9 Fakta Terungkapnya Kasus Pembunuhan Paling Keji, Green River Killer 

Jasad seorang perempuan berusia 23 tahun bernama Debra Lynn Bonner di Green River ditemukan oleh seorang pekerja rumah jagal setempat pada 12 Agustus 1982. Kematiannya langsung dikaitkan dengan kematian dua pekerja seks daerah lainnya, Wendy Coffield dan Leann Wilcox. Coffield, The Seattle Times mengatakan, telah ditemukan pada 15 Juli di tahun yang sama, dan pada 16 Agustus, jumlah mayat meningkat menjadi lima.

Dua tahun kemudian, 49 perempuan ditemukan di area yang sama di Seattle, sebagian besar adalah pekerja seks, dan terkenal di sekitar Highway 99 dan Bandara Internasional Seattle-Tacoma. Perempuan pertama diidentifikasi sebagai Amina Agishef, yang terakhir terlihat pada Juli 1982, tetapi tidak ditemukan sampai April 1984, dan yang terakhir adalah Mary Exzetta West yang berusia 16 tahun dan Cindy Anne Smith yang berusia 17 tahun, jasadnya ditemukan pada tahun 1985 dan 1987. Sisa-sisa lainnya belum diidentifikasi.

Delapan bulan setelah penyelidikan dimulai, polisi mendapat petunjuk dari hilangnya Marie Malvar yang berusia 18 tahun. Dikutip laman HeraldNet, pacarnya, Robert Woods, melihatnya masuk ke truk pickup pada 30 April 1983, dengan seorang laki-laki yang berusia kira-kira 30 atau 40 tahun. Woods melaporkan hilangnya Malvar empat hari kemudian, tapi dia dan keluarga Malvar berinisiatif sendiri untuk mencari truk itu. Mereka akhirnya berhasil menemukannya di depan rumah milik seorang laki-laki yang di lihat ketika itu.

Laki-laki itu adalah Gary Ridgway. Dia mengaku kepada polisi bahwa dia tidak tahu tentang keberadaan gadis itu. Malvar pun akhirnya terdaftar sebagai korban ke-29 Green River Killer, dan merupakan salah satu dari 48 korban yang diakui Ridgway telah dibunuhnya.

Pada April 1987, Gary Ridgway telah diidentifikasi sebagai orang terakhir yang terlihat bersama dua perempuan yang akhirnya ditemukan tewas. Hal itu jelas bukanlah kebetulan, bahkan jika ia mengaku sering menyewa jasa pekerja seks daerah sekalipun. Saat itulah polisi mendesak Gary Ridgway untuk mengambil sampel DNA dalam bentuk air liur. Dia menyetujui, tetapi karena saat itu tahun 1987, teknologi DNA belum secanggih saat ini.

Saat polisi mulai putus asa, dan mayat terus-menerus di temukan di Green River Seattle, ada pembunuh berantai lain yang sudah duduk di terpidana mati. Dia adalah Ted Bundy, dan dengan sangat kebetulan, Bundy menghubungi detektif dan menawarkan bantuan, tulis Biography. Mereka menerima tawaran itu, dan pergi ke Florida untuk mengunjungi pria yang telah menjadi pembunuh berantai paling terkenal di AS.

Ted Bundy memberi pihak berwenang informasi mengerikan tentang pembunuh yang dia sebut Riverman, dengan mengatakan bahwa kemungkinan si pembunuh akan kembali ke situs pemakaman, di mana ia akan "melakukan tindakan seksual" pada korban yang telah tewas. Bundy benar. Gary Ridgway mengaku berhubungan seks post-mortem dengan 10 korbannya.

Pada tahun 1990-an, kasus ini masih terbuka, dan penegak hukum memiliki banyak tersangka, termasuk Gary Ridgway – dan mereka juga memiliki bukti DNA. Teknologi pengujian belum ada, dan ilmuwan forensik Laboratorium Kejahatan Patroli Negara Bagian Washington, Beverly Himick mengatakannya bahwa kasus ini sebenarnya terhenti.

Baru pada tahun 2001 para penyelidik mendapatkan dua metode analisis DNA baru yang dimasukkan ke dalam teknik forensik mereka. Kedua tes ini (disebut tes reaksi berantai polimerase dan tes ulangi tandem pendek) memungkinkan pengurutan dan perbandingan fragmen DNA, dari sinilah polisi menemukan beberapa sampel dari tiga korban pembunuhan berantai.

Ingat sampel air liur yang diberikan Ridgway pada tahun 1987? Himick menggunakan itu untuk membandingkan sampel DNA yang ditemukan dari ketiga wanita tersebut, dan hasilnya cocok.

Gary Ridgway telah menjadi tersangka pembunuhan selama 18 tahun ketika dia akhirnya ditangkap. Dilansir The New York Times, Ridgway telah mengikuti (dan lulus) dua tes poligraf, dan dia telah diinterogasi oleh polisi berkali-kali. Meskipun Ridgway tidak pernah didakwa dengan pembunuhan di Green River, dia masih berurusan dengan hukum.

Pada tahun 1980, The Washington Post mengatakan bahwa seorang pekerja seks menuduh Ridgway telah mencekiknya. Ridgway menulis dalam pernyataan resminya, dia menargetkan sebagian besar pekerja seks dan gadis yang pergi sendirian, dan dia akan mengunjungi kembali mayat-mayat itu selama dua atau tiga hari kemudian.

Gary Ridgway didakwa ke pengadilan, nama-nama 48 korban Green River Killer dibacakan. Namun, Ridgway berjanji untuk menutup belasan kasus pembunuhan lainnya yang belum terpecahkan, termasuk tujuh kasus yang menurut penegak hukum bahwa Ridgway terlibat.

Gary Ridgway mengakui dalam pengadilan bahwa dia bangga dengan apa yang dia lakukan. Dia juga mengaku mengambil perhiasan korbannya dan menaruhnya di kamar mandi perempuan di pabrik Kenworth Motor Truck.

Jadi bagaimana Green River Killer tidak terdeteksi dalam waktu yang cukup lama? Faktanya, Gary Ridgway selalu mengenakan sarung tangan, meninggalkan puntung rokok dan bungkus permen karet di tempat pembuangan sampah untuk mengelabui penyidik, selalu mengganti ban truknya, dan jika dia terluka dalam aksi kejinya, dia akan bilang bahwa itu adalah cedera kerja, kemudian mengajukan klaim kompensasi pekerja sehingga ada jejak kertas. Dia juga menghindari untuk membunuh orang yang dikenalnya, meskipun dia mengaku ada keinginan untuk membunuh ibunya, istri kedua, istri ketiga, dan putranya.

Psikolog forensik Universitas California, San Diego Reid Meloy menjelaskan bahwa Gary Ridgway cukup handal dalam menyimpan rahasianya tersebut selama 21 tahun.

Gary Ridgway dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 2003 atas 48 pembunuhan. Saat dijatuhi hukuman, dia meneteskan air mata dan mengisyaratkan penyesalannya dengan mengatakan, "Semoga mereka beristirahat dengan tenang. Mereka membutuhkan tempat yang lebih baik daripada tempat yang saya berikan kepada mereka." 

Di tahun 2003, Ridgway mengatakan kepada reporter negara bagian Washington Charlie Harger bahwa jumlah korbannya adalah 75 hingga 80 perempuan. ABC News melansir kabar bahwa hal itu mengarah pada penemuan empat korban lagi. Tapi karena kekurangan dana, upaya untuk mencari korban yang lainnya terhenti.

Adanya ketidakstabilan psikologis inilah yang membuat seseorang berperilaku keji dengan membunuh banyak orang, mereka tidak memiliki empati dan sifat mengasihani antar sesama, seperti salah satu pembunuh berantai paling produktif Green River Killer.