Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kota di Afrika Tengah
Afrika Tengah (pexels.com/Kelly)

Intinya sih...

  • Republik Afrika Tengah resmi jadikan Bitcoin sebagai mata uang sah, menjadi negara kedua di dunia yang melakukannya.

  • Negara ini memiliki ekonomi sangat terbatas dengan sebagian besar penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan akses internet yang rendah.

  • Republik Afrika Tengah juga mengumumkan peluncuran Sango Coin, mata uang kripto nasional untuk menciptakan ekosistem digital baru.

Kalau dengar kata Republik Afrika Tengah, mungkin yang terlintas di benak tuh bukan teknologi canggih atau mata uang digital. Tapi siapa sangka, negara yang terletak di jantung benua Afrika ini justru jadi salah satu pelopor penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran resmi. Yap, kamu gak salah baca, Republik Afrika Tengah adalah negara kedua di dunia yang mengakui Bitcoin sebagai mata uang sah.

Keputusan ini tentu bikin banyak orang kaget, apalagi kalau tahu bahwa negara ini masih bergulat dengan berbagai tantangan. Tapi di balik itu semua, Republik Afrika Tengah menyimpan banyak fakta unik yang jarang diketahui. Apa saja fakta unik dari negara ini? Simak artikelnya sampai tuntas, yuk!

1. Negara kedua di dunia yang jadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi

ilustrasi Bitcoin (pexels.com/ThoughtCatalog)

Pada April 2022, Republik Afrika Tengah meresmikan Bitcoin sebagai mata uang yang sah. Keputusan ini langsung mencuri perhatian dunia karena sebelumnya, cuma El Salvador yang berani mengambil langkah serupa. Artinya, negara ini memungkinkan kamu pakai Bitcoin buat bayar barang atau jasa, sama halnya kayak pakai uang kertas.

Langkah ini disebut-sebut sebagai cara untuk mendorong inovasi ekonomi dan menarik investor asing. Pemerintahnya percaya bahwa teknologi blockchain bisa bantu percepat pertumbuhan negara. Tapi, keputusan ini juga menuai kritik. Soalnya, sebagian besar penduduknya bahkan belum kenal sama sekali sama Bitcoin dan infrastruktur digitalnya masih terbatas.

2. Negara dengan ekonomi sangat terbatas

Afrika Tengah (pexels.com/Kelly)

Meskipun terdengar futuristik karena berani mengadopsi Bitcoin, kenyataannya Republic Afrika Tengah masih masuk dalam daftar negara termiskin di dunia. Sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian tradisional dan akses terhadap layanan keuangan masih sangat terbatas. Bahkan, lebih dari 70% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, menurut data Bank Dunia.

Inilah yang bikin keputusan menggunakan Bitcoin jadi terasa jomplang. Bayangkan saja, teknologi mata uang digital yang rumit justru dipilih di negara yang masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Banyak yang mempertanyakan, apakah ini benar-benar solusi untuk kemajuan ekonomi atau justru proyek ambisius gitu yang belum siap dijalankan.

3. Akses internet sangat rendah

ilustrasi sinyal internet (pexels.com/PraveenkumarMathivanan)

Salah satu tantangan terbesar dalam penggunaan Bitcoin di Republik Afrika Tengah adalah minimnya akses internet. Bayangkan, hanya sekitar 10 sampai 15 persen penduduknya yang bisa terkoneksi dengan internet. Padahal, transaksi Bitcoin tuh jelas butuh koneksi internet agar bisa berjalan. Inilah kenapa kebijakan ini sering dianggap terlalu terburu-buru dan tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

4. Negara tanpa akses ke laut

ilustrasi garis pantai (unsplash.com/DaphneFecheyr)

Republik Afrika Tengah termasuk negara yang tidak punya garis pantai alias landlocked. Artinya, negara ini dikelilingi daratan dan gak punya pelabuhan laut sendiri. Hal ini bikin aktivitas perdagangan internasional jadi lebih rumit dan mahal, karena semua barang impor atau ekspor harus lewat negara tetangga seperti Kamerun atau Sudan.

Ketiadaan akses laut ini jadi salah satu faktor yang memperlambat pertumbuhan ekonomi. Ongkos logistik jadi lebih tinggi dan ketergantungan pada negara lain semakin besar. Makanya, ketika negara ini tiba-tiba mengadopsi Bitcoin, banyak sumber yang penulis temukan bertanya  apakah ini bagian dari strategi jangka panjang untuk mengakali keterbatasan geografis mereka.

5. Kaya sumber daya alam tapi tidak sejahtera

Afrika Tengah (pexels.com/MehmedAkifHava)

Republik Afrika Tengah sebenarnya punya kekayaan alam yang luar biasa. Negara ini menyimpan banyak komoditas berharga seperti emas, berlian, uranium, hingga minyak bumi. Kalau dilihat dari sumber dayanya, seharusnya negara ini bisa maju dan makmur.

Sayangnya, kekayaan alam ini belum membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Banyak hasil tambang justru dikuasai oleh kelompok bersenjata atau pihak asing, sementara masyarakatnya tetap hidup dalam kemiskinan. Korupsi dan konflik berkepanjangan bikin sumber daya ini tidak dikelola secara maksimal. Rasanya, potensi besar ini malah jadi sumber masalah baru, ya?

6. Sejarah konflik dan kudeta berkepanjangan

Afrika Tengah (pexels.com/LeslieToh)

Republik Afrika Tengah punya catatan sejarah yang penuh gejolak, terutama soal politik dan keamanan. Sejak merdeka dari Prancis para tahun 1960, negara ini sudah mengalami beberapa kali kudeta dan konflik bersenjata yang terus berulang. Stabilitas politik yang rapuh ini bikin pembangunan jadi tersendat.

Konflik berkepanjangan juga membuat banyak wilayah di negara ini tidak aman dan sulit dijangkau. Pemerintah pusat pun kesulitan menjangkau seluruh rakyatnya, apalagi menerapkan kebijakan modern seperti Bitcoin. Jadi, meskipun secara resmi negara ini punya mata uang digital, realitanya masih banyak daerah yang belum tersentuh teknologi maupun pemerintahan yang stabil.

7. Meluncurkan proyek kripto nasional: Sango Coin

Sango Coin (dok. pintu.co.id)

Setelah menetapkan Bitcoin sebagai salah satu mata uang resmi, Republik Afrika Tengah gak berhenti sampai di situ. Mereka juga mengumumkan peluncuran Sango Coin, yaitu mata uang kripto nasional yang dibangun di atas teknologi blockchain. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekosistem digital yang bisa menarik investor global dan membuka peluang ekonomi baru.

Sango Coin ini dipromosikan sebagai simbol transformasi digital negara dan langkah menuju masa depan ekonomi berbasis teknologi. Tapi lagi-lagi, proyek ini menuai pro dan kontra. Di satu sisi, ini menunjukkan keberanian dan visi ke depan. Tapi di sisi lain, banyak yang meragukan kesiapan infrastruktur dan literasi masyarakat soal dunia kripto yang kompleks. 

Republik Afrika Tengah mungkin belum jadi negara maju, tapi langkahnya mengadopsi Bitcoin dan meluncurkan Sango Coin menunjukkan keberanian untuk berpikir out of the box. Di balik segala keterbatasan dan tantangan, negara ini berusaha mencari jalan baru menuju masa depan. Kalau dipikir-pikir, keren juga, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team