Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman Kuno

Ukraina pernah dikendalikan oleh banyak bangsa dunia

Sejarah Ukraina yang rumit dan bergejolak ini tidak sepenuhnya diketahui oleh kebanyakan orang. Sejarah Ukraina penuh perjuangan dan kekerasan, pasalnya, wilayah tersebut telah berada di jalur konflik sejak zaman kuno, dari Bangsa Skithia, Viking, Kazaki, hingga tentara Rusia, Ukraina telah menjadi daerah yang diperebutkan sejak lama.

Faktor-faktor ini pula yang menciptakan sejarah unik dan memberikan identitas nasional ke Ukraina. Nah, untuk memahami Ukraina, dan khususnya kepentingan sentralnya dalam politik Eropa Timur dan Rusia, kita harus mempelajari sejarahnya, karena hal ini sangat terkait erat.

1. Ukraina kuno adalah rumah bagi bangsa Yunani dan bangsa Skithia

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman KunoKota kuno Bangsa Skithia Neapolis di Crimea (Simferopol) (commons.wikimedia.org/Pavel Mojhajev)

Beberapa orang Yunani mendirikan koloni pada abad ketujuh dan keenam SM di sepanjang pantai utara Laut Hitam. Dalam beberapa abad, koloni-koloni ini berkembang pesat, di mana kota Olbia terbukti paling kaya karena perdagangan biji-bijiannya. Kota-kota penting lainnya terletak di Krimea saat ini.

Orang Yunani Ukraina telah menjalin hubungan dengan bangsa Skithia yang tinggal di pedalaman di utara. Kedua budaya tersebut membangun hubungan yang stabil, meski mengalami persaingan dalam hal perdagangan. Namun, Bangsa Skithia menghilang dari kancah dunia pada abad ketiga SM setelah disingkirkan oleh kelompok lain. Adapun kota-kota Yunani, mereka dikendalikan oleh Kekaisaran Romawi dan terus makmur selama berabad-abad sesudahnya.

2. Abad Pertengahan Awal menjadi periode yang kacau bagi Ukraina

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman Kunokota Kyiv, Ukraina (unsplash.com/Viktor Talashuk)

Periode klasik sejarah Ukraina berakhir kira-kira pada tahun 200 M. Migrasi berbagai bangsa, seperti bangsa Goth, bangsa Hun, kemudian bangsa Bulgar, sangat mengganggu wilayah tersebut, membawa perpindahan, peperangan, dan kematian. Wilayah tersebut berpindah tangan beberapa kali sampai sebagian besar Ukraina berada di bawah kendali bangsa Turki.

Di tengah zaman yang bergejolak inilah bangsa Slavia bermigrasi keluar dari tanah air mereka di utara Pegunungan Karpatia. Satu kelompok dari Slavia Timur pindah ke Belarusia saat ini dan Ukraina tengah dan utara. Bangsa Slavia, yang merupakan ahli pertanian, mendirikan kota Kyiv (juga disebut Kiev) di tepi Sungai Dnieper pada akhir abad kelima atau awal abad keenam M.

Encyclopedia of Ukraine menjelaskan bahwa kota tersebut mungkin didirikan oleh tiga saudara Slavia Poliania. Kota itu akhirnya menjadi pusat perdagangan dan budaya di wilayah tersebut, dan secara historis menjadi kota paling penting di Ukraina. 

3. Bangsa Viking membentuk Rus Kyivan

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman Kunoilustrasi Varangia di Staraya Ladoga (commons.wikimedia.org/Viktor Mikhailovich Vasnetsov)

Ukraina mencapai zaman baru di tahun 800-an M berkat bangsa Nordik (Viking) yang dikenal sebagai Varangia. Viking awalnya bermigrasi ke wilayah itu berkat bangsa Slavia. Bangsa Slavia tunduk pada dominasi bangsa Khazar Turki dan juga bangsa Varangia. Setelah membebaskan diri dari Varangia, pemerintahan bangsa Slavia justru kacau. Selain itu, bangsa Khazar menuntut lebih banyak upeti.

Bangsa Slavia menganggap bahwa pemerintahan mereka jauh lebih baik di bawah bangsa Viking, jadi bangsa Slavia mengundang kembali bangsa Varangia yang disebut Rus, untuk datang dan memerintah mereka. Penguasa pertama yang terkenal adalah Rurik, yang mendirikan sebuah dinasti yang bertahan selama tujuh abad.

Bangsa Viking akhirnya mengambil alih kekuasaan tidak saja di tanah Ukraina, tetapi juga Belarusia dan sebagian Rusia. Federasi mereka dikenal sebagai Tanah Rus, yang oleh para sejarawan disebut sebagai Rus Kyivan (Kievan). Rus Kiev berkembang pesat karena kendali perdagangannya. Seiring berjalannya waktu, para penguasa Rus Kiev mengadopsi budaya Slavia sebagai budaya mereka sendiri.

Para sejarawan meyakini bahwa Rus Kyivan mencapai puncaknya di bawah Vladimir I, atau juga disebut, Volodymyr Sviatoslavych, yang berarti Saint Vladimir atau Vladimir yang Agung. Lahir sekitar tahun 956, dia adalah Pangeran Agung Kiev hingga tahun 1015. Vladimir dikenal karena penaklukan militernya yang mengkonsolidasikan dan memperluas wilayah kekuasaannya.

4. Ukraina pernah berada di bawah cengkraman kekuasaan Mongol

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman Kunoilustrasi bangsa Mongol di Tembok Vladimir (commons.wikimedia.org/Vassily Maximov)

Rus Kyivan pecah karena perebutan kekuasaan dan perang. Pada abad ke-13, federasi hanya memiliki sedikit persatuan. Ini yang membuatnya mudah untuk ditaklukkan oleh bangsa Mongol, yang juga disebut Tatar. Mulai tahun 1220-an, bangsa Mongol menyerbu, dan puncaknya terjadi saat penjarahan di Kyiv pada tahun 1240. Kelompok ini kemudian dikenal dalam sejarah sebagai Gerombolan Emas, yang merupakan Kekhanan paling barat dari Kekaisaran Mongolia yang besar.

Bangsa Mongol berhasil mempertahankan kepemilikan Eropa timur selama lebih dari satu abad sebelum bangsa Lituania menggulingkan mereka pada tahun 1362 di Pertempuran Perairan Biru, lalu mengalahkan Gerombolan Emas dan berlanjut untuk menaklukkan Kyiv.

Sementara itu, Gerombolan Emas mengalami penurunan dan pecah menjadi beberapa Kekhanan, mereka hanya bertahan sampai akhir abad ke-15. Sementara itu, Grand Duchy of Lithuania (Keharyapatihan Lithuania), atau yang sekarang disebut Polandia, mengambil alih Ukraina.

5. Bangkitnya Bangsa Kazaki di abad ke-15

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman KunoMonumen Hetman Bohdan Khmelnytskyi, Sofia Square, Kyiv (commons.wikimedia.org/Konstantin Brizhnichenko)

Selama periode kekacauan ini, bangsa Kazaki muncul. Nama Kazaki (Cossack), berasal dari istilah Turki yang berarti "orang bebas". Bangsa Kazaki muncul di stepa selatan Ukraina pada abad ke-15. Kelompok ini tumbuh ketika para petani bergabung dengan mereka karena lari dari perbudakan. Semi-demokratis, mereka memilih perwira dan kepala suku, serta tinggal di kamp bersenjata di dekat bagian bawah Dnieper.

Bangsa Kazaki menjadi sekutu penting melawan Mongol, tetapi negara Polandia dan Rusia di Moskow menganggap mereka berbahaya dan tidak stabil. Akhirnya, pemberontakan yang dipimpin oleh orang Kazaki bernama Bohdan Khmelnytsky menyebabkan revolusi di Ukraina. Ini pertama kalinya Ukraina dipandang sebagai entitas independen.

Bohdan Khmelnytsky membuat kesepakatan dengan Rusia, mengakui hegemoni tsar untuk mendapatkan dukungan dan mendapatkan jaminan otonomi. Kesepakatan ini nantinya akan menjadi pembenaran bagi Kekaisaran Rusia untuk menguasai Ukraina. Meski begitu, bangsa Kazaki di Ukraina berada di garis depan untuk kemerdekaan negara itu.

6. Ukraina beberapa kali berpindah kekuasaan

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman KunoKota Kyiv, Ukraina (unsplash.com/Eugene)

Tanah di sebelah timur Dnieper dikenal sebagai "Tepi Kiri", di mana sungai mengalir dari utara ke selatan. Tanah di sebelah barat dikenal sebagai "Tepi Kanan". Sayangnya, dua wilayah ini menimbulkan perpecahan di sepanjang sisa sejarah Ukraina. Tepi Kiri Ukraina lebih berpusat pada Rusia daripada Tepi Kanan, yang lebih memperhatikan negara dan budaya di Eropa tengah dan barat.

Banyak upaya yang telah dilakukan, tetapi selalu gagal untuk membangun kedaulatan Ukraina. Pada satu titik, para penguasa Ukraina bahkan meminta bantuan Kekaisaran Ottoman untuk membentuk Ukraina yang bersatu di bawah pengikut kekaisaran itu, karena hegemoni Rusia dan Polandia sangat tidak diinginkan.

Hal ini menjadi tanda yang jelas bahwa Ukraina dan tanah di sekitarnya telah menjadi bagian dari sebuah kerajaan untuk diperebutkan oleh berbagai kekuatan Eropa. Akan tetapi, di mata Kekaisaran Ottoman, ada alasan bagus mengapa mereka ingin membantu Ukraina. Seperti yang dijelaskan oleh History, Ukraina adalah salah satu produsen gandum terbesar di Eropa serta pemasok utama bahan mentah seperti besi dan batu bara.

7. Rusia mengendalikan sebagian besar Ukraina pada abad ke-18

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman KunoKatedral Saint Basil, Moskow, Rusia (unsplash.com/Nikita Karimov)

Di Tepi Kanan Ukraina, para petani marah karena pemilik tanah Polandia mendominasi tanah-tanah di sana. Harapan untuk memerdekakan Ukraina dan melepaskan diri dari Polandia pupus pada abad ke-18. Kerajaan seperti Prusia, Rusia, dan Austria semakin kuat, membuat mereka mengincar negara-negara yang lebih lemah.

Yang paling berdampak dari gerakan kekaisaran ini adalah pembagian Polandia. Pada tahun 1772, 1793, dan 1795, Rusia, Austria, dan Prusia mengecilkan kerajaan besar ini, sampai tidak ada lagi. Dengan cara inilah bagian paling barat Ukraina, yang disebut Galicia, jatuh ke dalam kekuasaan Wangsa Habsburg, Austria, tetapi bagian lain dari negara Ukraina jatuh di bawah hegemoni Tsar Rusia. Tsar kemudian mencoba menghilangkan sisa-sisa otonomi di Ukraina.

Tsar mengikuti kebijakan Rusifikasi untuk memaksa orang Ukraina menjadi orang Rusia. Negara ini diperlakukan secara administratif sebagai sebuah provinsi yang disebut "guberniya", dijalankan oleh gubernur yang ditunjuk oleh istana kekaisaran di St. Petersburg. Pemerintah Rusia menyebut orang Ukraina sebagai "Orang Rusia Kecil", yang berarti, Ukraina adalah bagian dari Rusia.

Selama periode ini, Ukraina juga menjadi bagian besar dalam sejarah orang Yahudi Eropa. Tepi Kanan adalah bagian dari Pale of Settlement, tempat orang Yahudi di Kekaisaran Rusia. Di daerah inilah budaya Yahudi Ashkenazi berkembang, tetapi mereka juga menjadi sasaran serangan anti-Semit yang dikenal sebagai pogrom. Kebijakan Rusia mendorong dan menekan warga Ukraina untuk bergabung dengan Gereja Ortodoks Rusia.

8. Nasionalisme Ukraina berkembang pada abad ke-19

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman Kunopotret Taras Shevchenko (commons.wikimedia.org/Andrey Denyer)

Meskipun Rusia mencoba meredam sentimen nasionalistik yang berkembang di Ukraina, pemberontakan terjadi di abad ke-19. Pada tahun 1863, Rusia melarang penggunaan bahasa Ukraina, yang diintensifkan pada tahun 1876, di mana orang Ukraina tidak boleh menerbitkan atau belajar dalam bahasa Ukraina. Kebijakan ini berkontribusi pada tingginya tingkat buta huruf. Akibatnya, kebijakan represif Tsar ini membuat para nasionalis Ukraina marah dan ingin mengembalikan identitas nasional Ukraina.

Beberapa nasionalis Ukraina yang paling vokal adalah penulis dan seniman. Pemimpinnya adalah penyair Taras Shevchenko, yang merupakan pengkritik kebijakan Rusia yang blak-blakan. Dia adalah anggota Persaudaraan Cyril dan Methodius yang nasionalis, hal ini pula yang membuatnya ditangkap. Dia diasingkan dari Ukraina, dan dimakamkan di St. Petersburg pada tahun 1861, tetapi tulang belulangnya dibongkar dan dipindahkan kembali ke Ukraina.

9. Revolusi Rusia membawa kemerdekaan untuk Ukraina, meskipun singkat

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman Kunoilustrasi Revolusi Rusia (commons.wikimedia.org/Ivan Vladimirov)

Dengan adanya Revolusi Rusia, ada harapan bagi orang Ukraina bahwa meskipun mereka tidak dapat memperoleh kemerdekaan, setidaknya mereka dapat memperoleh otonomi. Setelah penggulingan pemerintahan Tsar pada bulan Februari 1917, Ukraina membentuk pemerintahan sementara sebagai bagian dari federasi Rusia. Namun, setelah komunis Bolshevik merebut kendali pada November itu, Ukraina mengalami perpecahan yang lebih besar. Pada Januari 1918, Ukraina mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka.

Namun, pemerintahan baru ini terbukti tidak efektif dan kacau. Austria dan Jerman menduduki negara itu dan mengambil kendali. Setelah kekalahan Blok Sentral pada akhir Perang Dunia I, pasukan ini mundur. Ukraina kemudian menjadi sasaran serangan dari Polandia dan Rusia. Meskipun Polandia akhirnya bersekutu dengan Ukraina, Polandia ditaklukkan oleh Rusia. Tentara Ukraina terakhir yang melawan, ditangkap dan dieksekusi pada November 1921. Akibatnya, Ukraina menjadi salah satu republik asli Uni Republik Sosialis Soviet (USSR) pada tahun 1922.

10. Orang Ukraina menderita kelaparan massal di bawah kendali Joseph Stalin

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman KunoPara petani yang kelaparan di jalanan Kharkiv, 1933. (commons.wikimedia.org/Alexander Wienerberger)

Di bawah Uni Soviet, Ukraina ditundukkan dan mengalami salah satu genosida terburuk dalam sejarah. Ini ada hubungannya dengan kebijakan pertanian oleh diktator Joseph Stalin. Pada tahun 1929, Stalin berencana untuk sepenuhnya mengubah ekonomi Soviet dengan pemindahan paksa para petani kecil ke pertanian yang lebih besar.

Selain secara brutal mengeksekusi dan mendeportasi, ekonominya justru mengalami kegagalan. Uni Soviet kehilangan hasil pertanian yang targetnya mencapai 60 persen. Stalin menghukum Ukraina karena gagal mencetak target dengan menyita hasil bumi yang ada.

Diyakini bahwa Stalin juga melakukan ini untuk menekan keberadaan nasionalis yang baru muncul di Ukraina. Peristiwa ini dikenal sebagai Holodomor, kelaparan massal di Ukraina yang mencapai puncaknya pada tahun 1932 hingga 1933. Sekitar 3,9 juta orang Ukraina meninggal.

Beberapa sejarawan memperkirakan bahwa jumlahnya lebih besar. Holodomor Research and Education Consortium menyatakan bahwa sejarawan melaporkan angkanya mencapai 10 juta kematian. Kekejaman ini gagal menekan keinginan Ukraina untuk merdeka. Faktanya, Holodomor meningkatkan kebencian banyak orang Ukraina terhadap negara Uni Soviet.

11. Ukraina di antara dua kejahatan dalam Perang Dunia II

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman Kunokamp konsentrasi Nazi "Janowska" di Lviv, Ukraina bagian barat (commons.wikimedia.org/Soviet Archives/Unknown author)

Setelah perlakuan keji Stalin, tidak mengherankan jika banyak orang Ukraina yang menyambut Nazi sebagai pembebas, setelah Nazi menginvasi Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Hal ini terjadi di provinsi paling barat Galicia, mereka percaya bahwa Jerman adalah musuh bagi Polandia dan Uni Soviet, dan mengira bahwa Jerman akan membantu memerdekakan Ukraina. Namun, sentimen itu hilang karena Ukraina justru menjadi korban dari kejahatan rezim Nazi. Yahudi di Ukraina bernasib buruk karena lebih dari 1,5 juta dibunuh oleh Nazi, tulis laporan National World War II Museum.

Pembantaian orang Yahudi di Ukraina dibantu oleh beberapa penduduk setempat yang telah lama menyimpan prasangka antisemit. Sekitar 2,2 juta orang Ukraina diperbudak dan dipaksa bekerja di bawah rezim Nazi. Ada beberapa sumber yang memperkirakan bahwa sebanyak 7 juta orang tewas.

12. Ukraina merdeka setelah kejatuhan Uni Soviet

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman Kunopotret bendera Ukraina (unsplash.com/Max Kukurudziak)

Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, Ukraina memanfaatkan momen tersebut untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Pada tahun 1994, Ukraina menandatangani perjanjian dengan Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris. Sebagai imbalan untuk mengakui batas-batasnya, Ukraina setuju untuk menyerahkan persenjataan nuklir yang diwarisi sejak menjadi republik Soviet.

Sejak kemerdekaan, Ukraina terpecah antara Timur dan Barat. Pasalnya, terjadi sengketa pemilu di awal tahun 2000-an yang berujung pada tuduhan korupsi dan pengaruh Rusia dalam pemilu Ukraina. 

Dalam kekacauan berikutnya, Rusia mengambil kesempatan untuk mencaplok Semenanjung Krimea yang memiliki populasi etnis Rusia yang besar. Sementara itu, di timur Ukraina, separatis pro-Rusia pecah di wilayah Donbass. Tidak jelas berapa banyak tindakan separatis yang diaktifkan oleh pemerintah Rusia, tetapi jelas bahwa sejak 2014, pemilu di Ukraina lebih pro-Barat. Ini terlihat jelas dari pemilihan Volodymyr Zelensky, seorang aktor komedi yang beralih profesi menjadi politikus.

13. Invasi di tahun 2022 adalah gema sejarah di masa lalu

Sejarah Panjang Ukraina, Berkonflik sejak Zaman KunoTentara Ukraina menyerang tank Rusia di Mariupol. (commons.wikimedia.org/Міністерство внутрішніх справ України)

Meskipun peristiwa invasi 2022 masih berlanjut hingga saat ini, tetapi terlihat jelas bahwa kejadian di masa lalu, dan persepsi Vladimir Putin tentangnya, telah mencetuskan perang yang terjadi saat ini. Upaya Ukraina untuk meningkatkan dan menjalin hubungan dengan Barat, NATO, dan Uni Eropa telah membuat Presiden Rusia Vladimir Putin sangat khawatir. Putin, dikutip NBC News mengatakan bahwa Ukraina tidak memiliki hak untuk hidup, ia memandang Ukraina hanyalah sebuah provinsi Rusia yang disebut "Rusia Kecil".

Namun, invasi Rusia ini memiliki efek sebaliknya. Alih-alih meruntuhkan Ukraina, ia malah membangkitkan nasionalisme Ukraina berdasarkan sentimen anti-Rusia. Volodymyr Zelenskiy, berkat Putin, telah menjadi penggerak nasional. Tindakan Rusia dalam hal ini merupakan gema dari kebijakan kekaisarannya selama berabad-abad yang lalu.

Sejarah Ukraina tidaklah main-main, ia adalah bangsa yang diperebutkan banyak bangsa lain. Tidak mengherankan jika banyak peristiwa yang berakhir dengan pergolakan. Selain itu, sejarah Ukraina adalah salah satu yang paling kompleks, karena melibatkan ratusan raja, banyak negara, politik berkekuatan tinggi, dan tragedi yang berulang.

Baca Juga: 9 Fakta Unik Père David, Rusa Langka dengan Sejarah Menarik

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya