12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!

Apa iya semua tanaman karnivora itu berbau busuk?

Ada sesuatu yang unik dengan tanaman atau tumbuhan karnivora yang membuat beberapa orang terpesona. Setahu kita, hewan yang memakan tumbuhan. Akan tetapi, bagaimana jika ada segelintir tumbuhan yang memangsa hewan, seperti serangga. Selama hampir berabad-abad lamanya, tumbuhan karnivora memikat para ilmuwan seperti Charles Darwin dan penulis seperti Arthur Conan Doyle.

Tanaman karnivora juga merupakan kelompok tanaman yang sangat beragam. Museum Sejarah Alam di London mencatat bahwa sekitar 630 spesies tanaman karnivora di dunia. Varietas barunya masih ditemukan hingga musim semi tahun 2023. Para ahli botani menemukan bahwa tanaman karnivora mengembangkan kemampuan untuk mencerna hewan setidaknya 12 kali lipat dari yang kita ketahui.

Tanaman karnivora ini sudah lama menjadi bagian dari fiksi. Oleh sebab itu, mitos dan kesalahpahaman menimpa flora karnivora ini. Namun jangan salah, tanaman karnivora masih memiliki daya tarik dengan caranya sendiri, lho.

1. Mitos: semua tanaman karnivora itu beracun

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!ilustrasi lemang periuk kera (instagram.com/kosmo_online)

Banyak dari kita yang menganggap bahwa tanaman karnivora itu beracun. Salah satu alasannya karena tanaman ini sering dikaitkan dengan karakter fiksi seperti Poison Ivy dari DC Comics. Digambarkan bahwa Poison Ivy memiliki kekuatan super beracun dan mempunyai tanaman yang dapat membunuh musuhnya.

Terlepas dari namanya, tanaman poison ivy sebenarnya tidak beracun. Namun, tanaman ini memang bisa menimbulkan ruam melepuh di kulit jika tidak sengaja disentuh. Meskipun benar bahwa ada banyak tanaman beracun di dunia, dan beberapa di antaranya cukup mematikan, tapi kematian akibat racun tanaman sebenarnya jarang terjadi.

Tanaman karnivora yang mungkin banyak ditemui biasanya tidak beracun, baik bagi manusia maupun hewan peliharaan. Tanaman ini hanya memikat serangga untuk disantap, tetapi tanaman karnivora tidak menggunakan racun untuk membunuh serangga tersebut. Faktanya, ada juga tanamam karnivora yang dipakai untuk memasak, lho.

Dilansir BBC Travel, tanaman karnivora merupakan bagian dari masakan masyarakat adat melayu. Selain itu, di kota Kinabalu, Malaysia, para pedagang menjual makanan ringan yang disebut lemang periuk kera. Ini merupakan tanaman kantong semar yang diisi dengan ketan kelapa.

Tanaman kantong semar sebagian besar tumbuh di hutan Kepulauan Melayu, dan masuk ke dalam makanan warisan Melayu yang awalnya dibuat oleh masyarakat Pribumi setempat. Kantong tanaman semar ini akan dibersihkan terlebih dahulu, diisi beras ketan dan santan, kemudian dikukus. Namun secara tradisional, tanaman kantong semar tidak dimakan, hanya sebagai pembungkusnya saja.

2. Mitos: semua tanaman karnivora hanya berasal dari hutan hujan tropis saja

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!tanaman karnivora sundews (drosera rotundifolia) (pixabay.com/Hans)

Tanaman karnivora memang cukup eksotik sehingga banyak orang yang mengira bahwa tumbuhan tersebut berasal dari hutan hujan tropis, tapi hal tersebut tidak selalu benar. Beberapa tanaman karnivora merupakan tanaman hutan hujan, seperti tanaman kantong semar. Tanaman ini tumbuh di Asia Tenggara dan mudah ditemukan di hutan hujan.

Banyak di antaranya yang mampu beradaptasi dengan baik di hutan sehingga tumbuh liar sebagai epifit, atau tanaman yang hidup di dahan pohon tanpa membahayakan. Tanaman karnivora tumbuh jauh dari tanah, di mana nutrisinya langka. Nah, gaya bertahan hidup seperti inilah yang membuat tanaman karnivora menyantap serangga untuk mendapatkan nutrisi yang tidak dapat dijangkau oleh akar mereka.

Sebenarnya, tanaman karnivora tumbuh di berbagai habitat. Seperti yang dijelaskan oleh Nature, tanaman karnivora mendapatkan nitrogen dan fosfor yang dibutuhkan tanaman dari mangsanya. Banyak yang tumbuh di lahan basah, seperti tanaman Heliamphora (kantong semar matahari) dari dataran tinggi pegunungan yang sejuk di Amerika Selatan. Perangkap lalat Venus (Dionaea muscipula), tanaman karnivora yang berasal dari rawa-rawa di Carolina Utara dan Selatan.

Selain itu, ada tanaman embun matahari (sundew), tanaman ini memiliki bulu yang dilapisi dengan lem. Tanaman embun matahari dapat ditemukan di daerah beriklim dingin di Kanada dan Eropa. Tanaman embun matahari biasanya tumbuh di rawa yang kekurangan nutrisi sehingga sebagian besar tanaman ini tidak dapat bertahan hidup. Tanaman embun matahari ini tidak saja menyukai iklim dingin, tetapi juga membutuhkan musim dingin untuk bertahan hidup dalam jangka panjang.

Ada pula tanaman karnivora bernama butterwort. Tanaman ini memiliki daun seperti kertas lalat yang lengket. Tanaman karnivora ini berasal dari Svalbard, kepulauan Norwegia di dalam Lingkaran Arktik.

3. Mitos: tanaman karnivora makan seperti hewan

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!tanaman karnivora Nepenthes (pixabay.com/Sonja Kalee)

Di dalam penggambran fiksi, tanaman karnivora biasanya melahap makanannya mirip seperti hewan. Hewan membutuhkan makanan untuk menghasilkan energi, sementara tanaman karnivora tetap mendapatkan energi yang mereka butuhkan dari fotosintesis. Cahaya memungkinkan tumbuhan atau tanaman membuat dan menyimpan gula yang hanya dapat diperoleh hewan melalui makanan. Bagi tanaman karnivora, menangkap dan mencerna mangsa hanya dijadikan sebagai pupuk saja.

Seperti yang mungkin kita tahu, tanaman membutuhkan tiga nutrisi utama: nitrogen, fosfor, dan kalium, biasanya disingkat dengan NPK, yang ada dalam pupuk yang dijual secara komersial. Meskipun sebagian besar tanaman mengumpulkan tiga nutrisi ini dengan akarnya, tanaman karnivora tumbuh di tempat yang jumlah nutrisinya langka. Menyantap serangga inilah yang memungkinkan tanaman karnivora tumbuh subur di tempat di mana tanaman lain tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh.

Karena tanaman karnivora tidak bergantung pada makanan untuk mendapatkan energi, jadi sebagian besar tanaman karnivora tidak perlu makan secara teratur. Meskipun menangkap mangsa memberikan tambahan nutrisi dan membantu tanaman karnivora tumbuh, sebagian besar dari mereka dapat bertahan hidup hanya dengan beberapa kali makan setiap tahunnya.

Beberapa tanaman karnivora bahkan dapat berspesialisasi, tergantung pada tempat tinggal mereka. Dikutip laman Botany One, para peneliti menemukan bahwa tanaman kantong semar yang menangkap lebih banyak serangga akan memberikan lebih banyak energi untuk menumbuhkan perangkap baru.

4. Mitos: perangkap tanaman karnivora bisa menggigit

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!tanaman perangkap lalat Venus (Dionaea muscipula) (pixabay.com/Nathalia Cristina G Ribeiro Nathy)

Salah satu hal yang membuat perangkap lalat Venus (Dionaea muscipula) terlihat menarik adalah perangkapnya yang sangat mirip dengan mulut monster yang bertaring panjang. Kemungkinan besar, tanaman karnivora inilah yang menginspirasi banyak penggambaran fiksi tentang betapa menyeramkannya tanaman karnivora itu. Bahkan, tanaman ini terlihat di game Super Mario Bros.

Meskipun penggambaran fiksinya sangat menakutkan, tetapi di dunia nyata, tanaman perangkap lalat Venus (Dionaea muscipula) ternyata tidak semenyeramkan itu, lho. Terlepas dari penampilannya, tumbuhan insektivora Venus sebenarnya tidak menggigit. Bulu-bulu seperti taring yang melapisi perangkap fungsinya lebih seperti jeruji sangkar, untuk mencegah serangga melarikan diri sebelum perangkap menutup sepenuhnya.

Tanaman perangkap lalat Venus juga tidak mampu menggigit tangan manusia, karena tidak memiliki tekanan yang kuat. Faktanya, perangkap lalat Venus bahkan tidak bisa menggigit mangsanya sendiri. Tanaman ini bahkan akan kesulitan jika menghadapi mangsa yang ukurannya lebih dari sepertiga ukuran perangkapnya.

Mangsa apa pun yang terlalu besar biasanya mulai membusuk sebelum dapat dicerna sepenuhnya, dan mangsa yang terlalu besar ini justru akan menghalangi perangkap untuk menutup dengan benar. Sering kali, perangkap tanaman akan mati.

Baca Juga: 5 Kesalahan Merawat Tanaman Hias Indoor, Pemula Wajib Tahu! 

5. Mitos: semua tanaman karnivora berbau busuk

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!tanaman kantong semar (Nepenthes) (pixabay.com/tngmarketing35)

Ada banyak jenis tanaman kantong semar di dunia. Sebagian besar tumbuh di lahan basah, mulai dari jenis Sarracenia yang ada di Amerika Utara hingga Cephalotus yang pendek dan berbulu yang ditemukan di barat daya Australia. Meskipun tanaman karnivora tinggal di belahan dunia yang sangat berbeda, semua tanaman karnivora menjebak mangsanya dengan cara yang hampir mirip.

Serangga terpikat ke dalam perangkapnya. Lalu tenggelam ke tempat yang berair dan kemudian perlahan-lahan larut. Beberapa orang menganggap bahwa perangkap yang berisi serangga ini menimbulkan bau yang tidak sedap.

Faktanya adalah tanaman karnivora ini tidak berbau sama sekali. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa nektar yang dihasilkan tanaman untuk memikat mangsanya memiliki aroma yang mirip mint.

Melansir kabar Phys.org, beberapa tanaman kantong semar bahkan mengeluarkan aroma seperti bunga untuk memikat serangga ke dalam perangkapnya. Namun, tanaman ini bisa berbau busuk jika ada seseorang yang memberikan makanan berupa daging mentah ke tanaman kantong semar. 

Mitos mengapa tanaman karnivora berbau busuk sebenarnya berasal dari tanaman lain yang menggunakan bau yang tidak sedap untuk menarik serangga. Beberapa tumbuhan parasit, misalnya, menghasilkan bunga yang berbau seperti daging busuk sehingga menarik lalat bangkai sebagai penyerbuk. Namun, tanaman karnivora kurang peka terhadap jenis serangga yang mereka pancing.

6. Mitos: semua tanaman karnivora adalah bunga

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!Tanaman kantong semar California (Darlingtonia californica), di Botanical Trail, Butterfly Valley Botanical Area, Sierra Nevada, Plumas County, California (commons.wikimedia.org/NoahElhardt)

Dalam fiksi, tanaman karnivora digambarkan menjebak mangsanya di dalam bunga. Tanaman piranha di Super Mario Bros. adalah salah satu contohnya, dengan kepala bunga besar bertaring yang duduk di atas tanaman merambat kecil.

Perangkap dari banyak tanaman karnivora di dunia nyata tentunya tidak kalah menariknya dengan bunga. Bahkan ada pula perangkap tanaman karnivora yang ada di dalam bunga, terutama yang tampilannya mencolok seperti Sarracenia leucophylla berwarna merah putih. Namun, meskipun penampilannya menarik, ini bukanlah bunga.

Perangkap tanaman karnivora hampir semuanya berupa daun yang terspesialisasi, dan semuanya serupa bahkan pada tanaman karnivora yang tidak berkerabat sama sekali. Pada beberapa tanaman, seperti Nepenthes (kantong semar) dan perangkap lalat Venus, perangkapnya merupakan bagian daun. Sedangkan pada kantong semar sundew dan Sarracenia, seluruh daunnya adalah perangkap.

Meski begitu, beberapa tanaman karnivora disalahartikan sebagai bunga. Kantong semar California (Darlingtonia), dari California Utara dan Oregon, terkadang disebut dengan nama kobra lily karena perangkapnya yang berbentuk tudung dan menyerupai ular yang sedang berdiri.

Tanaman karnivora masih memiliki bunga, meskipun sering kali tidak terlalu mencolok dibandingkan tanaman perangkap. Tanaman perangkap berbeda dengan tanaman karnivora. Tanaman perangkap tidak menangkap mangsa apa pun. Serangga hanya dibutuhkan untuk penyerbukan, tetapi tidak menyantap serangga tersebut.

7. Mitos: semua tanaman karnivora menangkap mangsanya dengan cepat

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!Cephalotus follicularis Labill (tanaman kantong semar Australia) (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Tanaman perangkap lalat Venus terkenal karena perangkapnya yang bisa menangkap mangsanya dengan cepat. Meskipun begitu, perangkap lalat Venus bukanlah yang tercepat. Salah satu jenis sundew Australia, yaitu Drosera glanduligera, mempunyai semacam tentakel di tepi daunnya yang mematikan. Seperti yang dilaporkan NBC, serangga apa pun yang hinggap akan terlempar ke tengah daun tanaman itu hanya dalam waktu 75 milidetik, atau lebih cepat daripada sekejap mata.

Meski begitu, Drosera glanduligera bukan yang tercepat. Rekor tercepat tumbuhan karnivora dalam menangkap mangsanya dimiliki oleh tumbuhan Utricularia. Tanaman ini memiliki perangkap bawah air kecil yang menyedot mangsanya dalam waktu kurang dari satu milidetik.

Akan tetapi, banyak juga tanaman karnivora yang tidak bergerak sama sekali. Hanya menangkap mangsanya dengan pasif. Sering kali, mereka menggunakan perangkap, seperti Sarracenia atau Cephalotus. Selain itu, ada metode umum lainnya seperti menggunakan daun lengket untuk menangkap serangga, seperti tanaman butterwort (Pinguicula).

Tanaman karnivora pasif ini mungkin tidak bergerak, namun beberapa di antaranya masih bersifat oportunis. Menurut Universitas Bristol, beberapa tanaman kantong semar (Nepenthes) juga mengembangkan trik untuk menangkap mangsa tanpa mengeluarkan energinya sendiri. Nepenthes menggunakan tetesan air hujan untuk membantunya memasukkan serangga ke dalam perangkapnya.

8. Mitos: tanaman karnivora hanya memakan serangga

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!tanaman Nepenthes attenboroughii (commons.wikimedia.org/Dr. Alastair Robinson)

Banyak dari kita yang menganggap bahwa tanaman karnivora hanya menangkap serangga sebagai mangsa utamanya. Daun tanaman butterwort yang lengket, misalnya, tidak mampu menangkap apa pun yang lebih besar dari lalat. Namun, jika kalian mengira bahwa semua tanaman karnivora hanya menangkap serangga, kemungkinan kamu salah, nih.

Dilansir National Geographic, tanaman kantong semar menangkap cukup banyak hewan vertebrata (hewan seperti ikan, amfibi, reptil, serta burung.) Hal ini bahkan membuat para ilmuwan yang mempelajarinya ikut terkejut. Ini tidak terbatas pada tanaman kantong semar besar yang tumbuh di iklim tropis.

Ahli botani menemukan bahwa tanaman kantong semar yang tumbuh di Kanada sering menangkap salamander (spesies amfibi), untuk memberi tambahan nutrisi yang besar. Dengan banyaknya tanaman karnivora yang tumbuh di lahan basah, amfibi sering kali menjadi menu makanannya. Bahkan, perangkap lalat Venus dapat menangkap lebih dari sekadar lalat. Jika perangkap lalat Venus cukup besar, mereka bisa menyantap katak.

Di tempat lain, tumbuhan karnivora diketahui menangkap hewan yang lebih besar lagi. Salah satunya kantong semar tropis yang memiliki perangkap besar. Seperti yang dilaporkan BBC News, tanaman ini diketahui dapat menjebak burung penyanyi. Lalu, tanaman kantong semar terbesar di dunia, Nepenthes attenboroughii, bisa menangkap tikus.

9. Mitos: tanaman karnivora di zaman purba itu raksasa

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!tanaman Roridula dentata di perkebunan Cedar di Pietieskraalrivier, Krakadouw, Clanwilliam County, Provinsi Western Cape, Afrika Selatan (commons.wikimedia.org/Magriet B)

Zaman purba digambarkan dengan hewan-hewan raksasanya, seperti mamut berbulu dan tyrannosaurus. Jadi, banyak juga yang membayangkan bahwa tanaman karnivora purba itu berukuran sangat besar. Kiasan tersebut muncul dari waktu ke waktu dalam cerita. Meskipun benar bahwa tumbuhan karnivora sudah ada ketika Bumi masih dihuni dinosaurus, tetapi selebihnya hanyalah fiksi.

Salah satu fosil tanaman karnivora purba ditemukan terperangkap di dalam damar. Dikutip laman New Scientist, tanaman ini tumbuh sekitar 40 juta tahun yang lalu dan mungkin merupakan nenek moyang dari tanaman karnivora modern yang disebut Roridula. Roridula adalah semak kecil yang menangkap serangga dengan cara yang mirip dengan sundew.

Fosil tanaman karnivora lain yang bahkan lebih tua juga telah ditemukan dalam formasi batuan berumur 124 juta tahun. Dilaporkan dalam jurnal Acta Botanica Gallica, tanaman ini adalah tanaman kantong semar di zaman dinosaurus. Akan tetapi, tingginya hanya beberapa inci saja.

Tanaman karnivora terbesar, diketahui masih hidup dan sehat hingga saat ini yaitu tanaman kantong semar terbesar di dunia. Perangkapnya bahkan dapat menampung tiga liter cairan. Tentu saja, selalu ada kemungkinan bahwa tanaman karnivora raksasa masih ada di beberapa titik dalam sejarah Bumi. Namun, jika memang demikian, belum ada fosil yang ditemukan untuk membuktikannya. 

10. Mitos: tanaman karnivora bisa memakan manusia

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!tanaman Puya chilensis (commons.wikimedia.org/Wvasco)

Tanaman pembunuh sebenarnya sudah ada dalam imajinasi manusia sejak lama. Kisah ini merupakan kiasan populer dalam fiksi pada zaman Victoria. Beberapa cerita ditulis dengan sangat meyakinkan hingga membuat kita kebingungan apakah kisah-kisah tersebut benar atau tidak.

Salah satu karya fiksi tanaman pembunuh yang paling terkenal adalah cerita pendek karya Arthur Conan Doyle, The American's Tale. Kisah ini bercerita tentang seorang laki-laki yang dibunuh oleh tanaman perangkap lalat raksasa. Kiasan tentang tanaman pembunuh tidak pernah hilang. Bahkan, cerita tanaman karnivora pemakan manusia ada di abad ke-20 berjudul Green Thoughts yang ditulis oleh John Collier.

Tentu saja ini hanyalah cerita. Tanaman karnivora sejatinya tidak mempunyai cara untuk menyakiti manusia, dan tidak cukup besar untuk melakukannya, meskipun mereka bisa. Secara teoritis, bukan tidak mungkin tanaman kantong semar dapat mencerna manusia, jika ukurannya cukup besar. Namun, dilansir Atlas Obscura, hal ini akan memakan waktu lama dan mungkin akan menyebabkan gangguan pencernaan pada tanaman tersebut.

Akan tetapi, ada beberapa tumbuhan di luar sana yang terkenal mampu membunuh mangsa yang besar. Tanaman Puya chilensis bisa membunuh hewan seperti domba. Tanaman ini sebenarnya bukan tanaman karnivora karena tidak melakukan pencernaan apa pun, tetapi tanaman ini suka menjerat hewan berbulu tebal seperti domba.

11. Mitos: tanaman karnivora sangat sensitif seperti hewan

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!tanaman perangkap lalat Venus (pixabay.com/yannick lasserre)

Pernakah terlintas di pikiran, apakah tanaman karnivora sadar atau tidak saat menangkap mangsanya? Sebagian besar ahli botani setuju, meskipun tanaman karnivora tidak memiliki kesadaran seperti yang dimiliki hewan, tanaman karnivora masih memiliki seperangkat indera yang digunakan untuk memahami dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitar mereka. Jadi, tanaman karnivora bisa merasakan juga, lho.

Salah satunya perangkap lalat Venus, tanaman ini mampu merasakan mangsa di dalam perangkapnya dan juga meresponsnya. Sayangnya, belum ada bukti bahwa tanaman karnivora dapat berpikir dan bereaksi seperti hewan. Berbeda dengan hewan, tumbuhan tidak memiliki sistem saraf.

Meski begitu, dikutip laman ZME Science, tanaman perangkap lalat Venus memang memiliki seperangkat indranya sendiri. Perangkap mereka dipicu oleh bulu sensorik yang merespons sentuhan.

Tanaman ini juga dapat beradaptasi untuk menutup perangkapnya dalam kondisi tertentu demi menghemat energinya. Nah, untuk membedakan antara mangsa atau benda-benda lain seperti tetesan air hujan, misalnya, tanaman insektivora Venus memiliki semacam memori jangka pendek yang dapat mengenalinya.

12. Mitos: merawat tanaman karnivora itu mudah

12 Kesalahpahaman tentang Tanaman Karnivora, Hanya Mitos!Pameran Tanaman Karnivora di Kebun Raya Universitas Charles, di Praha, Republik Ceko (commons.wikimedia.org/Karelj)

Tanaman karnivora ini sangat menarik, lho. Hal ini dibuktikan sebagai tanaman budidaya paling populer di dunia. Tanaman karnivora juga dijual sebagai tanaman hias dan terkadang menjadi tanaman edukasi untuk anak-anak. Namun, faktanya, merawat tanaman karnivora ternyata sangat sulit.

Seperti yang dijelaskan oleh New York Botanical Garden, ada beberapa jenis tanaman karnivora yang mungkin bisa kamu temui sebagai tanaman hias. Beberapa di antaranya memiliki persyaratan yang sangat spesifik. Tanaman karnivora tidak dapat hidup di dalam ruangan karena tidak mendapatkan cukup cahaya.

Pasalnya, tanaman juga menyukai kelembapan dan kebutuhan airnya sangat spesifik. Air keran dan air kemasan biasanya mengandung terlalu banyak mineral terlarut yang tidak cocok dengan tanaman karnivora. Hal ini dapat membahayakan atau bahkan membuat mereka mati. Siapa sangka jika merawat tanaman karnivora itu sangat sulit. Jadi, idealnya, tanaman karnivora membutuhkan air hujan atau air suling agar bisa tumbuh subur.

Tentu saja, hal ini bukan berarti menjadi penghalang untuk kamu yang mau mencoba menanam tanaman karnivora di rumah. Namun, jika kamu berniat menanamnya, ingat ya kalau tanaman ini lebih mirip hewan peliharaan dibandingkan tanaman hias lainnya. Jadi, pastikan kamu sudah tahu betul cara merawatnya dengan benar. 

 

Baca Juga: 5 Tanaman yang Ampuh Teduhkan Ruangan, Cocok Ditanam di Pot!

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya