Salah satu avatar Batara Wisnu, Sri Krishna, menunjukkan rupa Wiswarupa kepada Arjuna. (wikimedia.org)
Sering dengar kata "darah biru" yang berarti status keningratan seseorang? Selama ribuan tahun, kelangkaan warna biru di masanya membuat orang melihat warna ini sebagai warna berstatus tinggi.
"Kelangkaan relatif warna biru yang tersedia dalam pigmen alami kemungkinan memicu daya tarik kami," tulis para peneliti AS dan Australia dalam studi yang dimuat di Frontiers in Plant Science tersebut.
Warna biru ultramarine pada lazuardi konon sama berharganya seperti emas di Abad Pertengahan di benua Eropa. Penggunaan ultramarine condong untuk mewarnai ilustrasi di naskah beriluminasi dan panel pintu serta jendela Italia. Selain hijau, biru juga menjadi "lambang" alam.
Dalam beberapa kepercayaan, biru menjadi warna yang "suci". Sebagai contoh, dewa dalam kepercayaan Hindu, Batara Wisnu (विष्णु), dan beberapa avatarnya seperti Sri Rama (राम) dan Krishna (कृष्ण), sering dilukiskan memiliki kulit berwarna biru. Ibu Yesus Kristus, Bunda Maria, sering dilukiskan dengan jubah berwarna biru.
lukisan Madonna (Bunda Maria) dengan Bayi Yesus Kristus, Sandro Boticelli, abad ke-15 (wikimedia.org)
Tidak mudah bagi makhluk hidup hingga benda mati untuk memproduksi warna biru. Bahkan, butuh keistimewaan sendiri agar bisa menciptakan warna biru alami.
Karena kelangkaannya, warna biru membentuk persepsi manusia akan hal-hal yang superior dan tidak bisa disentuh seperti langit dan perairan dalam. Oleh karena itu, warna biru menyentuh status tinggi di masa lampau.
"Mungkin karena langka di alam dan kita mengasosiasikannya dengan hal-hal yang tidak bisa kita sentuh, seperti langit dan laut, warna biru adalah sesuatu yang sangat terbuka untuk asosiasi dan interpretasi yang berbeda," kata Kai.
Ternyata, warna biru lebih "dalam" daripada yang kita kira, lo! Apakah biru adalah warna kesukaanmu? Kalau iya, kamu patut berbangga!