Pohon darah naga berstatus konservasi rentan (unsplash.com/Andrew Svk)
Dilansir San Diego Zoo, pohon darah naga mengalami penurunan jumlah di habitat liar aslinya dan dikategorikan sebagai "Rentan" dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah oleh International Union for Conservation of Nature. Ancaman penurunan jumlah ini disebabkan oleh perubahan iklim di Pulau Socotra yang mengalami kekeringan parah. Penebangan hutan serta alih fungsi lahan untuk pertanian dan pembangunan juga menyebabkan hilangnya habitat asli. Belum lagi, eksploitasi yang menyebabkan penurunan populasi pohon darah naga.
Upaya konservasi pun gencar dilakukan. Pemerintah Yaman telah menetapkan kawasan lindung di Socotra untuk melindungi habitat pohon darah naga. Upaya pengelolaan berkelanjutan dilakukan untuk memastikan getah tumbuhan langka ini tidak dieksploitasi. Pohon darah naga kini juga sudah dibudidayakan secara luas oleh masyarakat setempat untuk mengurangi ancaman kepunahan.
Tumbuhan endemik Suji Socotra atau pohon darah naga termasuk jenis flora istimewa dengan bentuk yang unik, kemampuan adaptasi yang baik, serta manfaat yang beragam. Meskipun memiliki banyak manfaat, bukan berarti sumber daya dari pohon ini bisa diambil secara berlebihan. Mengingat laju pertumbuhan pohon ini sangat lambat dan sudah masuk dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN, dikhawatirkan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem di habitat aslinya. Maka sudah seharusnya dilestarikan agar kekayaan alam ini tidak punah.