary akan mulai diseleksi berdasarkan bakat dan dilatih sesuai dengan bidangnya seperti memanah, menembak, bertarung, ahli artileri, ahli agama, pengrajin, dan berbagai kehalian lainnya.

3. Dididik dengan disiplin tinggi dan aturan yang ketat

Janissary bergotong royong saat memasak (atlasobscura.com)

Dalam pelatihannya, seorang Janissary dilatih dan dididik dibawah disiplin militer yang sangat tinggi. Aturan-aturan yang menyertai Janissary pun terbilang ketat. Janissary dilarang menikah hingga umur 40 tahun, mereka juga harus mempraktikan religiusitas secara penuh dan berusaha meninggalkan segala kenikmatan duniawi. 

Selama hidupnya, Janissary harus terus menjalani pelatihan dan disiplin yang ketat. Janissary juga dituntut untuk bereksperimen dengan bentuk-bentuk baru taktik di medan perang.

Janissary harus berkomitmen kuat dalam menjaga serta melindungi sultan dan takhtanya. Janissari juga diajarkan untuk mengikuti ajaran sekte Bektashi dari darwis Haji Bektash Veli, yang menjadi ajaran pokok dari pasukan Janissary.

4. Persenjataan dan perlengkapan Janissary

senjata Ottoman di museum (madeinturkeytours.com)

Dari segi perlengkapan dan persenjataan, seorang Janissary dilengkapi dengan beberapa senjata tajam dan senjata api. Umumnya Janissary dipersenjatai dengan pedang pendek yang disebut dengan Yatağan, senjata yang juga menjadi simbol Janissary. Selain itu, Janissary dilengkapi dengan kapak, tombak, belati, tongkat, dan Kılıç pedang dengan bilah yang melengkung.

Untuk senjata jarak jauh, Janissary dilengkapi dengan busur dan anak panah. Senapan juga menjadi senjata Janissary yang paling penting. Beberapa Janissary juga banyak menggunakan meriam tangan.

Janissary juga terkenal dengan seragam uniknya, Janissary mengenakan topi khusus yang disebut sebagai "börk". Topi-topi ini juga memiliki tempat penahan di depan, yang disebut kaşıklık.

5. Peran dalam penaklukan Konstatinopel tahun 1453

penaklukan Konstatinopel (heritagedaily.com)

Penaklukan kota Konstatinopel pada tahun 1453 oleh sultan Mehmet II (Fatih Sultan Mehmet) menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah kesultanan Ottoman. Dalam peristiwa tersebut, tercatat pasukan Janissary juga memainkan peranan penting untuk kemenangan pasukan Ottoman.

Dilamsir dari The Fall of Constantinople, I: The Testimony of the Contemporary Greek and Latin Writers, sekitar 5.000 hingga 10.000 pasukan Janissary dikerahkan dalam pengepungan Konstatinopel.

6. Berperan penting dalam ekspansi militer kesultanan Ottoman

pasukan Janissary menghadapi Austria (renegadetribune.com)

Tak hanya berperan dalam penaklukan Konstatinopel, Janissary juga sangat berperan dalam ekspansi kesultanan Ottoman lainnya. Terutama saat perang antara Ottoman melawan kesultanan Mamluk, yang berakhir dengan kemenangan Ottoman dan runtuhnya kesultanan Mamluk. Selain itu, Janissary juga mewarnai ekspansi Ottoman ke benua Eropa.

Tercatat Janissary sangat berperan di dalam beberapa pertempuran antara Ottoman dengan kerajaan Eropa, termasuk dalam ekspansi Ottoman ke Hungaria dan Austria. Janissary diketahui cukup berperan aktif dalam berbagai pertempuran dan pengepungan seperti Pengepungan Vienna (1529), Perang Creta (1645–1669), Pertempuran Chaldiran (1514), Pengepungan Malta (1565), Pertempuran Mohács (1526), dan beberapa perang lainnya.

7. Kudeta terhadap Sultan hingga berujung pada pembubaran Janissary

pemberontakan Janissary (wikimedia.org)

Dengan kekuatan dan prestise yang semakin dominan, di abad ke-17 Janissary mulai melakukan tindakan yang mengarah kepada pemberontakan dan perlawanan terhadap otoritas sultan dan istana. Aturan-aturan yang sebelumnya mengekang dan membentuk Janissary, satu per satu mulai dihilangkan. Sultan yang mencoba melawan pun banyak yang menjadi korban kudeta istana oleh Janissary, seperti sultan Osman II, sultan Ahmed III, dan sultan Selim III yang ditumbangkan oleh Janissary.

Namun pada akhirnya, sultan Mahmud II mulai sadar akan penyalahgunaan kekuatan oleh Janissary dan memulai strategi untuk menghapuskan korps Janissary. Sampai terjadinya peristiwa yang disebut dengan Vaka-i Hayriye pada 15 Juni 1826 dimana pemberontakan Janissary berhasil dipadamkan dan sekitar 6.000 Janissary berhasil dieksekusi mati. Sejak saat itu, pasukan Janissary yang melegenda secara resmi dibubarkan dan hilang dalam tubuh kemiliteran Ottoman.

Nah, itulah sejarah mengenai sejarah Janissary yang mewarnai sejarah panjang kemiliteran Ottoman. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team