12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristen

Dari angsa suci hingga raja yang memegang kunci Taman Surga

Perang Salib merupakan serangkaian perang yang terjadi antara pasukan Kristen dan Muslim dalam memperebutkan Tanah Suci (saat ini mencakup Palestina, Israel, sebagian Lebanon dan Yordania) sekaligus kota Yerusalem. Perang Salib Pertama dimulai pada 1096 Masehi. Konflik-konflik tersebut berlanjut hingga abad ke-13.

Bahkan setelah abad ke-13, beberapa pertempuran kecil terjadi di sana-sini pada 1500-an. Banyak peristiwa unik sekaligus tak masuk akal yang terjadi selama perang ini berlangsung. Berikut adalah beberapa fakta serta peristiwa paling unik dan aneh yang terjadi selama Perang Salib.

Baca Juga: Islamofobia, Kebencian terhadap Islam sejak Perang Salib

1. Beberapa tentara salib mengikuti angsa yang dikuduskan, menurut dugaan mereka

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenilustrasi angsa suci (commons.wikimedia.org/Jacob van Maerlant)

Sebagian besar orang Eropa abad pertengahan yang ikut Perang Salib didasarkan atas perintah orang-orang yang berkuasa pada saat itu. Bisa saja pejabat setempat, pemimpin agama, atau bahkan tetangga yang sangat fanatik tentang kepercayaannya. Namun, seiring meningkatnya intensitas keagamaan dalam Perang Salib, semakin banyak pula orang yang beranggapan bahwa perang tersebut wajib bagi umat Kristiani demi 'membebaskan wilayah tersebut. Intinya, mereka akan tetap ikut berperang meskipun tidak memiliki kemampuan yang mumpuni.

Perang Salib Rakyat tahun 1096 adalah perang tidak resmi yang tidak disetujui oleh Paus. Namun, banyak rakyat biasa yang ikut ambil bagian. Bahkan, ada di antara mereka yang mengikuti jejak angsa suci.

Dalam salah satu kisah dari perang tersebut, seorang perempuan miskin dibuntuti oleh salah satu angsanya. Nah, banyak yang salah menafsirkannya. Banyak orang yang meyakini bahwa angsa tersebut diutus Tuhan untuk memimpin mereka.

Para penulis kronik menggambarkan para pengikut angsa ini sebagai orang bodoh. Lagi pula, mana mungkin angsa akan membawa mereka sampai ke Yerusalem? Berdasarkan sebagian besar pemahaman abad pertengahan, hewan dianggap tidak memiliki jiwa, jadi tidak dapat memahami Yang Ilahi (Tuhan). Sikap masyarakat pada masa itu yang terlalu memuja hewan, khususnya angsa, seperti mengizinkannya masuk ke dalam gereja, dianggap sebagai perilaku yang tercela.

2. Kebijakan Saladin justru membuat pasukan tentara salib menjadi lebih kuat

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenilustrasi lukisan Saladin setelah pertempuran Hattin pada 1187 (commons.wikimedia.org/Said Tahseen)

Salahuddin Ayyubi (Saladin) adalah salah satu tokoh Perang Salib yang paling terkenal. Saladin adalah seorang pemimpin suku Kurdi yang lahir sekitar 1137 Masehi. Ia memimpin pasukan Muslim melawan tentara salib Kristen. 

Saladin memenangkan pertempuran hingga menjadi pemimpin yang cukup kuat di wilayah yang diambil alih olehnya. Selain itu, ia juga dikenal sebagai negosiator yang terampil. Menurut beberapa catatan sejarah, ia bisa menjadi lawan yang mulia dan kadang penuh belas kasihan.

Saat mengepung benteng tentara salib di Kerak pada 1183 (dikenal sebagai Pengepungan Kerak), Saladin memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerang salah satu area di kastil. Sebab, di area itulah calon adik tiri Ratu Sibylla dari Yerusalem, Isabella, ingin mengadakan pesta pernikahan dengan calon suaminya.

Buku yang ditulis Bernard Hamilton, berjudul The Leper King and His Heirs (2000), berpendapat bahwa Saladin, yang ingin merebut kastil itu, tidak ingin menyakiti dua tawanan yang dianggapnya penting. Sayangnya, pasukan Sibylla berhasil mempertahankan Kerak. Hal ini memaksa Saladin mundur dari wilayah itu.

3. Tentara salib asal Prancis yang kontroversial karena pengakuannya

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenilustrasi penemuan Tombak Suci (commons.wikimedia.org/National Geographic Society)

Salah satu kemenangan besar dalam Perang Salib Pertama adalah Pengepungan Antiokhia pada 1097. Pengepungan tersebut awalnya dimaksudkan untuk mengambil alih kota Antiokhia. Akan tetapi, saat tentara salib mengamankan Antiokhia, mereka malah menghadapi serangan dari pasukan Muslim.

Di tengah-tengah masa yang menegangkan ini, ada seorang petani bernama Peter Bartholomew yang menjadi tentara salib. Dikutip Britannica, Bartholomew mengklaim bahwa Santo Andreas menampakkan diri dan memberitahunya di mana lokasi Holy Lance (Tombak Suci). Tombak tersebut diyakini sebagai tombak yang digunakan tentara Romawi untuk menusuk lambung Yesus pada Penyaliban.

Banyak yang skeptis dengan pengakuannya. Namun, Peter Bartholomew tetap melakukan penggalian di dalam sebuah katedral, di mana dia menemukan tombak tersebut. Banyak yang beranggapan bahwa itu hanyalah bongkahan logam biasa, tetapi beberapa orang meyakini bahwa itu adalah Holy Lance.

Tentara salib berkumpul di sekitar penemuan suci ini, sementara perang terus terjadi. Peter Bartholomew bersikeras bahwa dirinya adalah utusan Santo Andreas. Untuk membuktikan hal tersebut, ia pun rela dibakar dengan api. Namun, sayangnya, dia tidak kebal dengan api dan mengalami luka bakar parah. Bartholomew meninggal tak lama setelah itu.

4. Fenomena langit dikaitkan dengan hal mistis

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan KristenBerita (bentuk paling awal surat kabar) dicetak pada 14 April 1561 di Nuremberg, menggambarkan fenomena langit yang terjadi di Nuremberg dari abad ke-16. (commons.wikimedia.org/Hanns Glaser)

Sepanjang sejarah, fenomena astronomi seperti jatuhnya komet, meteor, dan benda langit lainnya ditafsirkan sebagai pertanda mistis. Contohnya komet tahun 1517 yang disaksikan oleh suku Aztec di masa pemerintahan Montezuma II. Mereka pun meramalkannya sebagai pertanda buruk, di mana Spanyol akan datang dan menaklukkan suku Aztec.

Bagi umat Kristen dan Muslim pada masa Perang Salib, fenomena astronomi ditafsirkan secara beragam sebagai pertanda baik atau buruk. Hanya segelintir orang saja yang mau menerima bahwa fenomena langit merupakan fenomena ilmiah. Saat itu, pasukan Perang Salib pada abad ke-11 menafsirkan meteor dan komet jatuh sebagai pertanda baik. Kemunculan meteor, aurora, komet, dan gerhana bulan pada masa Perang Salib dipandang sebagai apresiasi Tuhan terhadap upaya perang mereka.

Beberapa bahkan menghubungkan fenomena langit dengan akhir zaman. Menurut jurnal Organisasi Meteor Internasional, hal ini merupakan taktik yang digunakan oleh gereja agar semua orang tetap setia dengan keyakinannya. Ini juga terkait dengan Perang Salib Pertama, ketika hujan meteor terlihat pada 3 April 1095, dan Paus Urbanus II menyatakan bahwa perang suci harus segera dilakukan. Salah satu motivasinya adalah untuk mendapat pahala sebanyak mungkin sebelum kiamat datang.

5. Tafur, tentara salib yang ditakuti

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenilustrasi gambar Tentara Salib dari Chroniques de France ou de St Denis, abad ke-14 (commons.wikimedia.org/Levan Ramishvili)

Banyak yang ikut Perang Salib karena alasan agama, seperti contohnya mungkin ingin menghapus dosa mereka. Ada pula yang ikut Perang Salib karena ingin merasakan petualangan dan juga mendapat keuntungan dengan menjarah aset-aset musuh. Namun, bagi beberapa orang, ada motivasi-motivasi yang cukup aneh.

Menurut buku yang ditulis Robert Payne, The Dream and the Tomb: A History of the Crusades, Tafur adalah sekelompok tentara salib yang bersumpah untuk hidup sederhana. Mereka mengenakan pakaian seadanya, tidak menggunakan banyak senjata, dan bahkan memakan rumput dan akar-akaran. Dari senjata-senjata yang mereka gunakan, sebagian besar merupakan peralatan pertanian atau senjata bekas yang digunakan oleh tentara salib yang sudah tak dipakai lagi.

Suku Tafur menolak kenyamanan yang dinikmati oleh orang lain. Mereka lebih memilih hidup melarat dan menggambarkan diri mereka sebagai umat Kristus yang malang. Di sisi lain, suku Tafur justru terkenal sangat kejam di medan perang dan penjarahan yang mereka lakukan cukup brutal. Aksi mereka sampai-sampai menakuti tentara salib lainnya.

Suku Tafur sering kali diandalkan untuk terjun ke dalam pertempuran. Mereka tanpa ampun melenyapkan warga sipil dan pemukiman yang mereka temukan di sepanjang perjalanan. Para penulis sejarah sering menyebut Tafur sebagai "kelompok bejat". Tindakan sadis mereka dianggap sebagai kesetiaan yang tak ada duanya oleh para tentara salib yang lain.

6. Pengepungan membuat tentara salib menjadi kanibal

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan KristenIlustrasi lukisan pertempuran Robert Adipati Normandia, dengan seorang pejuang Saracen pada Pengepungan Antiokhia, 1098. (commons.wikimedia.org/Jean Joseph Dassy)

Suku Tafur sangat terkenal dengan aksi kanibalisme mereka selama Pengepungan Antiokhia. Para penulis sejarah menyatakan bahwa suku Tafur adalah orang pertama yang memakan kawan dan musuh mereka yang gugur di medan perang.

Salah satu penulis sejarah yang dikutip dalam buku The First Crusade: A New History oleh Thomas Asbridge menulis bahwa ada pengepungan lain yang mengakibatkan kelaparan sangat parah. Akibatnya, tentara salib terpaksa memakan jasad-jasad musuh yang telah mereka buang ke rawa beberapa minggu sebelumnya.

Baca Juga: Perang Salib dan 8 Periodenya dalam Catatan Sejarah

7. Salah satu kesatria tangguh Perang Salib melawan beruang

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenpatung Godfrey dari Bouillon di Museum Kota Bouillon (commons.wikimedia.org/Szilas)

Raja Prancis, Godfrey dari Bouillon, sangatlah melegenda. Godfrey dikenal sebagai seorang kesatria dan tentara salib yang mulia dan sangat kuat. Ada kisah di mana Godfrey bertemu dengan seorang petani yang sedang mengumpulkan ranting pohon, tapi ia diserang oleh beruang.

Godfrey, dengan pedangnya, menghampiri untuk menolong. Sayangnya, ia terjatuh dari kudanya karena serangan beruang tersebut. Hebatnya, Godfrey mampu mengalahkan beruang itu. Meski terluka cukup parah, dia berhasil bertahan.

Sayangnya, beberapa orang skeptis dengan kisah Godfrey yang dianggap sebagai kesatria pemberani itu. Di sisi lain, Godfrey mampu memerintah Yerusalem selama 1 tahun. Dia meninggal pada 1100 Masehi. Adik laki-lakinya yang bernama Baldwin, kemudian menjadi raja pertama Yerusalem.

8. Kaisar Frederick Barbarossa yang tewas tenggelam dalam perjalanannya selama Perang Salib

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenilustrasi potret Frederick Barbarossa, sekitar tahun 1160 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Perang Salib Pertama pada abad ke-11 adalah yang paling sukses, setidaknya dari sudut pandang Kristen Eropa. Tentara Salib telah merebut kota suci Yerusalem. Akan tetapi, perang tersebut berlanjut.

Sebagaimana yang dicatat oleh History, ada serangkaian Perang Salib yang terjadi setelah pertempuran pertama. Perang Salib ini mencakup sekitar delapan perang. Pada akhirnya, kekuatan Muslim seperti kaum Saracen dan Mamluk semakin gencar merebut kembali wilayah tersebut.

Tentu saja, banyak yang mempertanyakan berapa korban jiwa akibat perang tersebut. Banyak orang yang tewas, baik yang bertempur maupun mereka yang tak berdosa yang dihabisi demi memperebutkan Yerusalem dan kota-kota lainnya.

Saat melakukan perjalanan di Turki abad ke-12 dalam Perang Salib Ketiga, Kaisar Frederick Barbarossa yang saat itu berusia 67 tahun, tenggelam. Beberapa pengikutnya yang tidak terima dengan kematiannya, mencoba mengawetkan tubuhnya dalam cuka. Sayangnya, hal itu tidak berhasil. Jenazah Barbarossa akhirnya dikuburkan di beberapa katedral berbeda sepanjang perjalanan pulangnya.

9. Perang Salib Anak-anak yang menggemparkan publik

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan KristenPerang Salib Anak, sekitar 1212 (commons.wikimedia.org/Johann Jakob Kirchhoff)

Ada dua Perang Salib yang dilakukan secara serentak oleh kaum muda yang dipimpin oleh dua orang anak di bawah umur. Yang satu dipimpin oleh seorang anak berusia 12 tahun bernama Stephen, sedangkan satu lagi dipimpin oleh seorang anak laki-laki bernama Nicholas. Perang ini dikenal sebagai Perang Salib Anak-anak. 

Stephen dan Nicholas menarik ribuan anak untuk melakukan aksi tersebut. Namun, tidak diketahui secara pasti berapa jumlah anak yang berhasil direkrut. Kelompok-kelompok tersebut berhasil mencapai Italia dan Prancis, tapi sayangnya, gerakan mereka terpecah belah.

Dilansir laman National Geographic, upaya Stephen gagal karena raja Prancis menyuruh mereka semua pulang. Sementara itu, Nicholas mengklaim bahwa laut antara Eropa dan Timur Tengah akan terbelah, seperti yang dilakukan Nabi Musa. Ia bersikeras bahwa pasukannya bisa berjalan kaki ke Yerusalem lewat belahan laut tersebut.

Sayangnya, perjalanan Nicholas dan pengikutnya terhenti di Mediterania. Pada akhirnya, Perang Salib Anak-anak tidak pernah diakui secara resmi oleh gereja. Hal ini membuat orang dewasa takut dan dianggap sebagai histeria massal.

10. Raja Richard I dari Inggris diduga menggunakan lebah sebagai senjata dalam Perang Salib

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenpotret lukisan Richard I, Raja Inggris (commons.wikimedia.org/Merry-Joseph Blondel)

Selama Pengepungan Acre, sebuah kota di tempat yang sekarang menjadi Israel modern, Raja Richard I dari Inggris menggunakan kekuatan sengatan lebah untuk mengalahkan pasukan Saracen yang menguasai kota tersebut. Sayangnya, kisah ini masih diragukan kebenarannya karena dikutip dari sebuah puisi yang ditulis sekitar 2 abad setelah peristiwa itu terjadi. Selain itu, puisi ini menggambarkan kisah-kisah liar selama Perang Salib.

Raja Richard I dari Inggris yang disebut sebagai The Lion Heart, bergabung dalam Perang Salib Ketiga pada 1190. Penggunaan lebah sebagai senjata untuk mengalahkan musuh mungkin bertujuan untuk mengharumkan reputasi raja Inggris itu agar dikenal sebagai raja yang cerdas dan mulia.

11. Tentara Salib menjalin aliansi dengan Kekaisaran Mongol

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenpatung Jenghis Khan di Galeri Sejarah Mongolia (commons.wikimedia.org/Gary Todd)

Pada abad ke-13, Tentara Salib Kristen kehilangan kekuatannya. Oleh sebab itu, tentara salib beraliansi dengan Jenghis Khan yang kekuatannya menarik perhatian dunia. Pada akhirnya, Khan menjadi sekutu potensial yang kuat yang akan menjatuhkan kekuatan Muslim dan membantu Kristen untuk merebut kembali Yerusalem.

Menurut buku yang ditulis Bruno De Nicola, Women in Mongol Iran: The Khatuns, 1206-1335 (2017), berpendapat bahwa bangsa Mongol menerima sebagian besar agama, selama tidak ada pemimpin agama yang menghalangi Kekaisaran Mongol untuk terus berkembang. Beberapa orang Mongol, baik secara individu maupun kelompok, bahkan mulai menganut agama Kristen. Walaupun tidak jelas seberapa banyak pemimpin politik Eropa yang mengetahui hal ini.

Namun, gelombang pasang surut politik dalam Kekaisaran Mongol tidak bertahan selamanya. Pasukan yang dipimpin Muslim juga tidak selalu kalah. Kekuatan Mongol runtuh pada 1260, ketika Kesultanan Mamluk menahan bangsa Mongol di Palestina. Keturunan Jenghis Khan tidak mampu melangkah lebih jauh. Hal ini pun memutus harapan bahwa aliansi Mongol-Eropa dapat mengubah Perang Salib untuk keuntungan Eropa.

12. Tentara Salib berharap bertemu Prester John, meskipun mereka tahu sosok itu hanyalah mitos

12 Peristiwa Unik di Perang Salib, Perang antara Muslim dan Kristenilustrasi Prester John di peta Afrika Timur dari Atlas Ratu Mary (commons.wikimedia.org/Diogo Homem)

Ada sebuah kisah tentang Prester John, seorang raja yang kaya raya dan berpengaruh. Cita-citanya ingin membantu perjuangan umat Kristen. Sebagaimana diuraikan dalam Journal of Medieval History, Prester John adalah seorang raja dan orang suci Kristen.

Negeri-negeri yang dipimpin Prester John digambarkan ada di suatu tempat di Ethiopia atau di Asia. Lokasi itu menyimpan kekayaan yang luar biasa berupa emas dan Mata Air Awet Muda. Beberapa tulisan bahkan menyatakan bahwa kerajaannya mencakup Taman Firdaus, surga di Bumi tempat Adam dan Hawa diusir. Ia juga diyakini dapat membantu tentara salib merebut kembali Tanah Suci dari orang-orang non-Kristen.

Hanya saja, tidak ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Prester John. Memang benar, ada banyak surat dan kronik yang menceritakan kerajaan dan tata cara hidupnya, tetapi tidak ada bukti dari seorang pun yang pernah bertemu dengan penguasa tersebut. Seiring berlalunya waktu, orang-orang Eropa yang menjelajahi Afrika dan Asia, mulai menyadari bahwa Prester John hanya fiksi semata, karena ia tidak benar-benar ada.

Perang Salib adalah masa yang sangat menggemparkan. Perang ini adalah bentuk semangat terkait keagamaan. Namun, pertempuran ini sangatlah berdarah dan memakan waktu yang cukup lama. Itu sebabnya, kisah-kisah aneh dan unik mewarnai jalannya Perang Salib. Apalagi, Perang Salib terjadi pada periode abad pertengahan. Saat itu, banyak orang masih percaya dengan hal-hal yang tidak masuk akal.

Baca Juga: 4 Fakta Perang Badar, Perang Legendaris yang Libatkan Ribuan Malaikat

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya