Mengenal Sai no Kawara, Neraka Anak-anak di Mitologi Jepang!

Siapa bilang anak pasti masuk surga?

Kematian adalah hal yang menjadi rahasia Ilahi. Ke mana kita pergi sesudah menghembuskan napas terakhir? Apakah reinkarnasi itu ada? Hal-hal inilah yang terus berada di pikiran manusia, terlebih saat ajal mendekat.

Di mitologi Jepang, kematian anak-anak jadi salah satu hal yang dibahas. Salah satu kepercayaan yang beredar umum adalah bahwa anak-anak yang meninggal tidak langsung ke Nirwana, melainkan ke sebuah tempat bernama Sai no Kawara (賽の河原). Tempat apakah itu?

Sekte Jodo dan munculnya ketakutan terhadap Neraka

Mengenal Sai no Kawara, Neraka Anak-anak di Mitologi Jepang!patung Jizo Bosatsu (kcpinternational.com)

Sebelum mengetahui Sai no Kawara, ada baiknya kita mengenal sosok Jizo (地蔵). Populer di China sejak abad ke-5 Masehi, sang Bosatsu (菩薩) atau Bodhisatwa baru muncul saat abad ke-8, dan umumnya digambarkan sebagai pelindung arwah dari dakwaan Sepuluh Raja Neraka.

Jizo baru populer pada Era Heian Akhir (794M–1192M), tepatnya saat bangkitnya Sekte Jodo (浄土仏教). Sekte ini menggaungkan keseraman neraka, dan satu-satunya pengharapan adalah kelahiran kembali di Jodo (Tanah Murni) dengan percaya kepada Amitabha atau Amida Nyorai (阿弥陀如来). Saat itu, mereka percaya kehidupan umat manusia terbagi jadi tiga fase:

  • Tersebarnya Ajaran Buddha/Shobo (正法): terjadi 500 tahun setelah kematian Buddha, ajaran Buddha diterima dan menyebar ke penjuru Bumi. Umat Buddha dapat mengerti dan menerapkan ajaran tersebut.
  • Melemahnya Ajaran Buddha/Zoho (像法): 500 tahun setelah Shobo, di mana ajaran Buddha mulai melemah.
  • Ajaran Buddha Ditinggalkan/Mappo (末法): berlangsung selama 10.000 tahun, masa ini adalah "masa kegelapan" di mana ajaran Buddha sudah lemah dan ditinggalkan.

Menurut salah satu figur Sekte Jodo yang terkemuka saat itu, Genshin (源信), manusia tengah hidup dalam masa Mappo. Lewat kitab Ojoyoshu (往生要集), pandangan tentang neraka dan alam baka membuat pengikut Sekte tersebut makin ramai.

Sai no Kawara, menyusun batu selama-lamanya

Sai no Kawara adalah sebuah tempat yang terletak di tepi Sungai Sanzu, sungai yang dalam kepercayaan Buddha Jepang harus dilewati oleh arwah sesudah kematiannya. Berdasarkan perbuatannya selama hidup, ia bisa melewati Sungai Sanzu lewat jembatan, dengan perahu, atau harus berenang di air Sungai Sanzu yang mematikan.

Legenda Sai no Kawara berasal dari Sekte Jodo pada abad ke-14–15 (Muromachi), lewat beragam prosa Otogi-zōshi (御伽草子). Anak-anak yang wafat dikirimkan ke dunia bawah sebagai hukuman karena membuat orang tuanya berduka. Arus Sungai Sanzu yang deras dan berbahaya tidak mungkin diarungi anak-anak.

Alhasil, mereka menyusun batu kerikil sebagai ganti doa dan penghukuman agar selamat. Meski begitu, mereka harus menyusun batu-batu tersebut selamanya. Selain roboh karena angin atau api, para oni (鬼) (konon atas perintah Datsue-ba [奪 衣婆]) menghancurkan susunan batu tersebut dan menyiksa anak-anak dengan sadis.

"Di Jepang, kepercayaan populer adalah bahwa sosok mengerikan bernama Shozuka-no-Baba (Datsue-ba) melucuti baju anak-anak dan memaksa mereka menyusun batu untuk membuat tangga ke surga," tulis Frederic Louis dalam bukunya, Flammarion Iconographic Guide to Buddhism (1995).

Baca Juga: 15 Dewa dan Dewi Terpopuler dari Mitologi Jepang

Tertulis oleh Lafcadio Hearn

Mengenal Sai no Kawara, Neraka Anak-anak di Mitologi Jepang!lukisan ilustrasi Sai no Kawara, neraka anak dalam mitologi Buddha Jepang (digitalcollections.nypl.org)

Selain kitab-kitab Buddha Jepang, tokoh sastrawan Eropa-Jepang terkenal, Lafcadio Hearn atau Koizumi Yakumo (小泉 八雲) juga pernah mencatat legenda Sai no Kawara. Hal ini dituangkannya dalam buku Glimpses of Unfamiliar Japan (1894).

Hearn mencatat sebuah sajak mengenai "Senandung dari Sai no Kawara", tentang penderitaan anak-anak yang terjebak dalam Sai-no-Kawara di mana tangisannya "merobek daging dan tulang". Anak-anak harus terus menyusun batu setinggi doa mereka untuk kebahagiaan keluarga yang ditinggalkan demi mencapai surga.

Waktu tak akan pernah cukup. Kala Matahari terbenam di Sai-no-Kawara, para oni datang dan merobohkan batu tersebut dan menyiksa mereka dengan gada besi. Bagi para iblis, inilah hukuman bagi anak-anak karena kematian mereka membuat keluarga sedih hingga tak melakukan darma.

"Lihat! Orang tuamu di dunia, meninggalkan darma."

"Hanya berduka karenamu pagi hingga malam, 'Sungguh menyedihkan!'"

"Sesungguhnya, penyebab deritamu saat ini adalah ratapan orang tuamu itu."

"Jadi, jangan salahkan kami!" seru para oni seraya merobohkan batu yang disusun oleh sang anak, sekaligus harapannya masuk Surga.

Jizo Bosatsu to the rescue

Jika orang tua percaya kepada Jizo Bosatsu, maka Jizo akan menyelamatkan anak-anak dari hukuman di Sai no Kawara. Dalam jubahnya yang besar, sang Bosatsu melindungi anak-anak dari siksaan para oni, dan dengan tongkat Shakujo (錫杖), Bozu mengantar sang anak melewati Sungai Sanzu serta melindunginya.

Hingga saat ini, patung Jizo bisa ditemukan di berbagai tempat di Jepang, seperti kuburan, tikungan jalan, hingga kuil. Patung ini sering memakai jubah kecil berwarna merah, tanda doa agar Jizo melindungi arwah para anak dari onidi Sai no Kawara. Tidak jarang, batu kecil juga disusun sebagai ganti doa kepada arwah anak-anak mereka.

Di manakah Sai no Kawara?

Mengenal Sai no Kawara, Neraka Anak-anak di Mitologi Jepang!Gunung Osore di Prefektur Aomori (wikimedia.org)

Tentu kita bertanya-tanya, di manakah Sai no Kawara itu? Berbagai sumber mengatakan kalau Sai no Kawara adalah "dasar Sungai Sanzu", sedangkan anggapan umum adalah tempat ini berlokasi di tepi Sungai. Namun, menurut esai Ancestral to None: Mizuki in Kawabata (2001), Sai no Kawara dikabarkan dekat dengan Gunung Osore (恐山).

Terletak di Prefektur Aomori, Osore sering disebut sebagai "gerbang" ke dunia orang mati. Di sana, mengalir Sungai Osori, sungai dengan tingkat keasaman tinggi yang diibaratkan Sungai Sanzu. Penggambaran gersangnya Sai no Kawara diibaratkan mirip dengan kondisi Gunung Ozore yang panas dan kering.

Selain itu, ada juga kuil Bodai-ji (菩提寺) yang memuja Jizo Bosatsu. Tiap dua kali setahun (musim panas dan gugur), kuil ini menawarkan jasa itako (イタコ), cenayang yang bisa menjadi penghubung antara yang hidup dan yang mati, dengan perhelatan Itako Taisai.

Selain Gunung Ozore, ada juga tempat bernama Sai no Kawara di Prefektur Gunma. Namun, tempat yang ini tidak menyeramkan, kok. Ini karena Sai no Kawara di Gunma adalah taman pemandian air panas. Justru cocok untuk liburan! Penasaran pemandangannya? Bisa dijadikan travel wishlist-mu, nih.

https://www.youtube.com/embed/USog1lehOHI

Itulah berbagai fakta mengenai Sai no Kawara, neraka untuk anak di mana mereka harus menyusun batu sebagai hukuman. Menyeramkan, 'kan?

"Ya, itu kan kepercayaan mereka."

Benar, masing-masing punya kepercayaan sendiri. Terlepas dari ada atau tidaknya Sai no Kawara, mari kita panjatkan doa agar arwah para anak yang meninggal dini bisa diberikan ketenangan di alam baka.

Baca Juga: Mengagumkan, 10 Kisah Mitologi Jepang Paling Terkenal

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya