Selama kurang lebih 32 tahun, rakyat Indonesia menderita di bawah pemerintahan Orde Baru. Pembersihan para anggota dan simpatisan PKI gencar dilakukan pada masa ini, termasuk praktik "perburuan penyihir" Gerwani. Tetapi itu semua berakhir pada tahun 1998 ketika sang diktator militeristik, Soeharto, mengundurkan diri dari tampuk kekuasaan.
Sekilas, pengunduran diri Soeharto adalah langkah positif bagi Indonesia. Sayangnya, kepergiannya menyebabkan kerusuhan yang meluas ke berbagai kota besar, menyebabkan krisis keuangan yang parah, dan untuk beberapa alasan melahirkan perburuan "penyihir" (dukun) yang mengakibatkan kematian sekitar 400 orang.
Mengutip dari laman Sydney Morning Herald, perburuan ini sendiri terdiri dari serangkaian pembunuhan brutal di beberapa pulau besar Indonesia, meskipun banyak di antaranya yang disebut dengan istilah perburuan dukun untuk menutupi pembunuhan yang dilakukan.
Pada September 2000, massa di Jawa Barat menangkap seorang wanita berusia 70 tahun yang dituduh membuat mantra yang telah membuat penduduk setempat sakit. Dia dipenggal kepalanya, dicungkil matanya, dan anggota tubuhnya dicabut dari tubuhnya, lalu mayatnya dilemparkan ke jalan.
Kemarahan dan kebencian terhadap para dukun, atau siapa pun yang dituduh melakukan sihir, seringkali berakhir dengan kematian yang brutal. Inilah sebabnya mengapa pembersihan "penyihir" di Indonesia pasca-Soeharto adalah salah satu kasus yang paling brutal dalam daftar ini.