Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
wanita yang bersandar pada pohon
wanita yang bersandar pada pohon (pexels.com/Kim Thapa)

Intinya sih...

  • Memperhatikan sampah yang dibuang dengan menerapkan prinsip 3R

  • Hemat energi dalam berbagai aktivitas sehari-hari

  • Menciptakan pasokan makanan mandiri di rumah untuk mengurangi kerusakan alam

  • Peduli pada penggunaan air dan memanfaatkan air hujan

  • Suarakan kampanye menjaga alam di media sosial untuk meningkatkan kesadaran individu dan edukasi yang cukup

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, tak selamanya harus berkutat pada penguatan teknologi atau infrastruktur. Ada banyak faktor-faktor lain yang turut memengaruhi kualitas sumber daya manusia di suatu negara yang bahkan jarang disadari sebelum terlambat. Salah satunya terkait dengan menjaga keseimbangan alam.

Mau bagaimana pun kemajuan yang kita raih sendiri, sejatinya manusia masih termasuk dalam satu ekosistem besar sehingga secara tak punya tugas untuk menjaga ekosistem tersebut agar tetap tercipta harmoni antara manusia dengan alam.

Dengan alam yang terjaga, udara yang kita hirup akan semakin bersih sehingga meningkatkan fokus dan emosi yang baik, makanan yang dikonsumsi jadi jauh bernutrisi yang berimplikasi pada kesehatan dan kecerdasan, sampai rantai makanan makhluk lain yang ada di sekitar kita tetap bisa terjaga sehingga kita tak perlu berkonflik dengan mereka.

Hanya dengan memperhatikan alam saja, beberapa indeks untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas sudah bisa diwujudkan. Tenang saja, untuk mewujudkan keseimbangan antara alam dan kehidupan manusia sebagai masyarakat umum, kita tak perlu repot-repot datang ke hutan yang gundul untuk menanam pohon ataupun membersihkan laut dari sampah setiap hari, kok.

Ada beberapa cara simpel yang dapat kita lakukan dengan mudah di rumah sebagai langkah awal menunjukkan keseriusan menjaga alam. Kalau penasaran, simak pembahasan berikut ini sampai selesai, ya!

1. Perhatikan sampah yang dibuang!

tumpukan sampah rumah tangga yang kurang terurus (pexels.com/Kelly)

Tunggu dulu, memperhatikan sampah di sini bukan berarti kita harus membeli alat yang ribet dan mahal itu untuk mulai mendaur ulang sampah. Pada tingkat rumah tangga, daur ulang sampah itu sesimpel menerapkan prinsip 3R atau reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (daur ulang). Namun, menurut Stanford University, pada tingkat rumah tangga itu penerapan yang paling utama adalah reduce dan reuse.

Artinya, sebagai masyarakat umum, kita harus memperhatikan volume sampah yang dibuang. Sampai saat ini, plastik masih jadi musuh terbesar bagi lingkungan. Menggunakan plastik secara masif tentu malah akan semakin merusak lingkungan, mengingat material ini sangat sulit diurai secara alami. Maka dari itu, mengurangi volume penggunaan plastik jadi hal paling realistis kalau ingin menjaga alam.

Tak hanya plastik, sampah organik yang berasal dari makanan sehari-hari pun bisa menjadi masalah kalau dibiarkan. Solusinya simpel, kita hanya perlu mengonsumsi makanan sampai habis supaya tidak meninggalkan banyak sampah. Tak perlu gengsi untuk melahap apa yang ada di atas piring. Justru hal tersebut merupakan wujud rasa bersyukur dan upaya harmoni dengan alam yang sangat baik.

Selain menggaungkan upaya reduce, langkah mudah lain adalah memaksimalkan kembali benda-benda yang kita gunakan alias reuse. Misalnya saja, mulai beralih dari kantong plastik ke kantong berbahan kain yang bisa dipakai berulang kali. Prinsip reuse juga bisa diterapkan pada penggunaan peralatan dan wadah makan yang ramah lingkungan ataupun memanfaatkan barang bekas menjadi sesuatu yang lebih berguna.

Oh iya, yang terpenting, perhatikan dengan sampah yang pada akhirnya kita buang! Jangan sampai membuang sampah sembarangan, apalagi ke alam karena dampaknya pasti akan sangat buruk. Kalau memungkinkan dan ingin kerja lebih, memulai gerakan memilah-milah sampah yang hendak dibuang dapat jadi langkah besar untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

2. Hemat energi dalam berbagai aktivitas

Menggunakan bus listrik sebagai alat transportasi merupakan salah satu langkah menghemat energi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Suka tak suka, sebagian besar suplai energi yang kita terima saat ini masih berasal dari bahan-bahan yang kurang ramah lingkungan, semisal batu bara, minyak bumi, dan gas. Seperti yang kita ketahui, bahan-bahan tersebut tidak dapat diperbaharui dan cenderung merusak alam pada proses ekstraksi sampai menghasilkan energi yang kita pakai.

Untuk itu, menghemat energi jelas jadi langkah paling mudah untuk membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang tak dapat diperbaharui ialah lewat menghemat energi. Dilansir United Nations, mengganti lampu bohlam menjadi LED, selalu mematikan peralatan elektronik saat sudah tidak digunakan, sampai menggunakan peralatan elektronik yang lebih hemat listrik jadi beberapa langkah yang disarankan.

Selain itu, menghemat energi ini juga bisa kita terapkan di luar rumah. Misalnya, mengurangi intensitas penggunaan kendaraan bermotor pribadi dengan beralih pada sepeda, kendaraan listrik, transportasi umum, atau berjalan kaki. Hanya dengan beralih dari kendaraan pribadi menuju kendaraan ramah lingkungan atau transportasi umum, satu orang sudah bisa mengurangi emisi jejak karbon sampai 2 ton per tahunnya, lho.

3. Menciptakan pasokan makanan mandiri di rumah

wanita yang sedang merawat kebun hidroponik (pexels.com/Anna Tarazevich)

Poin ini bukan berarti kita harus menyediakan sendiri seluruh kebutuhan pangan di rumah. Pada kebanyakan waktu, kita pasti tetap memerlukan pasokan pangan dari luar yang sulit diperoleh secara mandiri. Maksud dari menciptakan pasokan makanan itu terkait dengan menyediakan jenis pangan tertentu yang sekiranya bisa kita produksi sendiri di rumah.

Ada berbagai jenis sayur hidroponik, telur ayam, sampai kolam ikan skala kecil yang bisa dijadikan contoh pasokan makanan mandiri di rumah. Pengadaan beberapa sumber pangan ini punya banyak peran penting, baik bagi diri sendiri maupun alam. Misalnya saja, menghemat pengeluaran bulanan, memberi tubuh aktivitas tambahan yang menyehatkan, belajar merawat tanaman dan hewan, sampai memperoleh keuntungan ekonomi.

Hal ini penting mengingat pertanian dan peternakan besar pasti akan memakan sumber daya dalam jumlah besar. Menurut World Wildlife Fund, produksi makanan untuk manusia—baik dari pertanian ataupun peternakan—jadi salah satu faktor terbesar rusaknya alam. Sekitar 60 persen kerusakan keanekaragaman hayati yang ada saat ini disebabkan dari sektor pangan.

Hal ini wajar mengingat pertanian dan peternakan perlu lahan yang luas, kebutuhan air yang luar biasa besar, sampai menggunakan berbagai sumber daya lain dalam porsi yang masif. Semakin banyaknya manusia yang ada saat ini berarti semakin besar pula kebutuhan pangan. Maka dari itu, agar sedikit meringankan masalah tersebut, menciptakan pasokan pangan sendiri di rumah dalam skala kecil jelas jadi hal yang perlu didorong demi kebaikan bersama.

4. Peduli pada penggunaan air

ilustrasi menggunakan air untuk kebutuhan sehari-hari (pexels.com/Kaboompics.com)

Bumi memang didominasi oleh air. Namun, dari keseluruhan air yang ada di planet tercinta kita, kurang dari 1 persen saja yang bisa digunakan karena mayoritas air di Bumi merupakan air asin ataupun air yang berbentuk bongkahan es di kutub. Belum lagi, berbagai sektor industri menggunakan air dalam jumlah yang sangat masif sehingga jumlah yang bisa kita—sebagai masyarakat umum—manfaatkan menjadi semakin sedikit.

Dari situ, penting bagi kita untuk mulai menjaga air. Langkahnya ada banyak, bahkan pada tingkat rumah tangga sekalipun. Green Mountain Energy melansir kalau beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah menghemat intensitas penggunaan air untuk aktivitas sehari-hari, tidak mencemari sumber-sumber air bersih, sampai memanfaatkan air hujan untuk keperluan seperti menyiram tanaman. Cukup dengan langkah mudah itu, kita sudah berkontribusi dalam menjaga keberadaan air bersih di alam supaya bisa dimanfaatkan lagi pada masa yang akan datang.

5. Suarakan kampanye menjaga alam!

ilustrasi menyampaikan pesan menjaga alam pada komunitas terdekat (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)

Siapa sangka kalau aktivitas di sosial media pun dapat menjadi senjata yang efektif untuk menjaga alam. Caranya adalah lewat menyerukan pesan-pesan menjaga alam di media sosial, baik pada sela-sela aktivitas, ketika sedang rebahan, atau memang dengan sengaja melibatkan diri dalam kampanye tersebut. Mau bagaimanapun, hal paling mendasar dalam menjaga alam itu adalah kesadaran individu dan edukasi yang cukup.

Sementara itu, salah satu saluran supaya komunitas memperoleh dua modal pertama tersebut adalah dengan bersuara lantang lewat berbagai saluran. Dilansir Stanford University, menyuarakan isu menjaga alam dan keberlanjutan mampu membawa perubahan signifikan karena yang dapat kita pengaruhi itu adalah lini-lini paling dasar, semisal keluarga, kerabat, dan lingkungan sekitar. Semakin banyak orang yang menyuarakan pesan tersebut, maka kesadaran dapat terbentuk secara luas dan mengakar pada komunitas terkecil sekalipun.

Komunitas sosial yang sudah sadar akan peran menjaga alam itu kemudian akan naik tingkat dari sekadar menjaga alam pada level rumah tangga. Kegiatan membersihkan lingkungan dalam skala besar, penanaman kembali lahan yang rusak, sampai menjaga kelestarian hewan adalah upaya tingkat tinggi yang baru bisa diraih jika seluruh komunitas, kelompok, ataupun golongan masyarakat memiliki kesadaran kolektif tentang peran manusia dan harmoninya terhadap alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team