Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah Amerika

Peristiwa Ocoee menewaskan puluhan korban jiwa

Terlepas dari kenyataan bahwa memilih adalah hak konstitusional di Amerika Serikat, banyak orang kulit hitam justru dibunuh karena menjalankan dan mendukung hak tersebut. Penindasan dan intimidasi terhadap pemilih terjadi dalam berbagai bentuk, salah satunya keberadaan kelompok Ku Klux Klan (KKK) yang menyebarkan teror kepada warga kulit hitam pada 1920-an.

Di hari pemilu Amerika Serikat pada 1920, hanya satu warga kulit hitam di kota Ocoee, Florida, yang berhasil memberikan suaranya. Ia adalah July Perry. Namun, karena tindakannya itu, dia digantung secara brutal dan warga sipil kulit putih membakar lingkungan warga kulit hitam hingga rata dengan tanah.

Selama beberapa hari, setiap penduduk kulit hitam di Ocoee diusir dari kota. Ocoee akhirnya menjadi "kota matahari terbenam" lainnya di Amerika Serikat. Ocoee tidak memiliki satu pun penduduk kulit hitam sampai tahun 1981.

Penindasan dan intimidasi terhadap pemilih, terutama warga kulit hitam, masih menjadi masalah penting dalam pemilu di Amerika tahun 2020. Agar masalah-masalah tersebut dapat diatasi, seharusnya kita semua memahami sejarah yang pernah terjadi. Berikut adalah hari pemilu terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.

Baca Juga: 17 Negara yang Gelar Pemilu Presiden Tahun 2024, Tak Hanya Indonesia!

1. Ocoee, Florida sebelum 1850-an

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah AmerikaKeluarga Suku Seminole Cypress Tiger di kamp mereka, dekat Kendall, Florida, tahun 1916. (commons.wikimedia.org/John Kunkel Small)

Sebelum orang Eropa menginvasi Florida pada abad ke-16, terdapat ratusan ribu penduduk asli yang tinggal di wilayah tersebut, yaitu lebih dari 20 kelompok berbeda. Pada 1700-an, beberapa suku asli Georgia Selatan dan Florida Utara bergabung bersama untuk melawan penjajah Eropa. Kelompok ini secara kolektif disebut Cimarrones, dari situlah nama suku Seminole tercipta.

Aliansi ini mencakup suku Miccosukee, Oconee, dan Creek. Meskipun saat ini masyarakat Seminole berbicara dalam berbagai bahasa dan memiliki latar belakang budaya yang berbeda, mereka dianggap sebagai bangsa yang bersatu dan berdaulat. Banyak orang yang lolos dari perbudakan, mengungsi ke suku Seminole.

Menurut laman Suku Seminole Florida, pemerintah Amerika Serikat pertama kali merelokasi masyarakat Seminole pada 1830-an. Relokasi paksa masyarakat Seminole ini berlangsung selama dua puluh tahun. Banyak yang diburu dan diusir dari tanah leluhurnya. Departemen Dalam Negeri AS tidak memberikan tempat untuk reservasi Seminole sampai tahun 1907.

2. Hiruk-pikuk kota Ocoee

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah Amerikapotret Richard Allen, seorang uskup Metodis dan pendiri Gereja Episkopal Metodis Afrika di Ocoee (commons.wikimedia.org/Daniel A. Payne)

Pada 1850-an, pemukim kulit putih pertama masuk dalam daftar wajib pajak dan sensus. Menurut OPPAGA, James D. Starke adalah pemukim kulit putih pertama di Ocoee. Dia terdaftar dalam wajib pajak Orange County tahun 1855 dan tercantum sebagai pemilik budak sekaligus seorang dokter. Setelah Perang Saudara berakhir, Mantan Kapten Konfederasi Bluford M. Sims, yang juga mantan pemilik budak, menetap di daerah tersebut.

Pada 1880-an, orang kulit hitam mulai menetap ke wilayah Ocoee. Kemudian pada 1920-an, hampir setengah dari 1.000 penduduk Ocoee adalah orang kulit hitam. Lalu, ada dua komunitas kulit hitam di Ocoee. Gereja Baptis Persahabatan, yang didirikan pada 1896, mengembangkan Baptist Quarters di selatan. Sementara itu, di utara, Gereja Episkopal Metodis Afrika Ocoee, menyelenggarakan kebaktian pertamanya pada 1890. Pendirinya adalah Richard Allen.

Karena letaknya di selatan, Ocoee tunduk pada Undang-Undang Jim Crow (undang-undang yang melegalkan segregasi rasial) yang berkuasa pada saat itu. Namun, terlepas dari upaya orang kulit putih untuk menghapuskan hak konstitusional dari orang kulit hitam, menjelang pemilu tahun 1920, orang kulit hitam justru mencatat rekor jumlah pendaftaran tertinggi dalam pemilihan presiden.

3. Perempuan kulit hitam berbondong-bondong mendaftar pemilu

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah AmerikaAnggota fakultas Virginia Norma dan Institut Industri yang mendaftar untuk memilih pada 1920 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Dalam minggu-minggu menjelang pemilu, warga kulit hitam di seluruh Florida secara bersamaan memobilisasi upaya pendaftaran pemilih. Pemilu tahun 1920 bisa dibilang cukup istimewa, karena menjadi pemilu pertama di mana perempuan diberi hak untuk memilih. Akibatnya, organisasi perempuan kulit hitam di Amerika melakukan mobilisasi. Ribuan prajurit kulit hitam yang kembali setelah bertugas dalam Perang Dunia I juga bersemangat untuk memberikan suara mereka, tulis laman Vice.

Setelah Presiden Demokrat Woodrow Wilson menyatakan dukungannya terhadap Undang-Undang Jim Crow, Partai Republik juga berupaya memobilisasi pemilih kulit hitam untuk pemilu tahun 1920. Hakim John Moses Cheney yang mencalonkan diri untuk kursi Senat, mulai mendaftarkan pemilih kulit hitam di Florida. Begitu pula William R. O'Neal, seorang pengacara dari Orlando. Upaya Cheney didukung oleh Mose Norman dan July Perry, dua pengusaha kulit hitam terkemuka yang tinggal di Ocoee.

Namun, upaya untuk mendukung pemilih kulit hitam ini justru mempercepat kebangkitan Ku Klux Klan (KKK). KKK mengancam komunitas kulit hitam bahwa mereka tidak boleh ikut memilih dalam pemilu. Jadi, July Perry adalah satu-satunya orang kulit hitam dari Ocoee yang dapat memberikan suara atau hak pilihnya pada 2 November 1920. Karena hal itu pula, dia dan banyak orang kulit hitam lainnya dibunuh.

4. Siapa sebenarnya Mose Norman dan July Perry?

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah Amerikapotret July Perry (blackpast.org)

Moses 'Mose' Norman adalah anggota pondok persaudaraan setempat dari komunitas kulit hitam di Ocoee dan salah satu orang pertama di Ocoee yang memiliki mobil. Sedangkan Julius 'July' Perry adalah pemimpin buruh dan diaken di Gereja Episkopal Metodis Afrika di Ocoee. Norman dan Perry memiliki kebun jeruk dan menguasai hampir seluruh pasar tenaga kerja bagi pekerja pertanian kulit hitam.

Keduanya bisa dibilang cukup kaya. Perry bahkan diincar orang jahat karena kekayaannya. Menurut buku Zora Neale Hurston dan History of Southern Life (2005) yang ditulis Tiffany Ruby Patterson, Norman dan Perry sendiri tidak menjalin hubungan baik di kalangan orang kulit putih. Norman beberapa kali menolak tawaran orang kulit putih yang ingin membeli kebun jeruknya senilai 10.000 dolar AS atau setara Rp159 juta.

Baik Norman maupun Perry berupaya mendorong orang kulit hitam untuk mendaftar sebagai pemilih. Mereka bahkan berjanji akan membayar pajak pemungutan suara bagi mereka yang tidak mampu. Pajak yang dikenakan untuk pemungutan suara sebenarnya menjadi salah satu dari banyak bentuk penindasan terhadap hak pemilih, yang bertujuan untuk mencegah masyarakat memilih, khususnya masyarakat kulit hitam.

5. KKK mengintimidasi pemilih kulit hitam pada pemilu 1920

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah AmerikaKu Klux Klan di Muncie, Indiana, pada 1922 (commons.wikimedia.org/William Arthur Swift)

KKK berusaha menekan hak pilih komunitas kulit hitam dan Partai Republik. William O'Neal menerima surat ancaman yang tidak memperbolehkannya ngumpul dengan komunitas kulit hitam. Surat mengerikan dari KKK ini tertulis, "Kita akan selalu menikmati SUPREMASI PUTIH di negara ini dan siapa pun yang ikut campur harus menghadapi konsekuensinya."

KKK juga melakukan beberapa aksi unjuk rasa. Dilansir Zinn Education Project, sehari sebelum pemilu pada 1 November 1920, KKK terus berdemonstrasi sampai larut malam di sekitar Ocoee. Mereka menyerukan dan mengancam melalui pengeras suara. Memperingatkan orang kulit hitam untuk tidak menggunakan hak pilihnya jika tidak ingin menerima konsekuensi yang mengerikan.

Pejabat setempat juga bergabung dengan KKK untuk menghentikan hak pilih kulit hitam. Mereka menempatkan anggota KKK bersenjata di seberang jalan dari tempat pemungutan suara. Bahkan, mereka yang memiliki kartu pendaftaran pemilu, diminta untuk memberikan ke R C Bigelow, notaris setempat. Namun, Bigelow justru meninggalkan kota itu untuk memancing.

Baca Juga: 7 Fakta Pertempuran Antietam, Hari Paling Kelam dalam Sejarah Amerika

6. Mose Norman yang berusaha mendapatkan hak suaranya di hari pemilu 1920

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah Amerikailustrasi kartun politik yang menggambarkan pemilih kulit hitam diancam orang kulit putih dalam majalah Harper's Weekly (commons.wikimedia.org/Frost)

Pada 2 November 1920, July Perry menjadi orang kulit hitam pertama dan satu-satunya di Ocoee yang dapat memilih, karena para penentang kulit putih belum hadir. Namun, orang kulit hitam lainnya yang mencoba memberikan hak suaranya dilarang memasuki tempat pemungutan suara. Banyak di antara mereka yang diancam dengan kekerasan. Nama mereka bahkan hilang secara misterius dari daftar pemilu.

Mose Norman yang datang untuk memilih, dianggap belum membayar pajak pemungutan suara. Norman pun akhirnya pergi ke Orlando untuk bertemu dengan Hakim Cheney. Cheney menyuruh Norman kembali ke tempat pemungutan suara dan memintanya untuk melaporkan siapa saja yang menghalangi dia untuk memilih.

Saat kembali ke tempat pemungutan suara, Norman tidak diberikan hak pilihnya lagi. Dia bersikeras dan meminta nama-nama petugas pemungutan suara agar bisa ia adukan ke Hakim Cheney. Lalu ada laporan bahwa penegak hukum setempat melihat ada senapan di mobil Norman dan menyitanya sebelum membebaskan Norman. Ada juga yang menceritakan bahwa sekelompok warga sipil kulit putih menemukan pistol di mobil Norman dan menyerangnya.

Entah mana yang benar. Intinya, setelah kejadian itu, Norman mampir ke rumah Perry untuk memperingatkan Perry sebelum akhirnya ia pergi dari Ocoee. Diyakini bahwa Norman menjalani sisa hidupnya di New York, tetapi kabarnya tidak pernah terdengar lagi.

7. Kisah tragis July Perry yang dibunuh di hari pemilu 1920

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah Amerikaukiran yang menggambarkan keluarga Afrika-Amerika yang diserang anggota Ku Klux Klan dalam majalah Harper's Weekly (commons.wikimedia.org/Frank Bellew)

Setelah kejadian di tempat pemungutan suara, Deputi Sheriff Orange County Clyde Pounds mewakili beberapa warga kulit putih Ocoee, dan massa dikerahkan untuk menangkap Norman dan Perry. Saat itu, Norman sudah meninggalkan wilayah Ocoee. Jadi massa pergi ke rumah Perry.

Perry yang sedang berada di rumah bersama istri dan putrinya, sudah tahu apa yang akan terjadi. Berdasarkan laporan Orlando Weekly, setelah massa mengepung rumah Perry, terdengar suara tembakan. Dalam baku tembak yang terjadi, Perry, istri, dan putrinya mengalami luka berat. Penyerang bernama Leo Borgard dan Elmer McDaniels yang mencoba masuk ke dalam rumah, ditembak mati oleh Perry.

Meskipun terluka, Perry melarikan diri ke ladang tebu terdekat. Massa memburu Perry sampai akhirnya tertangkap saat fajar. Setelah itu, Perry dibawa ke penjara Orlando. Namun kelompok supremasi kulit putih lebih suka main hakim sendiri.

Massa kulit putih menyerbu penjara dan menyeret Perry keluar. Lalu Perry diikat ke bagian belakang mobil dan dibunuh. Tubuhnya pun dibiarkan tergelantung di tiang telepon di samping jalan raya. Peristiwa nahas itu terjadi di Ocoee tepat pada hari pemilu 1920.

8. Orang kulit hitam di Ocoee dibantai dan wilayah itu dibakar habis-habisan

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah AmerikaIlustrasi kebakaran. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Selama pencarian Perry, lebih dari 200 warga sipil kulit putih turun ke jalan untuk mencari keberadaannya. Parahnya lagi, mereka membakar dua daerah kulit hitam di kota itu. Sedikitnya 20 rumah, dua gereja, dan satu pondok persaudaraan dibakar.

Selain itu, massa kulit putih menembaki orang-orang kulit hitam yang mencoba melarikan diri dari rumah mereka yang terbakar, membuat sebagian dari orang-orang kulit hitam ini terbakar dalam kobaran api. Ada pula yang disiksa, seperti James Langmead, yang menolak meninggalkan tanah miliknya. Sayangnya, tidak ada yang tahu persis berapa banyak orang yang meninggal malam itu.

Jumlah korban terendah yang dilaporkan adalah 3, sedangkan yang tertinggi berkisar antara 60. Menurut penyelidik NAACP yang  saat itu menyamar, Walter F. White, ada seorang laki-laki yang mengaku telah membunuh 17 orang. Mirisnya lagi, setelah bara api padam, massa masuk ke dalam rumah dan mencari tulang-tulang korban yang hangus untuk dijadikan oleh-oleh. Dikutip The Weekly Challenger, pembantaian itu berlangsung hingga setidaknya pukul 04.45 pagi.

9. Orang kulit hitam diusir dari wilayah Ocoee setelah hari pemilu

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah Amerikailustrasi pengusiran orang kulit hitam (commons.wikimedia.org/The Trustees of the British Museum/William Dent)

Satu-satunya bangunan yang tersisa setelah pemilu tahun 1920 adalah gedung sekolah yang merupakan milik daerah. Pagi harinya, seorang pengurus kulit hitam bernama J.B. Stone menurunkan jenazah July Perry dari tiang telepon. Namun penduduk kulit putih di Ocoee sempat mengancamnya.

Selama hampir seminggu setelah pemilu, KKK dan massa kulit putih melakukan embargo di sekitar kota. Tidak ada yang diizinkan masuk atau keluar tanpa izin mereka. Orang kulit hitam yang melarikan diri dilarang kembali ke rumah mereka. Sementara itu, mereka yang selamat dari pembantaian tersebut diberi waktu sehari untuk mengumpulkan dan mengubur mayat-mayat, lalu diminta angkat kaki dari wilayah itu. Akibatnya, 300 sampai 400 penduduk kulit hitam di kota itu melarikan diri, meninggalkan hampir semua yang mereka punya.

Menurut Dead Men Bring No Claims yang ditulis Melissa Fussell, setelah itu, warga kulit putih di Ocoee membagikan properti bekas warga kulit hitam. Sebagian besar korban tidak mendapat kompensasi, meskipun beberapa hanya menerima sedikit sekali ganti rugi. Lebih dari 300 hektare dan 48 bidang kota hilang. Pada 2001, nilai tanah tersebut diperkirakan 4,2 juta dolar AS atau setara Rp66,4 miliar.

10. Investigasi palsu dalam pelanggaran dan kekerasan di hari pemilu

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah Amerikailustrasi satirik pemilu Amerika Serikat berjudul The Georgetown Election - The Negro at the Ballot Box oleh Thomas Nast (commons.wikimedia.org/Thomas Nast)

Organisasi NAACP mengirim Walter F. White untuk menyelidiki kasus tersebut. Mereka pun menginterogasi beberapa orang saat tiba di lokasi pada 5 November 1920. Laporan White hanyalah satu dari sedikit laporan yang secara akurat menceritakan kekejaman yang telah terjadi. Sayangnya, foto-foto kehancuran kota Ocoee dilenyapkan dan kebanyakan artikel surat kabar mendukung supremasi kulit putih.

Meskipun Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengirim Jaksa Wilayah Florida Herbert S. Philips untuk menyelidiki kasus main hakim sendiri yang menewaskan July Perry dan kekerasan pada hari pemilu, nyatanya Phillips hanya menyelidiki pelanggaran undang-undang pemilu federal. Dalam laporan terakhirnya, Phillips menyatakan bahwa tidak adanya intimidasi terhadap warga kulit hitam mana pun di hari pemilu. Serta, tidak adanya campur tangan dalam pemungutan suara warga kulit hitam yang sudah memenuhi syarat.

Pada Sidang di hadapan Komite Sensus pada 1921, dewan juri di Orange County juga menyatakan bahwa Sheriff dan para deputinya melakukan tugas mereka dengan baik dalam menjaga hukum dan ketertiban. Orang-orang kulit putih juga dinyatakan tidak melanggar apapun sebagai warga negara Amerika.

Namun, dewan juri membebaskan Estelle dan Caretha Perry, istri dan anak perempuan July Perry, yang didakwa atas kematian dua laki-laki kulit putih yang menyerang rumah mereka. Sayangnya, keluarga Perry masih kehilangan tanahnya. Tanah mereka telah dijual kepada orang kulit putih.

11. Wilayah di kawasan Florida dihuni orang kulit putih setelah terjadinya pembantaian

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah AmerikaDistrik Bersejarah Ocoee Street Cleveland TN (commons.wikimedia.org/Andrew Jameson)

Setelah beberapa minggu, hanya ada dua orang kulit hitam yang masih hidup di kota Ocoee. Pada 1930, tidak ada satupun orang kulit hitam yang tinggal di wilayah tersebut. Berdasarkan catatan sensus, kira-kira 450 warga kulit hitam menghilang dari kota Ocoee setelah tahun 1920.

July Perry adalah salah satu dari 34 orang kulit hitam yang digantung antara tahun 1877 sampai 1950 di Orange County. Negara bagian Florida ini memang sering terjadi main hakim sendiri. Pada 1921, sekelompok massa mengancam seorang laki-laki yang membahas tentang pembantaian tersebut. Ia dipukuli dan dibiarkan hidup untuk menjadi peringatan bagi orang lain.

Ocoee dihuni penduduk berkulit putih selama lebih dari 50 tahun. Jadi, tidak ada satu pun orang Afrika-Amerika yang berani tinggal di Ocoee selama 60 tahun hingga 1981. Orang kulit hitam juga tidak mau lagi tinggal di wilayah Orange County hingga tahun 1937.

12. Seberapa besar perubahan pemilu setelah terjadinya peristiwa pembantaian 1920?

Pembantaian Ocoee, Hari Pemilu Terburuk dalam Sejarah AmerikaTerri Sewell memegang tanda Black Voters Matter pada Hari Pemilu 2020 (commons.wikimedia.org/Terri Sewell)

Baru pada 1996, sebuah inisiatif penelitian bernama Forum Demokrasi mulai menyelidiki dan mengungkap sejarah pembantaian tersebut. Sejak disahkannya House Bill 1213 pada 2020, sekolah-sekolah di Florida kini diberi mandat untuk diajarkan sejarah tentang pembantaian tahun 1920. Kota ini pun disebut sebagai "kota matahari terbenam". Pada sensus 2010, populasi Ocoee meliputi 17 persen orang kulit hitam dan 21 persen orang Latin.

Sayangnya, warga kulit berwarna, khususnya orang kulit hitam, masih mengalami penindasan terkait hak pilih pada 2020. Di Florida, beberapa minggu sebelum pemilu 2020, Menteri Luar Negeri Florida Laurel Lee menerapkan syarat untuk mengeluarkan pemilih yang memiliki hutang pajak pemilu. Pembatasan moneter ini mirip dengan pajak pemungutan suara sebelumnya. Meskipun amandemen konstitusi telah disetujui untuk memberikan hak suara kepada narapidana di Florida, tetapi hanya sekitar 45.000 orang yang tercatat namanya untuk memilih. 

Segregasi rasial sudah terjadi sejak awal berdirinya Amerika. Pemukim Eropa di Amerika sudah dari dulu menganggap bahwa orang kulit putih lebih unggul dibandingkan ras lain. Ditambah lagi, maraknya perbudakan sebelum hingga terbentuknya negara Amerika, membuat orang kulit putih lebih angkuh dan berkuasa. Oleh sebab itu, orang kulit berwarna sering kali tidak dilibatkan dalam konstitusi negara.

Baca Juga: Sejarah Pemilu dan Pengertiannya, Siapa yang Belum Tahu?

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya