Sebelum ada metode pengawetan menggunakan garam, makanan sejenis daging dan ikan biasanya mudah membusuk dalam waktu yang singkat, jika gak disimpan di lemari pendingin. Apalagi ketika lemari pendingin belum ditemukan pada masa lampau, banyak sekali orang yang mengeluhkan hal tersebut.
Namun, sebelum Revolusi Industri, garam sulit untuk diproduksi, maka dari itu, garam menjadi komoditas paling berharga. Sehingga beberapa negara tertentu menjadikan garam sebagai mata uang. Bahkan gaji tentara Romawi kala itu, terkadang dibayar dengan ransum garam. Garam sangat berharga sehingga diperdagangkan secara internasional, dan "rute garam" yang luas terbentuk antara negara-negara penghasil garam dan negara-negara yang membeli garam berabad-abad sebelum kebangkitan Revolusi Industri.
Setelah produksi garam sudah melipah ruah di penjuru dunia, dan garam sudah menjadi penyedap rasa yang digunakan untuk membuat makanan, pengasinan hewani sudah mulai diterapkan pada ikan, yang kita kenal sebagai ikan asin. Dan dilakukan juga pada daging, contohnya seperti bacon.
Selain itu, pengasinan dilakukan untuk mencegah terjadinya perkembangan bakteri, fungi dan organisme patogenik potensial yang dapat merusak daging atau ikan bila gak dimasukan ke lemari pendingin.