Tragis, Ini 5 Fakta Sesungguhnya tentang Harimau Putih

Bukan untuk dikagumi!

Saat ke kebun bintang, kita mungkin pernah melihat harimau putih. Umum ditemukan di India, harimau putih mengundang decak kagum mereka yang melihatnya. Kapan lagi melihat harimau yang seluruh bulunya berwarna putih?

Meski begitu, tahukah kamu bahwa harimau putih menyembunyikan kisah yang sebenarnya amat memilukan? Nyatanya, mungkin promosi harimau putih oleh berbagai kebun binatang sebenarnya adalah "kebohongan" yang menyakitkan. Mengapa begitu? Simak baik-baik, ini fakta-fakta harimau putih yang menyedihkan!

1. Meski langkah, harimau putih bukanlah spesies yang terancam punah

Tragis, Ini 5 Fakta Sesungguhnya tentang Harimau Putihilustrasi harimau putih (unsplash.com/Catherine Bares)

Jika kamu perhatikan, tak ada nama latin untuk "Harimau Putih". Dilansir World Wildlife Fund for Nature (WWF), harimau putih sebenarnya bukanlah subspesies harimau (Panthera tigris). Di dunia, subspesies harimau yang diakui resmi hanyalah dua: Harimau Asia (Panthera tigris tigris) dan Harimau Jawa (P. tigris sondaica).

WWF menjelaskan bahwa bulu harimau putih adalah hasil mutasi genetik, kondisi yang disebut leucism. Bukan satwa yang terancam punah, sayangnya, tidak sedikit kebun bintang yang mempromosikannya dengan status tersebut.

Dilansir Scientific American, satwa ini adalah hasil perkawinan dua harimau biasa dengan alel langka. Di alam liar, memang harimau putih hanya ada beberapa kali, dan terakhir kali terlihat di alam liar mati tertembak pada 1958. Jadi, kelangkaan harimau putih sebenarnya adalah karena alel langka tersebut.

Selain itu, kemungkinan besar lainnya adalah ketidakmampuan harimau putih untuk berburu atau mempertahankan diri. Dengan warna bulunya yang putih, WWF menyatakan bahwa harimau putih sulit menyamar untuk berburu atau untuk menghindari predator.

2. Harimau putih adalah hasil dari perkawinan sedarah

Sementara harimau putih amat langka di alam liar, Scientific American menekankan bahwa satwa ini amat banyak di penangkaran. Sayangnya, ini adalah akal bulus para pengelola kebun binatang yang ingin mempertahankan populasi harimau putih agar tetap mengundang pengunjung.

Agar tetap melahirkan harimau putih, harimau di penangkaran dengan alel langka terus menjalani perkawinan sedarah selama beberapa generasi. Di AS, semua harimau putih adalah keturunan dari seekor harimau putih Bengal bernama Mohan dan anak perempuannya, Mohini.

Selain itu, tidak jarang ada kondisi genetik yang menyebabkan harimau putih tidak memiliki loreng. Salah satu kasus yang terkenal terjadi pada 2004, saat dua pasangan harimau Bengal di Spanyol melahirkan harimau putih tanpa loreng yang dinamai Artico (Arktika).

Baca Juga: 10 Alasan Singa Disebut Raja Hutan, padahal Hidupnya di Padang Rumput!

3. Harimau putih tidak baik-baik saja

Tragis, Ini 5 Fakta Sesungguhnya tentang Harimau Putihilustrasi harimau putih di penangkaran (unsplash.com/jamie turner)

Seperti perkawinan sedarah pada umumnya, perkawinan sedarah antara harimau pun bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Menurut WWF, beberapa masalah yang umum ditemui di harimau putih adalah deformitas tulang belakang, organ yang abnormal, dan defisiensi imun sehingga lebih mudah sakit.

Bukan rahasia kalau harimau putih berisiko besar menderita strabismus atau mata juling. Selain deformitas di bagian wajah dan tulang belakang, harimau putih juga berisiko mengalami gangguan kesuburan dan sering mengalami keguguran serta masalah jantung yang bisa memperpendek usianya.

Scientific American mencatat bahwa hingga saat ini, kebun binatang yang tak terakreditasi American Association of Zoos and Aquariums (AZA) masih melakukan proses perkawinan sedarah. AZA pun menyadari kalau praktik perkawinan sedarah di satwa mana pun bisa menyebabkan gangguan yang berakibat fatal, sehingga melarangnya

"Praktik pengembangbiakan yang meningkatkan ekpresi alel langka tunggal melalui perkawinan sedarah ..., bisa menyebabkan kondisi karakteristik eksternal dan internal yang abnormal, menyakitkan, bahkan mematikan," tulis AZA pada 2011.

4. Habis manis, sepah dibuang, itulah harimau putih

WWF mengatakan bahwa anak harimau dalam penangkaran, terutama anak harimau putih, dipandang sebagai "ladang cuan" oleh pengelola kebun binatang. Toh, anak harimau lebih mudah dirawat, dan pengunjung senang berfoto ria, 'kan? Masalahnya, oknum-oknum ini ternyata kewalahan saat anak-anak harimau putih sudah dewasa (dan, terkena komplikasi akibat perkawinan sedarah).

Menuntut biaya yang besar dan protokol keamanan yang lebih ketat, tak jarang mereka menjualnya sebagai peliharaan atau mengurungnya dan dipersiapkan untuk perkawinan darah selanjutnya dengan lingkungan yang tak pantas. WWF bahkan memperingatkan bahwa harimau putih dewasa tak jarang dibunuh dan dijual organnya. Gak mau rugi!

"Saat masyarakat percaya klaim palsu sebuah kebun binatang dan membayar untuk melihat atau berinteraksi dengan harimau putih, mereka secara tak sadar mendorong perkawinan sedarah, manajemen populasi buruk, dan praktik eksploitasi tak bertanggung jawab," ujar WWF.

5. Perlunya hukum untuk melindungi harimau agar tak menjadi putih

Tragis, Ini 5 Fakta Sesungguhnya tentang Harimau Putihilustrasi anak harimau putih dengan mata juling atau strabismus (unsplash.com/YBag Media)

Kesimpulannya, harimau putih bukanlah satwa yang terancam punah. Kelangkaan dan putihnya bulu mereka adalah hasil dari anomali genetik yang tak memerlukan penangkaran, apalagi pengembangbiakan. Selama praktik ini terus dijalankan, populasi harimau akan terus terancam.

WWF menegaskan bahwa mereka telah melakukan bagiannya dalam menanggulangi praktik ini. Pada Desember 2022, Big Cat Public Safety Act (BCPSA) di AS melarang penangkaran keluarga spesies kucing besar (singa, harimau, jaguar, dan lainnya) di situs penangkaran yang tak terakreditasi oleh AZA.

"BCPSA juga melarang kontak dengan spesies ini dan membatasi penggunaan komersial, seperti berfoto, menimang, dan aktivitas serupa yang mengganggu kesejahteraan dan perawatan hewan," tulis AZA.

Bagaimana dengan belahan dunia lain? Kemungkinan besar, kesadarannya masih rendah! Oleh sebab itu, dunia seharusnya sadar bahwa harimau putih tidak baik-baik saja dan tengah menderita. Mari lakukan bagian kita untuk menolak praktik eksploitasi harimau putih!

Baca Juga: 7 Fakta Harimau Sumatra, Terancam Punah Hingga Dikeramatkan

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya