Ilmuwan: Ulat Suatu Saat Akan Menyelamatkan Bumi

Terpujilah Engkau wahai ulat...

Polyethylene adalah plastik yang paling banyak digunakan di dunia, sekitar 80 juta ton dibuat setiap tahunnya.

Plastik sebagian besar digunakan dalam kemasan. Hampir 50% polietilen digunakan untuk memproduksi film plastik dalam penyimpanan makanan, penggunaan pertanian, dan lingkungan; Sisanya digunakan untuk memproduksi botol plastik dan produk cetakan injeksi.

Polyethylene sangat tahan terhadap kerusakan, dan bahkan jika terpotong-potong menjadi kecil ke dalam lingkungan maka plastik akan susah terdegradasi.

Lingkungan menjadi korba akan dampak pastik. Namun, alam ternyata bisa memberikan jawaban atas permasalahan sampah plastik selama ini.

Dr. Federica Bertocchini, seorang peneliti di Institute of Biomedicine and Biotechnology of Cantabria di Spanyol telah menemukan larva serangga yang dapat memakan salah satu plastik terberat, paling tahan banting, dan paling banyak digunakan di masyarakat.

Sebuah penemuan secara kebetulan terjadi ketika Dr. Bertocchini, yang juga merupakan peternak lebah amatir, mengeluarkan hama parasit dari sarang lebah di sarangnya. Hama tersebut adalah hama kupu-kupu lilin (Galleria mellonella) yang bertelur di dalam sarang lebah.Peneliti 

Karena kesal akan hama parasit tersebut, Dr. Bertocchini memasukan larva hama tersebut ke dalam tas belanja plastik. Tapi hanya dalam waktu singkat, ratusan ulat memakan kantong plastik dan membuat banyak lubang.

Studi lebih lanjut kemudian dilakukan oleh Dr. Bertocchini. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa larva kupu-kupu lilin dapat merusak kantong plastik dalam waktu kurang dari satu jam. Setelah 12 jam, terjadi pengurangan massa plastik 92 mg dari kantong.

"Tingkat degradasi plastik yanf dimakan oleh larva ulat lilin sangat cepat dibandingkan dengan penemuan baru-baru ini, seperti bakteri yang dilaporkan tahun lalu untuk melakukan biodegradasi beberapa plastik dengan kadar degradasi hanya 0,13 mg sehari," kata para periset.

Dr. Bertocchini dan rekan penulis menunjukkan bahwa larva ulat kupu-kupu lilin tidak hanya menelan plastik, tapi juga mengubah kimia polietilena plastik menjadi etilen glikol.

Meskipun larva ulat kupu-kupu lilin biasanya tidak makan plastik, para periset menduga bahwa kemampuan mereka adalah hasil dari kebiasaan alami mereka.

Rincian molekuler biodegradasi plastik memerlukan penyelidikan lebih lanjut, namun kemungkinan bahwa larva yang mencerna lilin dari sarang lebah dan polietilena melibatkan pemecah jenis ikatan kimia yang serupa.

"Lilin dari sarang lebah adalah polimer, semacam 'plastik alami', dan memiliki struktur kimia yang tidak berbeda dengan polietilen," kata Dr. Bertocchini, yang merupakan penulisr utama sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology.

"Jika satu enzim bertanggung jawab atas proses kimia degradasi plastik, maka kita dapat memreproduksi enzim tersebut dalam skala besar dengan menggunakan metode bioteknologi," kata Dr. Paolo Bombelli, seorang peneliti postdoctoral di Departemen Biokimia di Universitas Cambridge.

Dr. Bertocchini.dan kawan-kawan penelitinya berencana untuk menerapkan temuan ini menjadi cara yang layak untuk menyingkirkan sampah plastik. Bekerja untuk menemukan solusi dalam menyelamatkan samudera, sungai, dan lingkungan kita dari konsekuensi akumulasi plastik yang tak terhindarkan,

Namun, kita seharusnya tidak merasa dibenarkan untuk membuang polietilena (plastik) dengan sengaja ke lingkungan kita hanya karena kita sekarang tahu bagaimana mengurainya

Sumber:

News Staff. Wax Moth Caterpillars Found to Eat Polyethylene. www.sci-news.com. [Di publikasikan pada tanggal 25 April 2017]

Ahmad Edi Darmawan Photo Verified Writer Ahmad Edi Darmawan

Save climate change

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya