Menurut Penelitian, Ini 8 Trik Agar Kamu Terlihat Seperti Orang Pintar

Menurut sebuah survei oleh College of Optometists yang berbasis di Inggris, 43 persen orang berpikir bahwa kacamata membuat orang terlihat lebih pintar, dan 40 persen orang menganggap memakai lensa yang jernih untuk terlihat cerdas.

Kacamata merupakan benda yang dengan mudah terlihat dan memberikan kesan pertama yang mendalam, seperti sosok yang pintar. Banyak orang menganggap pribadi yang mengenakan kacamata adalah orang yang bijaksana, seperti hakim dan profesor.

Jadi sesuatu yang berhubungan dengan kebijaksanaan seperti menggunakan kacamata, membaca buku berbobot, berpidato dengan lancar sangat berpengaruh dalam memberikan kesan cerdas.

Sarah Vickery, penulis studi dan ilmuwan Procter & Gamble, mengatakan kepada New York Times bahwa kunci yang perlu dipegang oleh setiap perempuan adalah memilih tampilan berdasarkan situasi yang akan dihadapi.

Memakai lipstik bold dan berkilau akan memberi kesan bertanggung jawab. Tetapi jika menuju ke acara di mana kita akan menjalin kerja sama, pilihlah warna lipstik yang lebih ringan agar menampilkan kesan yang tidak mendominasi dan terbuka.

Menurut sebuah studi tahun 2006 yang dipimpin oleh Profesor Pemasaran Boston University Carey Morewedge, berjalan terlalu cepat atau terlalu lambat dibandingkan dengan orang-orang di sekitar kita bisa memberi kesan kurang cerdas.

Penelitian ini dilakukan dengan menyajikan video klip orang-orang yang memiliki cara berjalan yang berbeda. Perbedaannya adalah orang yang berjalan dengan kecepatan normal, kecepatan yang lebih lambat dari normal, dan kecepatan yang lebih cepat dari normal. Para peserta kemudian menilai sejauh mana orang dalam video itu tampak kompeten dan cerdas.

Kesimpulannya, pejalan kaki yang lebih lambat dan lebih cepat tampak kurang cerdas dibandingkan mereka yang berjalan dengan kecepatan normal.

Para peneliti di Brandeis University di Massachusetts menemukan bahwa para pembicara yang mempertahankan kontak mata dinilai lebih tinggi pada tes IQ daripada mereka yang menghindari pandangan seseorang.

Sebuah studi tahun 2002 menemukan bahwa orang-orang yang dianggap sebagai pemimpin lebih mungkin untuk tampil sebagai sangat cerdas. Hal ini dibuktikan melalui penelitian terhadap sekitar 350 siswa. Peserta diberitahu bahwa mereka adalah manajer di sebuah perusahaan komputer hipotetis dan diminta untuk menghadiri pertemuan anggaran dengan siswa lain.

Di akhir pertemuan, para siswa memberi nilai masing-masing anggota kelompok tentang seberapa cerdasnya mereka. Mereka juga menunjukkan apakah ada orang dalam kelompok yang bertindak sebagai pemimpin.

Para peneliti juga mengukur kecerdasan siswa menggunakan ukuran ilmiah.Ternyata, ada korelasi kuat antara bagaimana siswa cerdas tampak dan apakah mereka dianggap sebagai pemimpin kelompok. Tetapi hanya ada korelasi moderat antara kepemimpinan dan kecerdasan yang sebenarnya, yang menunjukkan bahwa pemimpin hanya tampak lebih cerdas daripada orang lain.

Dalam sebuah studi 2014, para peneliti di Charles University di Praha merekrut 160 peserta untuk melihat kepribadian dari 80 siswa dan menilai mereka pada kelebihan yang dimiliki, termasuk kecerdasan.

Dan hasilnya adalah terdapat korelasi antara kemiripan emosi sukacita atau kemarahan dalam individu yang memiliki kecerdasan tinggi atau rendah di wajah mereka masing-masing. Wajah seseorang yang memiliki "kecerdasan tinggi" tampak mempunyai senyuman yang tulus dibandingkan wajah mereka yang mempunyai "kecerdasan rendah".

Seorang Profesor Psikologi Kognitig di Universitas California, Daniel Oppenheimer mengatakan bahwa orang pintar memiliki kosakata yang bagus. Kosakata yang bagus disini bisa berarti sesuatu yang terdengar asing dan tidak mudah dimengerti oleh banyak orang.

Namun penelitian Oppenheimer menunjukkan bahwa penulis dianggap lebih pintar ketika menulis lebih mudah dipahami. Sehingga menggunakan kosakata yang besar namun tidak dipahami oleh banyak orang bisa menimbulkan efek sebaliknya. Menggunakan kata-kata yang lebih panjang dalam tulisan jauh lebih baik dan membuat diri kita terlihat pintar dibandingkan memakai kosakata asing.

Dalam sebuah penelitian tahun 2007, beberapa mahasiswa pascasarjana direkam untuk mencoba tampil sebagai sosok yang cerdas dan siswa lainnya menonton video rekaman mereka lalu menilai tingkat kecerdasan peserta.

Hasilnya salah satu perilaku yang sebagian besar dilakukan para peserta ialah duduk dengan tegak, dan mereka yang menonton video dan yang menilai memberi para peserta yang duduk dengan tegak memiliki nilai IQ yang lebih tinggi.

Bagaimana menurut kalian? Apa 8 trik tadi tertarik untuk dicoba?