Bayangkan kamu sedang berjalan di taman tropis, lalu melihat seekor kadal kecil mengendap pelan, menatap kupu-kupu berwarna cerah yang hinggap di daun. Alih-alih menyerang kepala sang kupu-kupu, kadal itu justru menggigit bagian belakang sayapnya. Kupu-kupu pun melesat pergi, kehilangan sedikit bagian sayap tapi berhasil selamat. Adegan ini bukan sekadar kebetulan, tapi bagian dari strategi evolusi yang cerdas dari makhluk cantik bernama kupu-kupu.
Kupu-kupu dari keluarga Lycaenidae dikenal punya ilusi optik di sayap belakangnya yang membuat bagian tersebut terlihat seperti kepala. Pola warna, gerakan halus, bahkan struktur "ekor" kecil di sayap ikut membantu menciptakan kebingungan. Studi dari dua entomolog di Indian Institute of Science Education and Research, Thiruvananthapuram, membongkar bahwa penyamaran ini bukan hasil dari satu gen sederhana, melainkan interaksi kompleks banyak gen yang bekerja untuk menciptakan struktur dan pola simetris yang membingungkan predator. Evolusi, dalam kasus ini, tampak seperti seniman ulung yang merancang kostum perlindungan paling elegan di alam liar.