8 Foto ini Akan Menjelaskanmu Bagaimana Susahnya Hidup di Antarktika

Penjelajah Ernest Shackleton punya satu misi, menjadi yang pertama mampu menyeberangi antarktika pada 1914. Tidak berselang lama dari petualangan tersebut kapal Shackleton, Endurance, terperangkap di es. Jejak petualangannya coba diikuti melalui buku berjudul “The White Darkness,” Kegelapan yang Putih.

Endurance kalah dengan dinginnya air es antarktika. Namun Shackleton sebagai seorang kapten berhasil menyelamatkan anak buahnya. Petualangan mereka dimulai dari pulau Georgia Selatan, pulau yang diselimuti gletser. Shackleton menyebut area itu sebagai gerbang menuju Antarktika.

Setelah kecelakaan itu, para awak kapal Endurance terjebak di dalam kapal dengan musim dingin yang gelap. Dalam menyelamatkan awaknya, Shackleton memaksa anak buahnya untuk tetap semangat dan ceria. Kemampuan kepemimpinanannya tersebut diakui hingga hari ini.

Setelah kapal mereka hilang, Shackleton dan krunya menarik skoci keselamatan menyebrangi es. Mereka bertahan selama 17 bulan di dalam kamp yang mereka bawa di sekoci yang diseret dengan kaki bersama suplai lain dalam kondisi cuaca yang ekstrem.

Pada 2008, Henry Worsley, seorang veteran prajurit Inggris yang mengidolakan Shackleton menuju ke Antarktika untuk melakukan ekspedisi. Bersama temannya Will Gow dan Henry Adams yang merupakan keturunan kru kapal Endurance, mereka menguji ketahanan hidupnya di neraka putih itu.

Salah satu tantangan mereka saat itu adalah dari alam. Beradaptasi dengan kondisi alam yang ekstrem sangatlah susah, terlebih adanya fenomena-fenomena berbahaya yang tak pernaha terduga. Seperti satsurugi, fenomena terbangnya pecahan es tajam yang keras yang dipahat oleh kerasnya angin di sana.

Ancaman jurang es yang tak berdasar dirasakan tim Worsley pada ekspedisi 2008. Jurang itu pun juga dirasakan oleh mereka yang berada 100 tahun lalu. Di gambar kiri, kamu bisa melihat bagaimana adanya awak ekspedisi yang ditarik karena hampir terjatuh ke jurang. Itu terjadi ketika ekspedisi pertama Robert Falcon Scott.

Pada 1909, Shackleton telah mencapai Antarktika dengan mengikuti ekspedisi Nimrod. Namun kala itu, tujuannya hanyalah mencapai Kutub Selatan, bukan menyebranginya. Mereka mencapai koordinat 88°23'S, titik paling selatan yang pernah tercapai. Prestasi itu diulangi oleh tim Worsley 100 tahun kemudian.

Worsley berhasil kembali pada ekspedisi 2009, namun tak lama kemudian dia kembali lagi Antarktika. Sayang, nasibnya tak sebaik yang dulu. Dia meninggal akibat infeksi parah setelah diselamatkan saat berjarak 50 km dari titik tujuannya. Salah satu kenangan yang ditinggalkan oleh Worsley adalah pahatan bertuliskan “I am the Antarctic.”

Perjalanan para petualang ekspedisi antarktika lewat foto tersebut membuka mata kita untuk melihat bagaimana kondisi mengerikan neraka putih tersebut. Semisalnya kalian terjebak di sana, apa yang akan kalian lakukan? Tulis di kolom komentar apa yang kalian lakukan untuk bertahan hidup ya.