7 Fakta Kuda Nil Kerdil, Anaknya Sangat Imut dan Menggemaskan! 

Kuda nil kerdil hanya ditemukan di daerah hutan dataran rendah dan tidak pernah jauh dari sumber air. Hewan ini menggunakan rawa-rawa dan sungai sebagai tempat berlindung dari bahaya dan menjaga kulit sensitif mereka agar tetap lembap. Kuda nil kerdil biasanya ditemukan di lubang yang dalam di sisi tepi sungai. Lubang ini tidak mereka gali sendiri, melainkan mereka hanya memperbesar lubang yang sudah ada. Sebagian besar bagian lubang ini terendam di bawah permukaan air, sehingga ideal untuk gaya hidup kuda nil kerdil yang semi-akuatik.

Secara umum, kuda nil kerdil memiliki bentuk yang sama dengan kuda nil biasa. Hanya ukurannya saja yang lebih kecil, yaitu memiliki berat 160–275 kilogram, dengan panjang tubuh 1,5–1,75 meter. Kuda nil kerdil memiliki empat kaki pendek dan terdapat empat jari pada setiap kakinya. Kaki ini menopang rangka tubuhnya yang besar dan gemuk. Kulit kuda nil ini memiliki warna hitam kehijauan atau cokelat, serta bagian bawah tubuh yang berwarna abu-abu dan krem. Telinga dan lubang hidung kuda nil kerdil memiliki katup otot yang kuat untuk membantunya menyelam di bawah air.

Kuda nil kerdil memiliki kelenjar sekresi besar di bagian dermis. Kelenjar ini memberikan semburat merah muda pada tubuh kuda nil dan sering disebut dengan “keringat darah”, meski sebenarnya hasil sekresi ini bukanlah keringat atau darah. Hasil sekresi ini merupakan zat hipposudoric acid, yang bersifat antiseptik dan dapat menjadi tabir surya. Zat ini dapat melindungi kulit sensitif kuda nil kerdil dari sinar matahari.

Kuda nil kerdil umumnya memakan daun, akar, tunas, serta buah-buahan yang berada di dekat sungai. Hewan ini juga dapat mencari makanan di bagian lantai hutan atau di rawa-rawa. Jika dibutuhkan, kuda nil kerdil dapat berdiri dengan kaki belakangnya untuk meraih makanan tinggi yang berada di pohon. Hewan ini dapat menghabiskan waktu selama 6 jam per hari untuk makan.

Kuda nil kerdil umumnya hidup secara soliter dan menghindari sesama spesies, kecuali ketika musim kawin. Ketika bertemu satu dengan lainnya, hewan ini biasanya saling mengabaikan. Mereka akan menandai wilayah masing-masing menggunakan fesesnya. Kuda nil kerdil aktif pada sore hingga malam hari. Waktu siang hari mereka habiskan untuk beristirahat di dalam air atau di tepi sungai.

Kuda nil kerdil tidak memiliki musim kawin tertentu, sehingga dapat kawin kapan saja sepanjang tahun. Periode kehamilan hewan ini terjadi selama 184–210 hari lamanya. Setelahnya akan dilahirkan satu anak dengan berat 3,4–6,4 kilogram. Anak kuda nil akan menyusu pada induknya selama 6–8 bulan hingga akhirnya disapih.

Kuda nil kerdil di alam liar hanya dapat ditemukan di empat negara di Afrika Barat. Hewan ini masuk ke dalam kategori endangered atau terancam punah berdasarkan data IUCN Red List. Diperkirakan saat ini hanya tersisa kurang dari 3.000 ekor kuda nil kerdil di habitat aslinya.

Menurunnya jumlah populasi kuda nil kerdil diakibatkan hutan yang menjadi habitat mereka ditebang atau dibakar, serta sungai tempat mereka berenang tercemar oleh manusia. Oleh karena itu, diperlukan perlindungan yang lebih agar kuda nil kerdil tidak punah di alam liar. Tentunya kita mau melihat teman-teman Moo Deng lainnya di masa depan, bukan?