Dari hari ke hari, pola makan vegetarian dan vegan kian populer. Penganutnya menganggap gaya hidup ini lebih sehat, lebih manusiawi, dan lebih berkelanjutan (sustainable).
Tak sedikit penganut vegetarian dan vegan yang menerapkan prinsip ini pada kucing yang mereka pelihara. Mengingat kucing adalah karnivora atau pemakan daging, apakah kebutuhan nutrisi mereka terpenuhi jika dipaksa pemiliknya jadi vegetarian atau vegan?
Seperti yang bisa ditebak, pola makan nabati (plant based diet) itu tinggi karbohidrat. Seringkali, lebih dari 50 persen kalori makanannya berasal dari karbohidrat.
Melansir Animal Wellness Magazine, semua karbohidrat (kecuali serat) akan terurai menjadi glukosa. Ini menyebabkan perubahan yang tidak wajar pada glukosa darah kucing, yang akan mengarah pada resistensi insulin.
Selain itu, kucing yang mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat cenderung mengalami kenaikan berat badan. Karbohidrat dicerna dengan baik, tetapi hanya glukosa yang digunakan untuk kebutuhan energi langsung. Sisanya akan disimpan sebagai lemak.
Metabolisme kucing menggunakan protein untuk energi, menyusun jaringan, dan memproduksi hormon serta molekul penting lain. Sedangkan anjing, manusia, dan omnivora lain memakai karbohidrat, protein, dan lemak untuk energi.
That's why, kebutuhan protein kucing lebih tinggi daripada hewan lain. Protein terbuat dari asam amino. Manusia memerlukan sembilan asam amino esensial, anjing sepuluh, dan kucing membutuhkan sebelas (termasuk arginin dan taurin).
Beberapa asam amino seperti karnitin, tirosin, taurin, dan arginin ditemukan dalam daging, mengutip dari Animal Wellness Magazine. Akan menjadi masalah bila kucing tidak mengonsumsi daging.
Salah satu komponen yang dibutuhkan kucing adalah taurin. Ini adalah komponen asam empedu yang membantu pencernaan lemak, melansir Animal Wellness Magazine.
Berapa banyak taurin yang diperlukan kucing? Mengutip Animals A2Z, kucing harus mendapatkan 100 mg taurin atau dari keseluruhan makanan yang dikonsumsi setidaknya mengandung 28 persen protein.
Apa manfaat taurin bagi kucing? Taurin penting untuk kesehatan otak, saraf, jantung, dan mata.
Tiga komponen lain yang tak kalah penting dari taurin adalah arginin, tirosin, dan karnitin. Melansir dari Animal Wellness Magazine, fatal akibatnya bila anak kucing tidak mendapatkan arginin.
Sedangkan, tirosin penting karena menghasilkan dopamin dan adrenalin (hormon stres). Kekurangan tirosin menyebabkan bulu kucing hitam kehilangan melanin dan berubah menjadi cokelat kemerahan.
Di sisi lain, tubuh kucing bisa memproduksi karnitin. Namun, kemampuan untuk memproduksi karnitin terganggu pada kucing yang obesitas, mengalami penurunan nafsu makan, penyakit ginjal, dan gangguan hati.
Kucing yang mengonsumsi makanan berbahan dasar daging menghasilkan urin dengan pH asam alami, yakni sekitar 5 hingga 6. Sedangkan, kucing yang diberi makan sayuran (plant based diet) menyebabkan pH urin menjadi basa.
Ini memungkinkan pembentukan kristal dan batu di saluran kemih. Alhasil, ini bisa menyebabkan penyumbatan saluran kemih yang mengancam jiwa pada kucing jantan.
Selain itu, makanan kucing vegetarian dan vegan komersial memakai bahan-bahan yang diproses tinggi, diekstrak secara kimiawi, dan disintesis supaya protein dan nutrisi lain terpenuhi. Karena highly-processed, kucing lebih rentan terkena infeksi saluran kemih, telinga, dan infeksi lainnya.
Salah satu alasan mengapa kucing tidak bisa menjadi vegetarian atau vegan adalah vitamin dan mineral tertentu hanya ditemukan di daging. Contohnya adalah asam linoleat lemak (omega-6) dan asam alfa linolenat (omega-3).
Meskipun keduanya ditemukan di sayuran, tapi sumber terbaik tetaplah dari hewani. Makanan kucing vegan cenderung rendah lemak sehingga bisa membuat kulit kucing mengering dan kondisi bulu memburuk.
Selain itu, asam arakidonat tidak ditemukan di tumbuhan vaskular. Padahal, komponen ini penting untuk sistem kekebalan kucing.
Nah, itulah sederet alasan mengapa kucing perlu makan daging. Jika kamu sayang kucingmu, jangan memaksanya menjadi vegetarian atau vegan, ya!