12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteor

Selain konjungsi, ada oposisi planet juga

Bulan September lalu, kita telah disuguhkan dengan berbagai pemandangan langit, dari konjungsi, oposisi, hingga hujan meteor. Selain itu, Bumi juga mengalami ekuinoks terhadap Matahari menjelang penghujung bulan.

Ketinggalan fenomena di langit September? Tidak perlu khawatir karena fenomena di langit bulan Oktober pun tidak kalah spektakuler. Inilah beberapa peristiwa langit yang dapat kamu saksikan di langit pada bulan Oktober!

1. 3 Oktober: Venus berada di titik aphelion

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan MeteorIlustrasi planet Venus. (Pixabay.com/WikiImages)

Dimulai pada 3 Oktober, planet ke-2 dari tata surya, Venus, akan berada di titik terjauhnya dari Matahari atau aphelion. Distribusi energi Matahari pada permukaan Venus akan tetap sama seperti saat sang planet mencapai jarak terdekatnya atau perihelion.

Di titik ini, In the Sky memprakirakan jarak Venus dan Matahari berkisar 0,73 AU atau hampir 110 juta kilometer. Dapat terlihat di konstelasi Libra, fenomena Venus di titik aphelion terhadap Matahari bisa terlihat pada pukul 11.07 waktu setempat.

2. 8 Oktober: Puncak hujan meteor Draconid

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorhujan meteor (wired.com)

Hujan meteor Draconid aktif mulai dari tanggal 6 hingga 10 Oktober mendatang. Nah, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor di konstelasi Draco ini adalah pada 8 Oktober mendatang. Kamu dapat mulai melihat hujan meteor Draconid dari langit utara sejak pukul 19.00 waktu setempat.

Info Astronomy mengatakan bahwa di puncaknya, kamu bisa melihat hingga 10 meteor. Tidak perlu teleskop, fenomena ini dapat disaksikan di langit yang bebas polusi cahaya dan bidang pandang yang luas seperti gunung, lapangan, atau pantai.

3. 10 Oktober: Bulan bertemu dengan Venus

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorilustrasi konjungsi Venus dan Bulan (space.com)

Setelah disuguhkan hujan meteor Draconid, kamu bisa melihat pertemuan antara Bulan dan planet Venus. Masih dalam fase sabit, Bulan dan Venus akan terpisah dengan jarak 4°.

Fenomena ini dapat terlihat pada pukul 18.30 waktu setempat di langit barat dengan magnitudo -4,2. Memang, Venus akan terlihat seperti bintang yang terang. Untuk melihat Venus dengan detail, Info Astronomy menyarankan menggunakan teleskop dengan kemampuan magnifikasi 225 kali.

4. 11 Oktober: Puncak hujan meteor δ-Aurigid

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorhujan meteor (thethaiger.com)

Ketinggalan hujan meteor Draconid? Tidak masalah, karena kamu masih bisa melihat puncak hujan meteor δ-Aurigid di konstelasi Auriga. Hujan meteor ini berlangsung dari 10 sampai 18 Oktober, dengan puncaknya pada 11 Oktober mendatang.

Terlihat mulai dari pukul 22.00 waktu setempat, puncak hujan meteor ini diprakirakan dengan intensitas minim, 2 meteor per jam. Jadi, pasang matamu baik-baik!

5. 14 Oktober: Bulan berkonjungsi dengan Saturnus

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorilustrasi Bulan dan Saturnus (adjustyoursailswithme.medium.com)

Pada 14 Oktober mendatang, planet yang terkenal dengan cincinnya, Saturnus, akan berdekatan dengan Bulan. Berada di konstelasi Capricornus di langit timur, Bulan berada di magnitudo -12.2, sementara Saturnus di 0.3 dan hanya terpisah 3° satu sama lain.

Perlu diingat, karena jarak Saturnus yang lebih jauh, maka planet ini terlihat jauh lebih redup dibandingkan Jupiter. Jika ingin Saturnus lihat dengan detail lengkap dengan cincin dan bulannya, maka kamu butuh teleskop dengan magnifikasi 175 kali.

6. 15 Oktober: Giliran Jupiter yang menyapa Bulan

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorkonjungsi Bulan dan Jupiter (wikimedia.org)

Sejak Desember 2020, Jupiter dan Saturnus saling kejar-kejaran. Sesudah Saturnus, maka Jupiter juga tak mau kalah. Planet terbesar di tata surya ini berkonjungsi dengan Bulan pada 15 Oktober mendatang.

Dapat terlihat pada pukul 18.30 waktu setempat, kedua benda langit ini akan berada di konstelasi Capricornus dan terpisah hanya 4° satu sama lain. Meski paling besar di tata surya, dari Bumi, jarak Jupiter membuatnya terlihat seperti bintang kecil. Jadi, kamu butuh teleskop dengan magnifikasi minimal 75 kali untuk melihatnya secara detail.

Baca Juga: 5 Galaksi Terbesar yang Diketahui, Jadi Merasa Kecil!

7. 17 Oktober: Planet katai 136199 Eris berdekatan dengan Bumi

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan MeteorCitra dari Eris, planet kerdil di zona Sabuk Kuiper. (space.com)

Tertarik untuk melihat planet katai di langit Bumi? Jangan sampai melewatkan 136199 Eris. Terlihat di konstelasi Cetus, Eris terlihat saat Matahari terbit dan akan terbenam saat Fajar menyingsing keesokan harinya.

Menurut laman In the Sky, Eris dapat terlihat sejak pukul 19.00 waktu setempat dari langit timur. Sayangnya, karena berada cukup jauh dari Bumi, cukup sulit untuk melihat Eris bahkan dengan teleskop.

8. 18 Oktober: Puncak hujan meteor ε-Geminid

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorhujan meteor (independent.co.uk)

Hujan meteor ε-Geminid sebenarnya berlangsung sejak 14 hingga 27 Oktober mendatang. Nah, puncak aktivitas meteor ini diprakirakan pada tanggal 18 Oktober mendatang. Sesuai namanya, hujan meteor ini terjadi di konstelasi Gemini di langit timur.

Menurut In the Sky, hujan meteor ε-Geminid akan terlihat mulai pukul 23.00 malam dan akan terus aktif hingga fajar menyingsing pada 19 Oktober. Di puncaknya, kamu dapat menyaksikan hujan meteor dengan intensitas 2-3 meteor per jam. Jadi, pastikan bidang pandangmu luas.

9. 21 Oktober: Puncak hujan meteor Orionid

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorhujan meteor (cbc.ca)

Aktif sejak 2 Oktober sampai 7 November mendatang, hujan meteor Orionid akan mencapai puncaknya pada tanggal 21 Oktober mendatang. Seperti namanya, hujan meteor ini terjadi di konstelasi Orion. Hujan meteor ini diperkirakan disebabkan oleh comet 1P atau yang akrab kita sapa dengan Halley.

Meski sudah tampak sejak pukul 22.30 waktu setempat di langit timur, Info Astronomy menyarankan untuk menunggu hingga dini hari agar meteor terlihat banyak. Di puncaknya dan ditambah langit cerah tanpa polusi, hujan meteor Orionid akan jatuh dengan intensitas 13-15 meteor per jam!

10. 24 Oktober: Puncak hujan meteor Leonis Minorid

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorhujan meteor (masslive.com)

Hujan meteor Leonis Minorid berlangsung sejak 19 sampai 27 Oktober mendatang. Nah, puncak hujan meteor dipastikan akan terjadi pada 24 Oktober mendatang. Sesuai namanya, hujan meteor ini terjadi di rasi bintang Leo Minor di langit timur.

Menurut In the Sky, hujan meteor ini dapat dilihat sejak pukul 02.00 dini hari waktu setempat dan tetap aktif hingga pukul 05.00 pagi. Sayangnya, intensitas hujan meteor Leonis Minorid minim, yaitu 0-2 meteor per jam saja.

11. 25 Oktober: Merkurius di elongasi maksimum barat

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorplanet Merkurius (pixabay.com/WikiImages)

Sebagai planet yang paling dekat dengan Matahari, keberadaan Merkurius amat mudah ditebak. Nah, pada 25 Oktober mendatang, kamu dapat melihat Merkurius tepat 15° di langit timur.

Fenomena ini dapat kamu saksikan pada pukul 05.00 waktu setempat. Saat itu, Merkurius akan tampak seperti bintang kecil yang terang dengan magnitudo 0,5. Untuk melihat Merkurius, Info Astronomy menyarankan teleskop dengan magnifikasi 225 kali.

12. 29 Oktober: Venus di elongasi maksimum timur

12 Fenomena Langit Oktober 2021, Ramai Hujan Meteorplanet Venus (scienceabc.com)

Menutup bulan Oktober, kamu akan melihat planet Venus lagi pada 29 Oktober. Kali ini, Venus akan berada di titik elongasi maksimum timur terhadap Matahari.

Sementara Matahari berada di konstelasi Virgo, Venus akan terlihat di konstelasi Ophiuchus. Menurut In the Sky, Venus akan terlihat di magnitudo -4,4 pada pukul menjelang 18.00 waktu setempat.

Itulah beberapa fenomena langit yang bisa kamu saksikan pada bulan Oktober ini. Bagaimana? Cukup menarik untuk terlewatkan, kan? Jangan sampai ketinggalan!

Baca Juga: Percaya atau Tidak, Ini 15 Galaksi Paling Aneh tapi Nyata

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya