Tak Cuma Dorongan Terjun Bebas, Ini Penjelasan Ilmiah L’Appel du Vide

Perasaan yang tidak bisa diungkapkan, namun relatable

"Apa yang akan kamu lakukan jika berada di posisi di gambar? Melompat?"

Kamu pernah sedang berada di lantai lima sebuah mal, melihat ke bawah, lalu serasa ingin melompat? Pernahkah kamu tengah menyetir lalu serasa ingin menerobos jembatan dan terjun ke air? Oh, itu bukan pikiran bunuh diri. Setidaknya, perasaan itu bukan didasari oleh keputusasaan.

Atau, pernahkah kamu tengah memandikan hewan peliharaanmu dan kemudian terbesit di pikiranmu untuk menenggelamkan mereka? Walaupun terdengar jahat, perasaan tersebut bisa tiba-tiba timbul.

Perasaan yang kerap kali tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ini ternyata memiliki nama, dalam bahasa Prancis. Namanya adalah L'appel du Vide atau secara harafiah diartikan "The Call of the Void" (panggilan kehampaan).

Tentu saja, di balik perasaan yang tidak masuk akal ini terdapat penjelasan ilmiah. Berikut adalah penjelasan mengenai L'appel du Vide dari berbagai ahli.

1. HPP menandakan keinginan untuk hidup

Tak Cuma Dorongan Terjun Bebas, Ini Penjelasan Ilmiah L’Appel du Videallthatsinteresting.com

Mulai dari sini, perasaan tersebut akan kita namakan High Place Phenomena (HPP).

April Smith, seorang associate professor di fakultas psikologi Miami University, mengatakan bahwa HPP menunjukkan keinginan seseorang untuk tetap hidup. Mau terjun, kok malah disambungkan dengan semangat hidup?

"Bukannya depresi, Dok?"

Pada penelitiannya mengenai HPP, Smith menemukan bahwa 50 persen responden pernah mengalaminya. Namun, hal tersebut ternyata adalah hasil miskomunikasi di bagian otakmu.

Mengambil contoh pertama, saat kamu melihat dari tempat tinggi untuk beberapa saat, otakmu mengirimkan semacam "alarm" untuk menyuruhmu "mundur!" Lalu, kamu otomatis mundur.

Setelah mundur dan sadar beberapa saat, kamu pastinya berpikir,

"Lah, kenapa aku mundur? Kan, enggak bakal loncat juga."

Apakah kamu perlu khawatir soal HPP? Smith mengatakan kamu tidak perlu khawatir soal HPP.

2. Sangkut paut HPP dengan pikiran bunuh diri

Tak Cuma Dorongan Terjun Bebas, Ini Penjelasan Ilmiah L’Appel du Videnbcnews.com

Smith kemudian memaparkan bahwa jika reaksi pikiran individu terhadap HPP berbeda. Apalagi, jika individu tersebut tengah mengalami depresi dan berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

Jika orang-orang berpikir bunuh diri atau membunuh seseorang adalah tindakan impulsif, sebenarnya tidak! Smith mengatakan bahwa HPP tersebut merupakan sebagian kecil dari pikiran intrusif.

Saat dirundung HPP, seseorang dengan pikiran yang sehat menanggapinya sebagai sinyal bahaya. Namun, mereka dengan pikiran yang kurang sehat dapat menanggapinya sebagai "dorongan".

3. Miskomunikasi otak pada HPP

Tak Cuma Dorongan Terjun Bebas, Ini Penjelasan Ilmiah L’Appel du Videwbur.org

Mendukung pernyataan Smith, Jennifer Hames, seorang psikolog dari University of Notre Dame yang berspesialisasi di bidang tindakan bunuh diri, mengatakan bahwa manusia sering menyalahartikan sinyal dari otak.

Hal tersebut juga disebabkan dari sinyal yang hanya sekelebat lewat begitu saja. Hames tertarik dengan HPP pada 2012 saat rekannya mengatakan bahwa mereka pernah mengalami HPP sewaktu-waktu.

Terlebih lagi, penelitian dari Harvard Medical School yang mereka pernah baca mengatakan bahwa 1 dari 7 orang pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya di satu titik. Namun, "HPP adalah perasaan yang berbeda," pikir Hames.

Oleh karena itu, Hames dan rekannya mewawancara 431 mahasiswa di Florida State University. Setelah itu, mereka mengambil satu kesimpulan:

"HPP bukanlah pikiran bunuh diri melainkan sinyal dari otak untuk memberitahukan seseorang sedang dalam kondisi berbahaya."

Namun, banyak orang yang menyalahartikannya sebagai "dorongan untuk melompat". Hames dan rekannya kemudian menamai penelitian tersebut sebagai "An urge to jump affirms the urge to live".

4. HPP adalah sebuah tantangan

Tak Cuma Dorongan Terjun Bebas, Ini Penjelasan Ilmiah L’Appel du Videfreepik.com

Ahli psikologi yang satu ini memiliki interpretasi berbeda dari pernyataan Jennifer Hames dan April Smith. Seorang psikolog di Camp Hill, California, bernama Pauline Wallin mengatakan bahwa HPP adalah sebuah "tantangan".

Sebagai contoh, Wallin kemudian menyamakan perasaan merinding saat melihat ke bawah dari tebing dengan perasaan seorang gadis berumur 13 tahun saat ingin masuk ke wahana rumah hantu.

Dengan kata lain, Wallin menjabarkan HPP sebagai bentuk "tantangan" dari tubuh kita apakah diri kita bisa melawan ketinggian tanpa rasa takut. Sayangnya, Wallin tidak dapat mendasari pernyataannya dengan basis ilmiah, sehingga pernyataannya dianggap "angin lalu".

5. HPP dan pikiran intrusif

Tak Cuma Dorongan Terjun Bebas, Ini Penjelasan Ilmiah L’Appel du Videtwitter.com

Seperti yang dikatakan oleh Hames dan Smith, perilaku tak terpuji seperti membunuh seseorang atau bunuh diri datang bukan bersifat impulsif melainkan intrusif. Sedikit mengenai pikiran intrusif.

Pikiran intrusif adalah jenis pikiran yang muncul sewaktu-waktu di suatu titik hidup kita dan mengganggu pikiran yang lain. Pikiran ini adalah gejala awal dari Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) dan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Hames mengatakan bahwa pikiran intrusif yang datang sewaktu-waktu bisa dikaitkan dengan trauma di masa lampau. Namun, pada kasus HPP yang unik, pikiran intrusif HPP datang hanya saat kamu sedang dalam situasi bahaya (berdiri dekat tebing, memandang dari tempat tinggi, mengendarai sesuatu, dsb).

Semenjak merilis penelitiannya pada 2012, Hames mengaku banyak menerima surel yang menyatakan rasa syukur mereka bahwa HPP bukanlah tanda kegilaan atau pikiran ingin bunuh diri malah rasa "kehidupan".

Tak Cuma Dorongan Terjun Bebas, Ini Penjelasan Ilmiah L’Appel du Videtenor.com

"Kaget?"

Itulah fakta unik mengenai L'Appel du Vide atau HPP. Apakah kamu pernah mengalami HPP di satu waktu di hidupmu? Santai saja. Hal tersebut menandakan kamu masih ingin menjalani hidup dan abaikan pikiran itu.

Baca Juga: 8 Percobaan Tidak Manusiawi Ini Pernah Dilakukan demi Ilmu Psikologi

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya