7 Hewan yang Punya Cara Adaptasi Unik di Suhu Ekstrem

- Rusa kutub dapat mendeteksi sinar ultraviolet untuk melihat lumut dan predator di salju.
- Kura-kura berwarna bisa bertahan hidup di musim dingin dengan darah dingin dan kulit tebal.
- Beruang kutub dapat bertahan hidup tanpa makan, minum, atau buang air kecil selama berbulan-bulan dengan daur ulang limbah tubuh.
Bagi sebagian hewan, bertahan hidup di suhu ekstrem merupakan suatu tantangan tersendiri. Namun, tak hanya mengandalkan akal mereka semata, nyatanya beberapa hewan juga dilengkapi dengan sejumlah adaptasi secara fisiologis untuk bertahan hidup di suhu rendah yang ekstrem. Apa saja? Simak artikel berikut untuk mengetahui hewan apa saja yang memiliki adaptasi unik untuk bertahan di suhu dingin.
1. Rusa kutub

Rusa kutub berkeliaran di daerah musim dingin bersalju dan gelap, sehingga memerlukan usaha ekstra untuk menemukan makanan. Sebagai herbivora, rusa kutub harus menggali salju untuk menemukan tumbuh-tumbuhan yang belum membeku, dan akan lebih sulit lagi jika mereka ingin mencari camilan favoritnya. Lumut, yang merupakan gabungan dari alga dan jamur, merupakan makanan utama rusa kutub, dimana makanan tersebut memiliki warna putih, sehingga terlihat menyatu dengan salju.
Namun, para ilmuwan telah menemukan bahwa rusa kutub memiliki adaptasi yang membantu mereka melihat lumut dan predator seperti serigala putih di salju dengan lebih mudah, yakni dengan kemampuan mata mereka mendeteksi sinar ultraviolet. Salju memantulkan sinar UV, sedangkan lumut dan serigala menyerapnya, membuat mereka mudah terlihat dari jarak jauh oleh rusa kutub. Untuk mengatasi tantangan musim dingin, mereka tidur sambil mengunyah agar bisa mendapatkan cukup makanan dan menjadi gemuk saat tumbuh-tumbuhan melimpah di musim panas, demikian dilansir Listverse.
2. Kura-kura berwarna

Dilansir laman Business Insider, kura-kura berwarna merupakan spesies yang tangguh, memungkinkan mereka menghuni sebagian besar Amerika Utara di sebelah timur Pegunungan Rocky. Dan di daerah yang lebih dingin di wilayah ini, kurwa-kura berdarah dingin ini telah mengembangkan adaptasi agar tidak mati kedinginan.
Setelah menetas di akhir musim panas atau awal musim gugur, sebagian besar kura-kura berwarna berjalan ke danau atau sungai terdekat yang tidak membeku untuk menghabiskan musim dingin pertama mereka. Tetapi, mereka yang tinggal di iklim dingin tetap berada di sarang untuk musim dingin, di mana suhu masih bisa turun di bawah titik beku. Kura-kura muda mampu bertahan hidup, dengan darah yang bisa menjadi sangat dingin, mencegah terbentuknya kristal es bahkan di bawah titik beku darah mereka. Kulitnya yang tebal, serta sedikitnya jumlah air yang tertampung dalam tukik seberat 5 gram, juga membantu mereka menahan dingin.
3. Beruang kutub

Dilansir laman Listverse, Berbeda dengan manusia, beruang kutub bisa bertahan hidup tanpa bergerak selama lima bulan tanpa kehilangan massa otot dan tulang sepenuhnya.Mereka bahkan dapat keluar dari hibernasi dengan peningkatan massa tubuh tanpa lemak meskipun mereka tidak bergerak, makan, atau minum sama sekali selama waktu tersebut. Dan tidak seperti mamalia lain yang berhibernasi, seperti tupai, suhu tubuh beruang hampir tidak turun selama periode ini. Artinya, beruang membakar hingga 4.000 kalori sehari. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Ya, itu tergantung pada hal lain yang tidak mereka lakukan saat berhibernasi, yaitu buang air kecil.
Produk limbah dari degradasi tulang dan protein, yang biasanya dibuang melalui urin, justru didaur ulang saat beruang berhibernasi. Jadi bukan karena tulang mereka tidak rusak jika tidak digerakkan dalam waktu lama, melainkan bahan sisa hasil degradasi digunakan untuk membuat tulang baru. Produk limbah lainnya, yakni urea, berasal dari protein dan dapat menyebabkan gagal ginjal jika terlalu banyak menumpuk. Namun beruang tidak menunjukkan penumpukan urea selama hibernasi, yang menunjukkan bahwa urea juga didaur ulang.
4. Penguin emperor

Dilansir World Wild Fund, penguin emperor beradaptasi dengan baik untuk berkembang dalam kondisi beku di Antartika. Untuk mencegah tubuh kehilangan panas, mereka memiliki lapisan bulu ganda yang padat, memiliki cadangan lemak yang besar dan, serta paruh dan sirip yang lebih kecil dibandingkan penguin lainnya. Semua hal tersebut membantu mencegah penguin emperor kehilangan panas. Mereka juga bekerja sama untuk menjaga kehangatan dengan berkumpul dalam kelompok besar, beringsut sehingga masing-masing mendapat giliran di pusat kehangatan.
5. Katak kayu

Katak kayu yang tinggal di dasar hutan Amerika Utara hingga ke Lingkaran Arktik memiliki adaptasi unik untuk membekukan diri dan bertahan hidup. Ketika es masuk ke tempat perlindungan katak kayu, mereka akan mengambil posisi berjongkok, menyelipkan jari di bawah tubuh, dan menundukkan kepala. Kemudian, ketika mereka mulai terkena es, sebanyak 70 persen air di tubuh mereka membeku, dan mereka tidak lagi bergerak, bernapas, memompa darah, atau menunjukkan tanda-tanda aktivitas otak. Secara lahiriah, mereka sudah mati.
Ketika suhu turun, es mulai mengambil kandungan air dari tubuh katak. Untuk menghentikannya, hati katak mulai memproduksi banyak glukosa yang berikatan dengan urin, membentuk protein antibeku. Hal ini terjadi untuk mencegah kehilangan semua air dari tubuh tubuh dan menghindari kematian. Hebatnya, mereka bisa tetap seperti ini selama berbulan-bulan dan kembali normal ketika suhu naik lagi, hingga es mencair. Strategi ini memungkinkan mereka untuk bangun sebelum hewan lain menghabiskan musim dingin di bawah tanah, sehingga memberi mereka waktu untuk berkembang biak dengan aman, demikian dilansir Listverse.
6. Burung chickadee bertudung hitam

Chickadee bertudung hitam, burung yang kecil dan energik ini memiliki strategi bertahan hidup musim dingin yang luar biasa yang dikenal sebagai torpor. Torpor adalah keadaan berkurangnya metabolisme laju dan suhu tubuh, memungkinkan hewan menghemat energi selama periode dingin. Tidak seperti hibernasi, di mana hewan tidur selama berbulan-bulan, torpor lebih mirip seperti tidur siang singkat dan nyenyak untuk menghemat energi saat cuaca sangat dingin. Pada malam hari, suhu tubuh burung chickadee turun sedikit, dan ia memasuki keadaan torpor, sehingga memperlambat detak jantung dan pernapasannya. Artinya, ia menggunakan lebih sedikit energi, dan hal ini sangat penting karena sulitnya mencari makanan di musim dingin.
Saat pagi tiba, burung chickadee bangun dan siap terbang berkeliling dan mencari makanan. Burung ini ahli dalam menemukan benih dan serangga kecil, bahkan di salju. Fakta menarik lain tentang chickadee adalah mereka ingat di mana mereka menyembunyikan makanan, yang membantu mereka saat cuaca dingin dan tanah tertutup salju. Selain burung chickadee, adapun beberapa hewan lain yang menggunakan mekanisme torpor sebagai strategi untuk bertahan hidup di musim dingin antara lain burung kolibri, kelelawar, dan lemur tikus, seperti dilansir Let’s Go Avocado.
7. Tupai tanah

Meskipun banyak mamalia yang dapat bertahan menghadapi cuaca dingin dengan bulunya yang berbulu halus, dan dengan berhibernasi selama bulan-bulan dingin, tidak ada mamalia yang bertahan selama musim dingin seperti tupai tanah Arktik. Tupai ini juga dapat mendinginkan tubuh mereka secara super di bawah titik beku, hingga -2,9°C, yang merupakan rekor tertinggi di antara mamalia.
Tupai arktik dapat memutus koneksi saraf untuk hibernasi, dan menyambungkannya kembali segera setelah mereka bangun (dan melakukan pemanasan), kira-kira setiap dua atau tiga minggu sekali selama musim dingin. Dendrit adalah bagian dari saraf yang menyerupai cabang yang menerima pesan kimiawi dari saraf lain, dan hibernasi menyebabkan saraf tersebut layu. Sebuah penelitian di Rusia pada awal tahun 1990-an menemukan bahwa otak tupai yang dibedah pada pertengahan hibernasi mengandung dendrit yang jauh lebih sedikit dibandingkan pada otak tupai yang dibangunkan dan dibiarkan menyesuaikan diri. Dan hanya dua jam setelah bangun dari tidurnya, dan koneksi saraf dipulihkan, dengan cabang dendrit yang lebih banyak dari sebelumnya. Namun 12 hingga 15 jam kemudian, otak mulai memutus koneksi tersebut lagi saat tupai kembali ke hibernasi, demikian dilansir Business Insider.
Itulah beberapa hewan yang memiliki adaptasi unik untuk bertahan di suhu dingin, mulai dari rusa kutub dengan kemampuan mata mereka mendeteksi sinar ultraviolet, hingga burung chickadee yang memiliki kemampuan torpor untuk menghemat energi selama musim dingin, setiap hewan memiliki cara unik untuk bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem. Dengan terus mempelajari dan menghargai keanekaragaman makhluk hidup, kita dapat semakin menghargai keajaiban alam yang luar biasa ini.