12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clark

Ada aksi kekerasan hingga misteri kematian pemandu Sakagawea

Saat Presiden Thomas Jefferson membeli jutaan hektare tanah dari Prancis, yakni Pembelian Louisiana yang kontroversial itu, dia pun meminta Meriwether Lewis dan William Clark untuk menjelajahi wilayah tersebut. Ekspedisi Lewis dan Clark atau Corps of Discovery, yang dikenal pada saat itu, mendokumentasikan dengan cermat flora dan fauna di Barat yang belum dipetakan dan berteman dengan banyak suku asli Amerika yang mereka temui sepanjang perjalanan. Mereka juga bersahabat dengan Sakagawea yang bertugas sebagai pemandu dan penerjemah mereka.

Kisah ini, meski tidak sepenuhnya salah, sebenarnya tidak akurat. Ekspedisi sebenarnya jauh lebih brutal, dari konflik kekerasan dengan pribumi hingga pencambukan terhadap tamtama. Artikel ini akan memberi tahumu kisah-kisah yang tidak di ceritakan gurumu di sekolah. Simak beragam peristiwa gelap yang menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clark berikut ini.

1. Lewis dan Clark menyebarkan pesan imperialisme Amerika

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarklukisan Lewis dan Clark saat bertemu dengan penduduk asli Amerika (commons.wikimedia.org/Charles Marion Russell)

Lewis dan Clark diminta untuk menemukan Northwest Passage, air yang menghubungkan sungai Atlantik ke sungai Pasifik. Namun, lintasan air ini hanyalah mitos karena mereka tidak pernah menemukannya. Selain itu, mereka harus menulis catatan terperinci tentang tumbuhan dan hewan di Barat dan memetakan sebanyak mungkin wilayahnya.

Akan tetapi, tujuan ekspedisi Lewis dan Clark sebenarnya adalah untuk menghadapi suku-suku baru dalam perjalanannya ke Pasifik. Lewis dan Clark memberi tahu penduduk asli bahwa mereka tinggal di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Amerika Serikat. Lewis dan Clark bahkan menawarkan hadiah kepada suku-suku tersebut, mulai dari pisau hingga medali perdamaian, dan meminta penduduk asli untuk mematuhi pemerintah Amerika yang berada di Timur (merujuk kepada Presiden Jefferson). Jika mereka memberontak, tim ekspedisi Corps of Discovery akan menggunakan aksi kekerasan.

2. Lewis dan Clark menghukum anggota ekspedisi yang tidak patuh

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarkilustrasi hukuman cambuk (commons.wikimedia.org/Alavoine)

Pada tahap awal ekspedisi, Lewis dan Clark, yang merupakan kapten ekspedisi, memutuskan untuk membuat sistem hukum ekstrem. mereka akan mengadili dan menghukum setiap anggota Corps of Discovery yang tidak mematuhi perintah. Banyak tamtama (sebutan untuk pangkat militer) dihukum di bawah sistem disiplin ini, terutama di tahun pertama ekspedisi.

Kejahatan yang dilakukan orang-orang ini beragam jenis dan tingkat keparahannya. John Collins dituduh mabuk di posnya. Dia mengaku tidak bersalah, tetapi hakim dari rekan-rekannya tidak setuju. Collins dijatuhi hukuman seratus cambukan di punggungnya.

Alexander Willard, juga dijatuhi hukuman seratus cambukan karena tertidur saat bertugas menjaga keamanan. Moses Reed, laki-laki ini berusaha mencuri senapan dan meninggalkan Corps of Discovery. Saat Reed tertangkap, ia dicambuk dan diberhentikan dari tim ekspedisi Corps of Discovery. 

3. Tim ekspedisi Lewis dan Clark memakan makanan yang tidak biasa

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarkilustrasi ekspedisi Lewis dan Clark (commons.wikimedia.org/Charles Marion Russell)

Dilansir laman PBS, tim ekspedisi Corps of Discovery membawa hampir 7 ton bahan kering, seperti tepung, garam, kopi, daging dan lemak babi, sereal, jagung, gula, serta kacang-kacangan. Mereka juga berburu rusa dan kerbau kapan pun ada kesempatan. Salah satu perburuan mereka terjadi di Great Plains. Jika mereka kekurangan makanan, mereka akan menukar peralatan dan senjata mereka ke suku asli untuk mendapatkan makanan. Sepanjang jalan, Sakagawea (perempuan suku Shoshone) membantu tim ekspedisi ini untuk mengidentifikasi tanaman mana yang dapat dimakan dan mana yang tidak.

Sayangnya, mereka juga mengonsumsi kuda liar dalam perjalanan mereka. Mereka bahkan memakan daging anjing milik suku asli. Beberapa dari mereka mulai menyukai daging anjing dan membeli daging anjing itu dengan penduduk asli sepanjang Sungai Columbia. Selain daging yang tidak biasa, ketika makanan habis dalam satu situasi yang sangat sulit di Pegunungan Rocky, tim ekspedisi yang kelaparan ini terpaksa memakan lilin. Namun, belum diketahui pasti apakah memakan lilin benar terjadi atau tidak.

4. Penyakit menjadi masalah yang buruk dalam ekspedisi Lewis dan Clark 

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarkilustrasi seorang dukun yang menawarkan obat berbahan dasar merkuri (commons.wikimedia.org/Thomas Rowlandson)

Dalam perjalanan mereka melintasi Amerika Serikat bagian barat, tim ekspedisi Corps of Discovery menjadi korban dari berbagai penyakit dan cedera. Seorang laki-laki dari tim ekspedisi ini menderita sakit parah dalam beberapa bulan pertama perjalanan dan meninggal tak lama kemudian. Dia adalah Sersan Charles Floyd, yang menurut sejarawan modern, kemungkinan besar meninggal karena usus buntunya pecah. Charles Floyd adalah satu-satunya anggota ekspedisi yang meninggal selama perjalanan 3 tahun itu.

Meskipun begitu, banyak pula yang jatuh sakit selama perjalanan dan pengobatan pada awal 1800-an masih sangat buruk. Untuk merawat mereka, Lewis dan Clark mengandalkan obat pencahar berbahan merkuri yang kuat. Pil-pil ini dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai Rush's Thunderbolts. Dinamai demikian karena Benjamin Rush yang memproduksinya. Namun, pil ini tidak membantu. Bahkan, merkuri sering kali membuat penyakit mereka lebih parah dari sebelumnya. Fakta ini diperkuat ketika majalah Smithsonian melaporkan bahwa sejarawan modern berhasil melacak endapan merkuri yang ditinggalkan oleh tinja manusia dari ekspedisi Lewis dan Clark.

5. Ada banyak momen menegangkan dengan suku asli Amerika 

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarklukisan ekspedisi Lewis dan Clark dalam kano bertemu dengan beberapa penduduk asli Amerika (commons.wikimedia.org/Charles Marion Russell)

Sebagian besar anak buah Lewis dan Clark dapat sambutan baik dari suku asli yang mereka temui. Hanya ada satu konflik kekerasan menjelang akhir perjalanan mereka pada 1806. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa mereka dan penduduk asli langsung menjadi sahabat. Faktanya, ada banyak ketegangan antara kedua kelompok.

Salah satunya terjadi pada awal ekspedisi di wilayah suku Lakota di sepanjang Sungai Missouri. Ketika Lewis dan Clark bertemu dengan suku Lakota, mereka meminta suku ini untuk taat kepada Bapa Agung (Presiden Thomas Jefferson) yang baru dan memperlihatkan kekuatan militer mereka. Kemudian, setelah makan bersama, tim ekspedisi memulai perdagangan dengan suku Lakota yang dipimpin oleh Kepala Suku Black Buffalo.

Akan tetapi, suku Lakota yang merupakan saingan Black Buffalo membuat ketegangan dengan merebut perahu milik Corps of Discovery yang sedang berlabuh dan meminta lebih banyak barang. Clark tak terima. Ia memerintahkan anak buahnya untuk menyerang suku Lakota. Syukurlah, Black Buffalo turun tangan, menegur mereka, dan memerintahkan suku Lakota untuk mundur. Corps of Discovery tinggal bersama suku tersebut selama beberapa hari lagi dan hubungannya masih bersitegang. Clark kemudian menyebut suku Lakota sebagai "penjahat paling keji dari ras biadab".

6. Spanyol mengirim banyak tentara untuk menghentikan ekspedisi Lewis dan Clark 

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarkilustrasi pasukan Spanyol (commons.wikimedia.org/Russell/Henry Benajah/Thurston/John Mellen)

Konflik kekerasan dengan penduduk asli Amerika bukanlah satu-satunya ancaman yang dihadapi tim ekspedisi Corps of Discovery. Tanpa sepengetahuan mereka, pemerintah Spanyol merasa bahwa ekspedisi tersebut merupakan perambahan atas wilayah mereka dan khawatir hal itu dapat menjadi pendahulu untuk ekspansi Amerika lebih lanjut ke Barat. Meskipun pemerintah Amerika Serikat telah membeli sejumlah besar wilayah dari Prancis, Spanyol masih memiliki semua tanah di sebelah barat Wilayah Louisiana, sejauh utara Oregon modern.

Jadi, gubernur Spanyol di New Mexico mengirim 52 tentara untuk mencegat tim ekspedisi Lewis dan Clark itu. Ketika pasukan mencapai wilayah Gadai, mereka mengetahui bahwa Corps of Discovery telah melewati daerah tersebut tetapi sudah lama pergi. Pasukan kedua yang terdiri dari seratus orang juga gagal memburu tim ekspedisi Lewis dan Clark karena mereka terpaksa kembali ke New Mexico setelah diserang suku Pawnee.

Spanyol tidak mau menyerah begitu saja. Pemerintah kembali mengirim pasukan ketiga yang terdiri dari 300 orang, tetapi kelompok ini gagal juga. Jadi, pasukan terakhir yang terdiri dari 600 orang dikerahkan untuk menangkap tim ekspedisi Lewis dan Clark dan membujuk suku asli di wilayah tersebut untuk berpihak pada Spanyol. Sekali lagi, rencana ini gagal. Tanpa disadari, Lewis dan Clark telah menghindari pasukan militer terbesar yang pernah dikirim Spanyol ke Great Plains.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Bison, Hewan Terkuat dan Terganas di Amerika Utara

7. Laki-laki dari tim ekspedisi Lewis dan Clark terkena penyakit menular seksual 

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarkilustrasi gejala sifilis pada kulit (commons.wikimedia.org/Hyde/James Nevins/Montgomery/Frank Hugh)

Terlepas dari interaksi tegang tertentu, Corps of Discovery mampu mempertahankan hubungan persahabatan dengan sebagian besar suku asli yang mereka temui. Penduduk asli menunjukkan keramahan mereka dalam berbagai cara, seperti tarian dan upacara perdamaian. Namun, satu praktik ikatan memiliki implikasi bencana bagi mereka yang terlibat, yaitu praktik berbagi istri.

Pada saat itu, laki-laki pribumi biasanya mengizinkan penjelajah kulit putih untuk tidur dengan istri mereka sebagai tanda niat baik, tanpa memikirkan apakah istri mereka setuju atau tidak. Namun, para sarjana modern menulis bahwa sebagian besar perempuan pribumi sangat senang berhubungan seks dengan laki-laki dari tim ekspedisi. Seperti yang kita ketahui sekarang, berhubungan seksual dengan orang yang bukan pasangan kita bisa menyebabkan penyebaran penyakit menular seksual.

Dilansir National Geographic, banyak perempuan pribumi di wilayah Barat telah tertular PMS karena pernah tidur dengan pedagang Prancis dan Inggris. Penyakit ini kemudian ditularkan ke tim ekspedisi Corps of Discovery. Lewis dan Clark sendiri sudah tahu akan hal ini. Karena itu, mereka telah mempersiapkan laki-laki dari tim mereka untuk tidur dengan perempuan pribumi hingga akhirnya tertular penyakit kelamin. Namun, saat itu, pengobatan masih sangat terbatas.

8. Sebuah konflik menyebabkan dua kematian dari suku asli Amerika

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarklukisan yang menggambarkan enam Kepala Suku Blackfeet di sepanjang Sungai Saskatchewan Utara di Saskatchewan, Kanada (commons.wikimedia.org/Paul Kane)

Pada 1806, dalam perjalanan pulang dari Pasifik, Lewis dan Clark membagi timnya menjadi kelompok-kelompok kecil. Tujuannya untuk mengunjungi lebih banyak wilayah Barat yang belum dijelajahi. Lewis membawa timnya ke utara. Mereka mendarat di wilayah Blackfeet, suku asli yang terkenal dengan dominasi militer di wilayah tersebut. 

Tim Lewis bertemu dengan delapan laki-laki dari Suku Blackfeet, tetapi belum terjadi ketegangan. Mereka memutuskan untuk berkemah malam itu. Akan tetapi, keadaan menjadi serbasalah ketika Lewis memberi tahu Suku Blackfeet bahwa beberapa suku saingan mereka, yakni Suku Shoshone dan Nez Perce, setuju untuk bersekutu dengan Amerika Serikat dan akan menerima pasokan dan persenjataan sebagai imbalannya.

Suku Blackfeet merasa terancam dengan berita tersebut. Jadi, malam itu, Suku Blackfeet berusaha mencuri senjata Corps of Discovery. Dalam pertempuran yang terjadi, Lewis melaporkan bahwa salah satu anak buahnya menikam seorang prajurit Blackfeet, sementara dia sendiri menembak laki-laki dari Suku Blackfeet yang mencoba kabur dengan kuda milik tim ekspedisi. Setelah pertarungan, dua orang tewas di tangan Corps of Discovery. Mengutip Indian Country Today, Suku Blackfeet menutup wilayah mereka untuk orang kulit putih selama 80 tahun lamanya.

9. Ekspedisi Lewis dan Clark adalah era penaklukan 

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarklukisan yang menggambarkan Lewis dan Clark saat bertemu dengan Salish Indian (commons.wikimedia.org/Charles Marion Russell)

Setelah berakhirnya ekspedisi Lewis dan Clark pada 1806, perluasan Amerika Serikat ke arah barat dimulai dengan sungguh-sungguh. Sepanjang abad ke-19, semakin banyak wilayah ditambahkan ke AS, sementara penduduk asli secara paksa didorong semakin jauh ke barat. Diperkirakan populasi penduduk asli Amerika menurun dari 600 ribu pada 1800 menjadi 237 ribu pada 1900. Tanah yang dipegang oleh suku asli mengalami penurunan yang sangat tajam.

Tidak jelas apakah Lewis dan Clark secara terbuka mendukung ekspansi teritorial yang brutal ini atau tidak. Tim ekspedisi ini telah berjanji kepada sebagian besar suku bahwa mereka akan diperlakukan dengan hormat oleh pemerintah AS. Ekspedisi "berani" Lewis dan Clark ke barat mengilhami banyak pemukim untuk melakukan hal yang sama. Informasi geografis dan ilmiah yang mereka kumpulkan sangat bermanfaat bagi ekspansi Amerika pada masa depan.

10. Budak dalam ekspedisi Lewis dan Clark 

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarkpatung Lewis, Clark, York, dan Sakagawea di Clark National Historic Interpretative Center, Great Falls, Montana (commons.wikimedia.org/Robert Scriver)

Setelah menyelesaikan misi mereka, hampir setiap anggota Corps of Discovery diberikan hadiah yang besar. Selain gaji bulanan, setiap tamtama menerima 320 hektare tanah, sementara Lewis dan Clark menerima 1.600 hektar. Sementara itu, Sakagawea tidak menerima apa-apa. Suaminya yang merupakan penjelajah Prancis bernama Toussaint Charbonneau diberikan pembayaran yang sama dengan calon tamtama lainnya.

York adalah satu-satunya peserta ekspedisi Afrika-Amerika dan budak pribadi William Clark. Sebagai seorang budak, York dipaksa untuk bergabung dengan Corps of Discovery di luar keinginannya. Beberapa orang ekspedisi memperlakukan York dengan kejam. Wajah York pernah dilempari pasir hingga satu matanya hampir buta. Namun, dalam tim ekspedisi ini, York berharap bisa mendapatkan kebebasan.

Namun, ketika misi selesai, William Clark tidak mau membebaskan York. Clark mengancam akan menjualnya ke tuan yang lebih kejam di Selatan. The Washington Post menulis bahwa Clark menolak permohonan York untuk dipekerjakan di pertanian di Louisville tempat istrinya bekerja, bahkan memberi York "pukulan keras" atas perilakunya yang dianggap kurang ajar. Clark akhirnya membebaskan York sebelum 1830-an, tetapi dia memberitahu banyak orang bahwa York lebih memilih hidup sebagai budak.

11. Meriwether Lewis dilaporkan bunuh diri setelah ekspedisinya 

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarklukisan Meriwether Lewis (commons.wikimedia.org/Charles Willson Peale)

Kapten Meriwether Lewis mendapat penghargaan besar atas perannya dalam ekspedisi Corps of Discovery. Dia dianggap sebagai pahlawan Amerika dan diberikan 1.600 hektare tanah. Presiden Thomas Jefferson secara pribadi juga menunjuk Lewis untuk menjadi Gubernur Louisiana Atas yang baru.

Akan tetapi, kehormatan tidak membawa kebahagiaan bagi Kapten Lewis. Dia mengalami depresi hampir sepanjang hidupnya, penyakit mental yang mungkin diperburuk oleh neurosifilis, menurut beberapa sejarawan medis modern. Depresi yang dialaminya membuatnya tidak mampu menyelesaikan jurnal ekspedisinya dan membuat Presiden Jefferson kecewa. Lewis juga memiliki utang kepada Departemen Perang hingga membuatnya pergi ke Washington, D.C. untuk menyelesaikan masalah keuangannya. Pada 1809, di sebuah penginapan terpencil di rute ke Washington, Meriwether Lewis melakukan bunuh diri pada usia 35 tahun.

Namun, keadaan seputar kematian Lewis membuat beberapa orang berspekulasi bahwa dia sebenarnya dibunuh. Lewis ditemukan dengan luka tembak di kepala dan dada. Istri pemilik penginapan mengaku melihatnya merangkak sebelum dia meninggal. Diketahui juga bahwa ada bandit yang berkeliaran di daerah itu. Akan tetapi, kematian resminya dianggap bunuh diri. Lewis telah menyusun surat wasiatnya sebelum perjalanannya ke Washington, D.C. dan telah mencoba bunuh diri beberapa minggu sebelumnya.

12. Misteri hilangnya Sakagawea dari catatan sejarah 

12 Peristiwa Gelap yang Menyelimuti Ekspedisi Lewis dan Clarklukisan Lewis and Clark di Three Forks, Montana State Capitol (commons.wikimedia.org/Edgar Samuel Paxson)

Seperti Meriwether Lewis, ada beberapa misteri seputar kematian Sakagawea. Tiga tahun setelah ekspedisi selesai, keluarga Sakagawea menerima undangan dari William Clark untuk tinggal di St. Louis. Clark memberi Sakagawea dan suaminya Charbonneau, sebidang tanah untuk ditanami. Ia pun menawari putra mereka Jean-Baptiste, pendidikan di Barat. Namun, pertaniannya tidak berjalan lancar. Hal ini membuat Sakagawea dan Charbonneau bergabung dalam ekspedisi perdagangan bulu dan menitipkan Jean-Baptiste di bawah perwalian William Clark.

Setelah peristiwa ini, catatan tertulis tentang kehidupan Sakagawea tidak ada lagi. Dilaporkan bahwa dia melahirkan seorang putri, Lisette, pada akhir 1812. Lalu, ia jatuh sakit dan meninggal 20 Desember 1812 pada usia 25 tahun. William Clark mengadopsi Lisette dan Jean-Baptiste pada tahun berikutnya, tetapi kemungkinan besar Lisette meninggal saat masih bayi.

Penduduk asli Amerika sendiri menganggap bahwa Sakagawea meninggalkan suaminya dan pindah ke barat, lalu tinggal bersama Suku Shoshone di Wyoming. Dia hidup sampai ajal menjemputnya pada 1884. Jika ini benar, diperkirakan bahwa usianya 90-an ketika meninggal.

Thomas Jefferson mengira akan membutuhkan seratus generasi bagi orang Amerika untuk benar-benar menyelesaikan tanah di sebelah barat Mississippi. Namun, ekspedisi Lewis dan Clark berhasil menaklukkannya di bawah 5 tahun. Ini menjadi salah satu ekspedisi terbesar dalam sejarah.

Baca Juga: Terdesak Inggris, Prancis Nekat Menjual Louisiana ke Amerika Serikat

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya