5 Alasan Peternakan Hewan dapat Memengaruhi Naiknya Gas Rumah Kaca

Peternakan hewan turut memengaruhi perubahan iklim  

Sektor peternakan sebenarnya menopang kehidupan seluruh negara di dunia. Tak hanya sebagai makanan konsumsi, sektor ini juga memberikan pendapatan besar dari segi perekonomian. Meski begitu, industri ini tetap punya sisi lain, yaitu berpengaruh terhadap intensitas perubahan iklim.

Peternakan hewan rawan mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Gas ini lalu terperangkap di atmosfer dan menaikkan suhu Bumi di atas rata-rata. Setidaknya, ada beberapa fakta lain mengenai alasan peternakan hewan dapat memengaruhi naiknya gas rumah kaca. Apa saja? Simak ulasannya di bawah ini!

1. Peternakan memerlukan sumber daya yang besar 

5 Alasan Peternakan Hewan dapat Memengaruhi Naiknya Gas Rumah KacaIlustrasi peternakan sapi (Unsplash.com/Stijn de Strake)

Pengelolaan industri peternakan membutuhkan upaya dan sumber daya yang besar. Dilansir Sentient Media, perawatan hewan ternak menggunakan lebih banyak air daripada menanam tanaman seperti kedelai. 

Sepertiga dari semua air yang digunakan dalam sektor peternakan digunakan untuk produksi daging sapi, sementara 19 persen lainnya digunakan untuk sapi perah untuk produksi susu dan olahan lainnya. Secara tidak langsung, peternakan juga mencemari saluran air yang berwujud polutan. 

Polusi ini sebagian besar berasal dari lubang kotoran atau laguna yang dibuat untuk menampung limbah hewan ternak. Ketika lubang tersebut bocor, nitrogen dan gas lainnya dalam pupuk kandang dapat mencemari sumber air setempat yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan di masyarakat sekitar.

2. Gas metana keluar dari sendawa dan kotoran hewan ternak  

5 Alasan Peternakan Hewan dapat Memengaruhi Naiknya Gas Rumah KacaIlustrasi peternakan sapi (Unsplash.com/Annie Spratt)

Hewan ruminansia yang biasa dipelihara untuk kepentingan pangan, sapi, kambing, dan domba, mengeluarkan metana saat mereka mencerna makanannya melalui proses yang dikenal sebagai fermentasi enterik. Selama proses ini, mikroba dalam saluran pencernaan hewan membusuk dan memfermentasi bagian tanaman seperti selulosa, pati, gula, dan serat.

Proses ini menghasilkan metana polutan beracun, yang dilepaskan ke atmosfer terutama melalui sendawa hewan, sebagaimana dilansir dari Planet of Plenty. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang berperan dalam maraknya pemanasan global akhir-akhir ini. Selain melalui sendawa, gas metana juga bisa bersumber dari kotoran ternak.

Baca Juga: 7 Ide Memasang Panel Surya di Rumah, Keren dan Hemat!

3. Ekspansi hutan demi pembukaan lahan penggembalaan hewan ternak   

5 Alasan Peternakan Hewan dapat Memengaruhi Naiknya Gas Rumah KacaIlustrasi peternakan sapi (Unsplash.com/Timo Wagner)

Industri peternakan memungkinkan adanya deforestasi secara besar-besaran. Tom Levitt, dalam salah satu tulisannya di laman The Guardian menyebutkan bahwa penggembalaan hewan ternak seringkali dilakukan dengan menebang hutan yang memainkan peran penting sebagai paru-paru dunia.

Salah satu kasus nyata adanya deforestasi akibat industri peternakan terjadi di hutan hujan Amazon yang diklaim menyimpan sekitar cadangan 123 miliar ton karbon. Kawasan ini mengalami penebangan hutan dalam intensitas yang parah dari waktu ke waktu dan peternakan hewan menjadi salah satu alasan utamanya.

4. Mengonsumsi daging berkontribusi terhadap kenaikan gas rumah kaca  

5 Alasan Peternakan Hewan dapat Memengaruhi Naiknya Gas Rumah Kacailustrasi konsumsi daging (Unsplash.com/Victoria Shes)

Bagi kebanyakan orang, daging sudah merupakan salah satu makanan utama yang patut untuk dikonsumsi. Namun, mengonsumsi daging justru membantu naiknya emisi gas rumah kaca di atmosfer. Laman Statista mencatat sekitar 132,3 juta ton daging unggas dikonsumsi di seluruh dunia, menjadikannya jenis daging yang paling banyak dikonsumsi secara global per 2021.

Padahal, pengurangan konsumsi daging setidaknya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut. Dilansir dari laman Scientific American, apabila setiap orang mengurangi konsumsi daging hingga 25 persen, itu akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca tahunan sebesar satu persen.

5. Peternakan hewan termasuk salah satu kontributor gas rumah kaca 

5 Alasan Peternakan Hewan dapat Memengaruhi Naiknya Gas Rumah KacaIlustrasi peternakan sapi (Pexels.com/Donald Giannatti)

Sektor peternakan mendorong perubahan iklim melalui dua mekanisme, yaitu melalui emisi metana yang dikeluarkan oleh hewan ternak dan menghancurkan hutan karena diubah menjadi lahan penggembalaan. Daging sapi menghasilkan emisi gas rumah kaca terbanyak, disusul oleh domba dan unggas lainnya.

Dampak ternak terhadap kenaikan emisi gas rumah kaca cenderung cukup bervariasi. Menurut temuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di laman BBC, sekitar 14 % dari total gas rumah kaca diklaim berasal dari sektor peternakan, mulai dari kegiatan produksi, pengelolaan, hingga ke tahap konsumsi.

Seiring berjalannya waktu, konsep seputar peternakan hewan yang berkelanjutan terus berkembang akhir-akhir ini. Setidaknya, hal tersebut mampu mengurangi kontribusi industri peternakan terhadap kenaikan gas rumah kaca di atmosfer Bumi.

Alvin Pratama Photo Verified Writer Alvin Pratama

@alvnprtm21

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya