Dalam dunia politik dan pemerintahan, tidak banyak sosok perempuan yang terpilih untuk menjadi pemimpin sebuah negara. Namun dunia pernah mencatat seorang perempuan hebat, Margaret Thatcher yang berhasil menjadi perdana menteri perempuan pertama Inggris dalam sejarah.
Kemenangannya terjadi pada tahun 1979. Gak hanya itu, ia pun tercatat sebagai perempuan pertama di Eropa yang menjadi perdana menteri. Tak cukup itu, masih banyak juga hal menarik dari kehidupannya, berikut diantaranya.
Lahir pada 13 Oktober 1525 di Grantham, Lincolnshire sebagai Margaret Hilda Roberts, ia adalah putri seorang pedagang grosir dan anggota dewan kotapraja lokal yang kemudian menjadi walikota Grantham, Inggris.
Sejak kecil, Margaret tampil menjadi seorang anak cerdas. Setelah lulus sekolah dasar, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah Putri Kestevhen and Grantham berkat nilai rapornya yang bagus.
Ia kemudian mengecap pendidikan di Oxford University jurusan Kimia spesialisasi X-ray crystallography. Meski begitu, ia justru menunjukan ketertarikan di dunia politik. Terbukti dengan pernahnya ia menjabat sebagai Presiden Asosiasi Konservatif.
Meskipun ia berencana untuk mengejar karir politik, Thatcher lulus dari Universitas Oxford pada tahun 1947 dengan gelar kimia. Setelah bertugas sebagai ahli kimia penelitian untuk perusahaan plastik, Thatcher bekerja sebagai ilmuwan makanan di J. Lyons and Co.
Disana ia menjadi bagian dari tim yang menemukan metode untuk meningkatkan jumlah udara yang disuntikkan ke dalam es krim sehingga bisa diproduksi dengan bahan lebih sedikit dengan biaya lebih rendah. Terobosan ini menghasilkan produksi es krim soft-service, yang dihidangkan dari truk-truk di seluruh Inggris dengan merek Mr. Whippy.
Thatcher, yang merupakan salah satu presiden wanita pertama dari Asosiasi Konservatif Universitas Oxford, mendapat perhatian dari Partai Konservatif segera setelah lulus. Sebagai seorang anak berusia 24 tahun, ia adalah kandidat termuda yang mendapat kursi di House of Commons selama pemilihan tahun 1950.
Thatcher menghadapi perjuangan berat dalam masa-masa awal karir politiknya karena distrik pemilihannya di Dartford lebih condong ke arah Partai Buruh oposisi. Meskipun kalah, ia mendapat banyak perhatian media dan pujian karena mampu melaju cukup jauh.
Dia kalah di Dartford lagi pada tahun 1951, tetapi dia akhirnya memenangkan kursi di Parlemen setelah menjalankannya di distrik Konservatif Finchley di London utara pada tahun 1959.
Setelah menikah dengan pengusaha kaya, yang merupakan duda, Denis Thatcher pada tahun 1951. Margaret kemudian meninggalkan karier ilmiahnya. "Saya hanya tidak suka tinggal di laboratorium selama itu," katanya dalam sebuah wawancara televisi tahun 1987.
Pasangan itu kemudian memiliki anak kembar bernama Mark dan Carol pada tahun 1953, dan pada tahun berikutnya Thatcher menjadi pengacara yang berspesialisasi dalam hukum pajak.
Sebelum sebuah surat kabar Soviet menjulukinya "Iron Lady" setelah pidato keras anti-Komunis yang ia sampaikan pada tahun 1976, Thatcher lebih dulu mendapatkan sebuah julukan dari lawan politiknya.
Saat menjabat sebagai sekretaris pendidikan pada tahun 1970, ia mengakhiri program susu gratis untuk anak-anak sekolah antara usia 7 dan 11 tahun untuk memenuhi janji pemerintah Konservatif untuk memotong pengeluaran. Lawan politik dan media menjulukinya "Thatcher, the Milk Snatcher," dan surat kabar The Sun bahkan menyebutnya “The Most Unpopular Woman in Britain.”
Setelah memimpin partainya menuju kemenangan pada tahun 1979, ia memenangkan pemilihan ulang pada tahun 1983 dan 1987. Ketika Thatcher mengundurkan diri sebagai pemimpin Konservatif dan perdana menteri pada tahun 1990 usai perpecahan di dalam tubuh partai karena poling pajak yang kontroversial.
Ia tercatat menjadi perdana menteri selama 11 tahun dan 209 hari. Itu membuatnya menjadi perdana menteri Inggris terlama sejak Lord Liverpool, yang memimpin negara antara 1812 dan 1827.
Pada 12 Oktober 1984, sebuah bom waktu yang ditanam beberapa minggu sebelumnya oleh anggota Tentara Republik Irlandia Patrick Magee yang masuk ke Grand Hotel di Brighton, Inggris, di mana Partai Konservatif mengadakan konferensi tahunannya.
Ledakan itu merusak kamar mandi di suite Thatcher, tetapi sang perdana menteri berada di kamar sebelah dan melarikan diri tanpa cedera apapun. Bom itu menewaskan lima orang, termasuk seorang anggota Parlemen.
Meskipun staf keamanan Thatcher ingin dia segera kembali ke London, dia bersikeras menyampaikan pidatonya sesuai rencana hanya beberapa jam setelah pemboman.
Itulah beberapa fakta kehidupan perdana menteri perempuan pertama Inggris the Iron Lady, Margaret Thatcher.