7 Fakta Mengerikan Speleonectes Tulumensis, Udang Berbisa!

Speleonectes tulumensis merupakan nama ilmiah dari hewan yang masuk dalam subfilum krustasea atau udang-udangan. Kelompok hewan ini merupakan hewan akuatik yang memiliki rangka luar dari zat kitin. Hewan-hewan yang masuk dalam kelompok ini, di antaranya ada udang, lobster, dan kepiting.
Umumnya kelompok hewan ini dapat digunakan sebagai bahan makanan. Ternyata dalam kelompok hewan ini terdapat spesies yang memiliki bisa di tubuhnya, yaitu Speleonectes tulumensis. Berikut beberapa fakta mengerikan dari jenis udang yang berbisa ini. Keep scrolling!
1. Krustasea berbisa pertama yang ditemukan

Speleonectes tulumensis berasal dari subfilum krustasea (udang-udangan) dan masuk ke dalam kelas Remipedia yang pertama kali dideskripsikan pada tahun 1981. Berdasarkan hasil publikasi dalam Journal Molecular Biology and Evolution oleh von Reumont dkk. (2013), Speleonectes tulumensis ternyata memiliki kelenjar racun dalam tubuhnya.
Hewan ini pun menjadi spesies pertama dari subfilum ini yang diketahui memiliki bisa. Sebelum adanya penemuan ini, belum pernah ditemukan spesies dari subfilum krustasea yang memiliki bisa. Hasil penemuan ini pun menunjukkan kemungkinan adanya krustasea yang berbisa. Dilansir dari Journal of Crustacean Biology oleh Yager (2016), spesies udang ini tersebar di laut Karibia, kepulauan Canaria, dan Australia Barat.
2. Bentuk tubuhnya mirip kelabang

Speleonectes tulumensis ternyata memiliki bentuk tubuh yang bersegmen seperti kelabang yang hidup di darat. Dikutip dari Journal Molecular Biology and Evolution oleh von Reumont dkk. (2013), spesies udang ini memiliki tubuh panjang yang tersegmentasi dengan sebagian besar segmen dilengkapi dengan kaki renang. Adapun bagian kepalanya memiliki sepasang maksila.
3. Bisanya mengandung campuran racun yang kompleks

Speleonectes tulumensis merupakan hewan yang memiliki racun saraf yang cukup kompleks. Dikutip dari Journal Molecular Biology and Evolution oleh von Reumont dkk. (2013), campuran racun yang ada pada spesies udang ini didominasi oleh enzim dan mengandung neurotoksin. Racun ini mirip dengan racun yang ada pada ular berbisa.
4. Menghancurkan jaringan tubuh mangsanya dengan racunnya

Speleonectes tulumensis dapat memangsa hewan krustasea lain dengan melumpuhkannya menggunakan racun yang ada di tubuhnya. Dikutip dari Journal Molecular Biology and Evolution oleh von Reumont dkk. (2013), Speleonectes tulumensis akan menginjeksi racun pada tubuh mangsanya yang akan menghancurkan jaringan tubuh mangsanya tersebut. Hewan ini kemudian akan menghisap cairan dari kerangka luar mangsanya. Cara makan pada hewan ini juga memberikan keuntungan adaptif bagi hewan yang hidup di gua bawah air yang kurang nutrisi.
5. Tubuhnya tidak berpigmen

Tubuh dari Speleonectes tulumensis tidak mengandung pigmen warna. Hal ini membuat tubuhnya terlihat berwarna putih transparan. Dilansir dari Journal of Crustacean Biology oleh Yager (2016), meskipun tidak berpigmen, beberapa spesimen yang dikumpulkan seringkali terdapat makanan berwarna kekuningan yang terlihat di ususnya.
6. Hidup di gua bawah air

Speleonectes tulumensis merupakan krustasea yang hidup di gua bawah air. Dikutip dari Journal of Crustacean Biology oleh Yager (2016), hewan ini hidup di perairan yang sama sekali tidak terkena cahaya dan ditemukan ratusan meter atau lebih dari pintu masuk gua bawah air. Oleh karenanya, hewan ini menjadi sulit untuk ditemukan.
7. Hewan yang buta

Dikutip dari Journal Molecular Biology and Evolution oleh von Reumont dkk. (2013), Speleonectes tulumensis merupakan krustasea yang buta. Hewan ini tinggal di tempat yang tidak terkena cahaya matahari membuatnya tidak membutuhkan indra penglihatan. Hal ini membuatnya dapat hidup di gua bawah air yang gelap.
Speleonectes tulumensis merupakan spesies krustasea buta yang tinggal di gua bawah air. Spesies ini memiliki racun yang digunakannya untuk mendapatkan makanan di tempat yang kekurangan nutrisi.