Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini

Karena perang, mereka ada

Perang tidak harus melulu soal pistol, senapan, atau granat. Terkadang, perang pun dapat menghasilkan barang-barang berguna yang ternyata kita pakai hingga saat ini.

Oleh karena itu, manusia pun juga menganggap perang sebagai "penggerak peradaban" ke arah yang lebih modern. Salah satu perang terbesar dan paling "berdarah" dalam sejarah peradaban umat manusia, Perang Dunia I (1914 - 1918), mengeluarkan banyak penemuan-penemuan yang ternyata manusia pakai hingga saat ini.

1. Ritsleting

Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini gadgets.ndtv.com

Kamu terkejut? Ternyata selama ini tulisannya bukan "resleting", melainkan "ritsleting" dan juga sudah diresmikan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Lebih mengejutkannya lagi, ternyata ritsleting ditemukan pada masa PD I.

Lebih jauh lagi, sebenarnya, ritsleting telah dirancang paling awal pada 1691 oleh penemu mesin jahit asal Amerika Serikat (AS), Elias Howe, dan telah melalui banyak revisi. Pada 1909, konsep ritsleting yang kita kenal sekarang akhirnya disempurnakan oleh Gideon Sundback, seorang insinyur Amerika kelahiran Swedia.

Meskipun pada awalnya kalah pamor dibandingkan kancing, ritsleting akhirnya naik daun pada 1920an setelah mulai dijahitkan pada baju pilot pesawat dan menjadi tren busana pada saat itu. 

Sundback pertama kali tidak menyebutnya sebagai "zipper" seperti sekarang, melainkan "hookless fastener" (pengikat nirkait). Sebutan "zipper" muncul pada 1923, setelah sebuah perusahaan asal AS, B.F. Goodrich, menjahit ritsleting tersebut pada model sepatu karetnya.

Hingga saat ini, beberapa benda pun tidak lepas dari peran ritsleting. Koper? Tas? Jaket? Pokoknya, banyak!

2. Bank darah

Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini themost10.com

Manusia memiliki golongan darah yang berbeda-beda. Jika sembarangan donor darah, akan terjadi penggumpalan. Para dokter zaman dulu hampir tidak pernah melakukan prosedur transfusi darah pada tentara.

Berbeda hasilnya jika darah tersebut diberi zat antikoagulan dan didinginkan agar awet hingga berhari-hari sehingga dapat ditransfusikan saat dibutuhkan. Gagasan tersebut adalah dasar di balik berdirinya bank darah.

Ternyata, PD I adalah faktor pendorong utama dalam berdirinya bank darah pertama di dunia!

Semua dimulai pada 1915 saat seorang letnan asal Kanada, Lawrence Bruce Robertson, membujuk Royal Army Medical Corps (RAMC), bantuan medis untuk tentara Inggris, agar melakukan transfusi darah untuk para tentara yang terluka. Hal tersebut dapat menyelamatkan nyawa para tentara yang sekarat.

Lalu, pada 1917, seorang peneliti medis dan tentara AS, Oswald Hope Roberson, menyuplai darah dari para tentara dan mendinginkannya dalam botol. Untuk mencegah penggumpalan darah, Robertson menggunakan sodium nitrat sebagai antikoagulan.

Hasilnya, hingga saat ini, bank darah tidak hanya berguna bagi para tentara, namun bagi mereka yang membutuhkan. Tentunya, jasa bank darah tidak lepas dari para pendonornya. Apakah kamu salah satunya?

"Ayo, donor darah!"

3. Trench coat

Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini contrado.com

Jadi tren masa kini, ternyata penggunaan pertama kali trench coat bukan untuk tata busana, melainkan untuk militer! Lebih tepatnya untuk tentara Inggris dan Prancis.

Bahkan, dua perusahaan tata busana saling klaim bahwa trench coat adalah penemuan mereka. Aquascutum mengklaim bahwa mereka sudah menemukan trench coat pada 1850an, sementara Burberry sudah mengirimkan desain untuk trench coat berbahan gabardin pada 1901 yang awalnya adalah desain jas hujan.

Pada masa PD I, tentara Inggris dan Prancis memiliki dua opsi pakaian perang berbahan wol:

  • Greatcoat, dan
  • British warm.

Pada saat itu, hanya pangkat Sersan Mayor I yang boleh mengenakan trench coat.

Lebih sering menghabiskan waktu di dalam parit, trench coat menjadi opsi pakaian tentara populer pada saat itu karena bahannya, lebih ringan daripada greatcoat dan British warm, dapat menahan dingin dan melindungi mereka dari hujan saat berlindung dari musuh di parit dibandingkan wol yang rentan basah.

Oleh karena itulah, pakaian ini disebut trench coat. Selain itu, trench coat juga didesain dengan tali bahu sebagai penanda pangkat dan lenja untuk menyimpan peta, pedang, dan perlengkapan lainnya.

Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini freepik.com

Pakaian ini mulai disorot sebagai tren busana saat pada akhir PD I, para tentara memutuskan untuk tetap menyimpan trench coat dan mengenakannya secara umum.

Hingga saat ini, trench coat tetap menjadi fashion statement bagi beberapa orang dikarenakan desainnya yang elegan ala-ala vintage dan gagah. Harganya? Dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah!

Baca Juga: 7 Senjata Super Peninggalan Perang Dunia II, Pasti Kamu Gak Menyangka!

4. Baja tahan karat

Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini m.exportimes.com

Coba lihat garpu, sendok, dan pisau yang ada di rumahmu sekarang. Mereka terbuat dari bahan baja tahan karat (stainless steel). Baja ringan ini digunakan untuk memproduksi peralatan makan hingga pesawat terbang!

Siapa sangka ternyata, baja tahan karat mulai populer pada masa PD I. Sebenarnya, ide baja tahan karat sudah ada sejak abad 18. Pada saat itu, berbagai ilmuwan melihat bahwa baja campur kromium dapat menahan karat.

Malah, pada akhir 1890an, seorang ilmuwan asal Jerman, Hans Goldschmidt menggunakan teknik aluminotermik untuk menekan kandungan karbon pada campuran besi-kromium, membuatnya lebih ringan. Akan tetapi, penggunaan baja tahan karat pada PD I lah yang membuatnya naik daun.

Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini freepik.com

Pada 1912, ahli metalurgi asal Inggris, Harry Brearley, tengah mencari bahan campuran baja untuk selongsong senapan agar lebih tahan karat dan tahan panas. Pokoknya, bahan tersebut harus tahan lama digunakan pada senapan.

Brearley akhirnya mencampur baja dengan kromium. Hasilnya? Baja tersebut jadi tahan karat. Sang ahli metalurgi kemudian menggunakan proses aluminotermik untuk mengurangi kandungan karbon pada besi-krom tersebut, dinamakan martensitic stainless steel. Pada 1915, koran The New York Times melansir penemuan tersebut.

Pada saat ingin mendaftarkan paten untuk baja tahan karat tersebut, ternyata pada 1912, seorang ilmuwan asal AS, Elwood Haynes, sudah mendaftarkan patennya terlebih dahulu. Apakah mereka langsung bermusuhan saat itu?

Tidak! Mereka memilih untuk berkongsi dan dengan menggalang dana dari para investor, mereka mendirikan American Stainless Steel Corporation.

"Beda dengan Edison dan Tesla, ya!?"

Hasilnya, hingga saat ini, baja tahan karat digunakan secara luas sebagai bahan pengganti peralatan makan hingga mesin pesawat.

5. Misil Kendali

Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini owlcation.com

Ayo, kita refresh pelajaran sejarah! Siapa penemu pesawat?

"Wright Bersaudara!"

Betul sekali! Orville dan Wilbur Wright menemukan ide di balik produksi pesawat terbang modern pada 1903 setelah berhasil mengarungi Kitty Hawk, Carolina Utara, AS.

Tahukah kamu bahwa ternyata Orville Wright juga berperan di dalam penemuan pesawat atau pesawat nirawak (drone)? Kurang lebih 15 tahun setelah penemuan pesawat, tepatnya pada 1918, seorang teknisi dan pebisnis asal AS, Charles F. Kettering, diminta oleh Angkatan Militer AS untuk membuat "pesawat bom tanpa awak".

Dibantu oleh Dayton-Wright Airplane Company, Kettering kemudian menugaskan Orville Wright sebagai konsultan kedirgantaraan dan Elmer Ambrose Sperry sebagai perancang kendali dan sistem pemandu drone.

Hasilnya, pada 2 Oktober 1918, Kettering dan regunya berhasil mengendalikan drone dengan kecepatan 80 km/j untuk menghancurkan target sejauh 121 km. Drone tersebut kemudian diberi nama "Kettering Aerial Torpedo" atau "Kettering Bug".

Sebelum dapat digunakan berperang, PD I sudah keburu kelar pada 1918. Namun, militer AS mendapatkan keuntungan dengan mengembangkan drone hingga hari ini.

6. Arloji

Legendaris! 6 Penemuan dari Perang Dunia I Ini Dipakai hingga Kini watchandbullion.com

Meluasnya pemakaian arloji di masyarakat sama kisahnya seperti penggunaan trench coat.

Awalnya, pada 1571, seorang bangsawan Inggris, Robert Dudley, memberikan sebuah "jam tangan" kepada Ratu Elizabeth I. Lalu, pada 1806, istri Napoleon Bonaparte sekaligus Permaisuri Prancis, Joséphine de Beauharnais, juga menerima hadiah jam tangan.

Jam tangan Joséphine de Beauharnais akhirnya menjadi arloji tertua yang pernah ada.

"Kok daritadi wanita terus? Yang pria kapan?"

Sama seperti sepatu hak yang pertama kali didesain untuk para pria, maka arloji pada mulanya didesain untuk dipakai para kaum Hawa.

Para pria, terutama tentara, pada saat itu masih terikat dengan jam saku hingga akhir abad ke-19. Hal tersebut bertahan hingga PD I, para tentara Inggris kemudian mulai menyadari pentingnya sinkronisasi waktu pada peperangan.

Akhirnya, sebuah arloji dengan jarum glow-in-the-dark dan kaca antipecah pun diproduksi untuk para tentara. Diuji saat peperangan di parit, arloji ternyata lebih efektif dibandingkan jam saku yang ribet untuk dikeluarkan.

Setelah PD I selesai, para tentara kemudian tetap mengenakan arloji tersebut sehari-hari. Masyarakat pun mengikuti tren tersebut hingga saat ini.

Tidak hanya untuk menunjukkan waktu, sekarang, arloji juga dianggap sebagai salah satu aspek busana penting untuk para pria. Perkembangan arloji juga tidak hanya bersifat analog, melainkan juga digital.

Itulah beberapa penemuan-penemuan penting yang namanya menjadi harum karena PD I. Bagaimana? Kamu terkejut?

Baca Juga: 10 Fakta Unik Perang Dunia 1, dari Hidup di Parit sampai Senjata Super

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya