Banyak dewa yang disembah oleh orang-orang Mesopotamia Kuno. Mereka percaya kalau para dewa dan manusia adalah rekan yang harus bekerja sama untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dunia. Namun jika manusia dan dewa menghargai perdamaian, mengapa manusia selalu menderita?
Untuk menjelaskan hal tersebut, orang-orang di kota Kutha, Babilonia, selalu menyebut satu dewa yang sangat impulsif. Dewa itu bernama Nergal atau Erra. Alih-alih memberikan hukuman atau menegakkan ketidakadilan, ia hanya membunuh manusia karena temperamennya yang buruk.
Dalam satu cerita, dikisahkan kalau Nergal berencana untuk menyerang Babilonia, namun melihat kalau kota itu sedang dijaga oleh dewa Marduk. Menurut Ancient History Encyclopedia, Nergal pun berakting seolah-olah ia hanya melewati kota tersebut, lalu mengomentari pakaian Marduk.
Merasa malu, Marduk mengatakan kalau dia tidak punya waktu untuk mengganti pakaiannya. Nergal pun menawarkan untuk melindungi Babilonia barang sejenak agar Marduk bisa mengganti pakaiannya. Ketika Marduk pergi, Nergal langsung mengamuk dan membunuh semua manusia yang ada di sana.
Atas tindakannya tersebut, Nergal dipanggil dan disidang di hadapan dewa-dewa lain. Dalam pembelaannya, ia hanya mengatakan, "Aku hanya menghancurkan semuanya saat aku marah."
Itu tadi beberapa mitos yang dipercaya oleh orang-orang di masa lampau. Sebelum dibuktikan oleh saing, mereka masih percaya kalau bencana alam disebabkan oleh aktivitas para dewa atau entitas lain yang ada di sekeliling mereka.