Siapa Jesse Lazear? Sosok yang Berjasa dalam Eksperimen Demam Kuning

Lazear ingin membuktikan penularan demam kuning lewat nyamuk

Selama perang Spanyol-Amerika, banyak tentara Amerika yang menderita penyakit misterius karena virus mematikan yang masih menjangkiti daerah tropis saat ini, yaitu demam kuning. Pada abad ke-21, penyakit mengerikan ini masih menjadi masalah besar di seluruh Afrika dan Amerika Latin. Mereka yang tertular virus menunjukkan beragam gejala, seperti flu, kulit menguning, dan mata pun menguning. Lebih parahnya lagi, penderita akan terus mengalami pendarahan internal dan akhirnya kegagalan organ.

Demam kuning masih membunuh antara 20 hingga 50 persen dari mereka yang tertular. Bagi mereka yang belum divaksinasi, tidak ada pengobatan yang diketahui, tulis laporan CDC. Sayangnya, pada pergantian abad ke-19, tidak ada yang mengerti bagaimana virus itu ditularkan. Jadi, tidak ada upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit ini.

Pada saat Perang Spanyol-Amerika melanda, seorang dokter yang sangat cerdas, Jesse William Lazear, akhirnya tertarik untuk mendalami penyakit tersebut. Lazear dan timnya memulai serangkaian eksperimen yang sangat berani untuk memecahkan misteri tersebut. Eksperimen ini akhirnya menyelamatkan banyak nyawa, tetapi mengakhiri nyawa Lazear sendiri. Yuk, cari tahu siapa Jesse Lazear dan jasanya untuk masyarakat dunia.

 

1. Jesse Lazear ditunjuk militer AS untuk mencari tahu asal-usul demam kuning

Siapa Jesse Lazear? Sosok yang Berjasa dalam Eksperimen Demam Kuningpotret Jesse William Lazear, 1866—1900 (commons.wikimedia.org/Wellcome Library, London)

Jesse William Lazear pertama kali tertarik pada virus saat ia bekerja di rumah sakit John Hopkins di Baltimore. Namun, dia mulai bereksperimen dengan nyamuk saat bekerja sebagai ahli bedah tentara di Kuba, sebagaimana yang dijelaskan laman Johns Hopkins. Lazear bukanlah seorang genius yang mempelajari virus itu sendiri. Dia adalah salah satu dari sekelompok ilmuwan yang berkontribusi pada penemuan tersebut.

Konsensus medis pada saat itu meyakini bahwa demam kuning terjadi akibat kondisi lingkungan yang tidak sehat, seperti seprai dan pakaian yang kotor. Namun, tidak ada yang pernah membuktikan bahwa bakteri adalah penyebab demam kuning. Lalu, seorang dokter Kuba bernama Carlos Finlay mengajukan hipotesis alternatifnya. Finlay berargumen bahwa nyamuk adalah biang keladinya, bukan bakteri, sebuah gagasan yang dianggap sebagai lelucon ketika makalah terobosannya pertama kali diterbitkan pada 1881.

Pada saat Perang Spanyol-Amerika terjadi, demam kuning kembali menjadi ancaman yang menakutkan karena membunuh jauh lebih banyak tentara Amerika daripada perang itu sendiri. Militer AS membentuk Komisi Demam Kuning, sebuah badan yang bertugas memecahkan misteri asal-usul virus tersebut. Lazear adalah salah satu dokter yang ditunjuk oleh komisi.

Setelah serangkaian percobaan mengesampingkan teori bakteri, Lazearlah yang akhirnya memperjuangkan pekerjaan Carlos Finlay. Teori Finlay telah diberikan kredibilitas baru oleh seorang dokter Inggris, Sir Ronald Ross, yang baru-baru ini membuktikan bahwa nyamuk memang dapat menyebarkan penyakit dalam bentuk malaria.

2. Eksperimen dengan subjek manusia

Siapa Jesse Lazear? Sosok yang Berjasa dalam Eksperimen Demam KuningNyamuk penyebab demam kuning, nyamuk Aedes aegypti yang membesar, sedang memakan inang manusia. (commons.wikimedia.org/CDC)

Komisi Demam Kuning memutuskan melakukan percobaan dengan menggunakan subjek uji manusia untuk membuktikan hipotesis mereka. Komisi tersebut menghubungi Carlos Finlay untuk meminjam telur nyamuknya dan membawanya ke rumah sakit di Havana untuk percobaan. Setelah memaparkan nyamuk kepada sekelompok pasien demam kuning, mereka secara bergiliran memaparkan nyamuk kepada sekelompok sukarelawan. Eksperimen pertama terbukti gagal karena virus tidak dibiarkan berinkubasi cukup lama dalam serangga yang terinfeksi, sekali lagi menimbulkan keraguan pada teori tersebut.

Mungkin karena kegagalan awal ini, rekan kerja Jesse Lazear, dokter James Carroll, dengan sembrono menawarkan dirinya sebagai salah satu sukarelawan dengan membiarkan dirinya digigit nyamuk. Kali ini berhasil karena Caroll segera jatuh sakit. Relawan berikutnya, seorang tentara bernama William Dean, juga berhasil terinfeksi tak lama kemudian, yang memastikan bahwa eksperimen tersebut terbukti benar.

Baca Juga: 12 Sejarah Kelam Demam Kuning yang Melanda Dunia

3. Jesse Lazear meninggal karena uji coba yang dilakukannya sendiri 

Siapa Jesse Lazear? Sosok yang Berjasa dalam Eksperimen Demam KuningPeringatan Demam Kuning di Pemakaman Laurel Hill (commons.wikimedia.org/Dwkaminski)

Dilansir AMA Journal of Ethics, saat ini beberapa orang mempertanyakan seberapa etis eksperimen demam kuning ini. Para sukarelawan tidak dipaksa, mereka ditawari sejumlah besar uang. Beberapa dari mereka bahkan menolak uang tersebut. Begitu tim mulai mendapatkan hasil yang positif, Komisi Demam Kuning menghentikan eksperimen mandiri. Namun, tragisnya, terlepas dari bahaya yang nyata, Jesse Lazear memutuskan untuk mengikuti uji coba yang dilakukan rekan-rekannya dan menginfeksi dirinya sendiri.

Sebuah tulisan yang ditemukan di jurnal Lazear menegaskan bahwa nyamuk menggigit pasien misterius bernama "Guinea Pig No. 1" waktu dia sakit. Tidak seperti Carroll, Lazear tidak bertahan. Dia meninggal pada 25 September 1900. Dokter yang berani itu bukan satu-satunya korban jiwa dari eksperimen tersebut. Pada fase ketiga eksperimen, 3 orang meninggal dari 10 sukarelawan.

4. Pengorbanan Jesse Lazear dan timnya menyelamatkan banyak nyawa

Siapa Jesse Lazear? Sosok yang Berjasa dalam Eksperimen Demam Kuningpembangunan Terusan Panama (commons.wikimedia.org/Library of Congress)

Temuan Komisi Demam Kuning segera dimanfaatkan dengan baik. Di Kuba, rumah-rumah difumigasi dan ditutup dari serangga. Tindakan ini mampu menurunkan kasus demam kuning secara cepat. Dikutip laman London School of Hygiene & Tropical Medicine, operasi pembersihan itu memberantas virus dari Havana, Kuba hanya dalam waktu 8 bulan.

Beberapa tahun kemudian, pada 1905, petugas sanitasi Mayor William Gorgas mendorong Teddy Roosevelt untuk menerapkan tindakan serupa di Panama. Demam kuning menjadi masalah utama bagi pekerja yang sedang membangun Terusan Panama. Virus tersebut membunuh ribuan pekerja dan membuat proyek sering terhenti. Temuan-temuan komisi itu mengarah pada upaya antinyamuk yang menghentikan jumlah kematian yang mengerikan itu.

Setelah Panama, Mayor Walter Reed dipuji setinggi langit atas perannya dalam penemuan itu. Namun, pengorbanan Jesse Lazear sebagian besar dilupakan. Temuannya terus menyelamatkan banyak nyawa pada tahun-tahun mendatang, terutama sebelum vaksin dikembangkan pada 1940-an. Saat ini, demam kuning masih membunuh ribuan orang di daerah yang tidak tersedia vaksin.

Baca Juga: Black Death hingga Demam Kuning, 11 Wabah yang Mengubah Sejarah Dunia

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya