12 Virus Mematikan yang Masih Melanda Dunia Hingga Saat Ini

Mungkin ada beberapa yang asing bagimu

Salah satu wabah yang paling menghancurkan dalam beberapa ratus tahun terakhir adalah flu Spanyol. Wabah itu terjadi pada malam sebelum Perang Dunia I, diinkubasi dalam kondisi yang tidak steril, dan disebarkan ke seluruh dunia oleh tentara yang telah selesai ditugaskan. Menurut BBC, antara 50 dan 100 juta orang meninggal selama wabah flu Spanyol, dan itu tak terduga - terutama mengingat Perang Dunia I telah merenggut sekitar 20 juta jiwa.

Namun ternyata, ada banyak virus yang sangat mematikan di dunia ini. Seolah dunia dipenuhi dengan penyakit yang mengerikan, beberapa di antaranya relatif baru dan beberapa di antaranya sudah ada dari beberapa waktu yang lalu. Lantas bagaimana virus-virus itu menyebar? Inilah 12 virus paling mematikan yang masih ada.

1. Virus Marburg

https://www.youtube.com/embed/cpueWCsN57c

Pada tahun 2018, The Washington Post melaporkan bahwa tim peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, yang bekerja sama dengan Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan (Defense Threat Reduction Agency) Pentagon,  mempelajari kelelawar di Uganda. Kelelawar itu diamati untuk mengetahui ke mana mereka pergi ketika meninggalkan gua, karena kelelawar dicurigai dengan beberapa kasus Marburg.

Menurut CDC, Marburg adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang pertama kali menyebar dari kelelawar ke manusia, kemungkinan melalui "kotoran kelelawar atau aerosol yang terinfeksi," Namun juga bisa melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Virus itu sangat mematikan, membunuh hingga 90 persen dari mereka yang terinfeksi.

Kasus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967, ketika monyet hijau Afrika yang terinfeksi virus dikirim ke laboratorium di Beograd, Jerman, dan Yugoslavia. Dalam seminggu, beberapa pekerja laboratorium tewas, dan sejak itu, ratusan orang tewas selama wabah, sebagian besar terletak di dekat gua kelelawar.

Gejala-gejalanya meliputi demam, kedinginan, dan ruam, yang menurut CDC kemudian berubah menjadi mual, nyeri dada, dan muntah. Jika semakin memburuk, akan mengakibatkan delirium, syok, dan akhirnya berakhir dengan pendarahan masif dan disfungsi multi-organ. 

2. Influenza A

https://www.youtube.com/embed/WSZEcpti2i0

Influenza bisa dibilang virus yang sangat rumit. Namun virus ini juga ada yang paling mematikan, dan menurut CDC, itu adalah virus influenza A. (Sebenarnya ada empat kategori berbeda: A, B, C, dan D.) Kategori A adalah satu-satunya yang menyebabkan pandemi besar, dan virus itu juga mengalami perubahan yang cepat dan drastis yang disebut "antigenic shift." Saat itulah ia dapat menyebar dari populasi hewan ke manusia, dan itulah yang menyebabkan virus seperti flu burung.

Contoh mematikan lainnya seperti H1N1 2009 atau flu babi. CDC memperkirakan bahwa selama tahun pertama wabah, sekitar setengah juta orang meninggal. Dan biasanya, orang yang paling rentan adalah mereka yang berusia sangat muda, sangat tua, dan memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Dan flu ini masih ada di luar sana. Antara 2009 dan 2018, sekitar 75.000 orang meninggal karenanya.

Flu ini sangat berbeda dari flu musiman, yang berlangsung setiap tahun, biasanya antara Desember dan Februari. Ketika virus mengalami perubahan, banyak hal buruk yang terjadi karena kita tidak memiliki kekebalan atau pertahanan.

3. Ebola

https://www.youtube.com/embed/ob5wTekutg8

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kasus Ebola sebenarnya sangat langka. Saat virus itu menyerang populasi manusia - biasanya virus itu didapati dari kontak dekat dengan hewan seperti gorila, simpanse, dan monyet, tetapi juga dapat berasal dari kelelawar, kijang, dan landak - virus ini memiliki tingkat kematian dari 25 hingga 90 persen, tergantung pada wabah.

Virus yang menyebabkan Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Virus itu memusnahkan banyak orang dan pengobatannya pun masih minim. Sayangnya, orang yang berisiko tinggi untuk terinfeksi adalah petugas kesehatan yang merawat pasien, karena virus dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh lainnya.

CDC mengatakan bahwa para peneliti masih tidak yakin dari mana virus itu berasal, tetapi mereka tahu bahwa setidaknya ada enam versi berbeda yang menyebabkan penyakit pada berbagai hewan. Empat di antaranya dapat menginfeksi dan membunuh orang.

Gejalanya dapat berlangsung selama 21 hari seperti kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, demam, dan sakit tenggorokan. Dan bisa lebih parah dengan munculnya muntah, diare, dan gangguan fungsi ginjal dan hati, seringkali dengan pendarahan internal dan eksternal.

Baca Juga: Mengapa Virus Dapat Menyebar dengan Cepat? Ini 5 Fakta Ilmiah Virus

4. Rabies

https://www.youtube.com/embed/kxBIJvNHZg4

CDC mengatakan bahwa rabies sebenarnya dapat dicegah. Tapi virus ini juga bisa sangat fatal jika tidak ditangani. Virus rabies ditularkan melalui kontak langsung antara kulit yang terluka, selaput lendir, dan jaringan atau air liur yang terinfeksi. Paling sering ditemui adalah gigitan dari hewan yang terinfeksi. Secara teknis, mamalia apa pun bisa terkena rabies, tetapi paling sering ditemui pada anjing, sigung, rubah, kelelawar, dan rakun.

Gejala awalnya mirip dengan gejala flu, dan dapat memakan waktu berbulan-bulan sampai berkembang ke titik di mana pasien menderita beberapa hal aneh seperti kecemasan, kebingungan, dan "disfungsi otak". 

Kemudian meningkat menjadi insomnia, halusinasi, delirium, dan rasa takut dengan air yang berlangsung antara dua dan sepuluh hari. Dan kurang dari 20 orang dilaporkan selamat dari diagnosis rabies. 

5. Demam berdarah

https://www.youtube.com/embed/7VtRlPFMZ5c

Menurut CDC, sekitar 40 persen populasi dunia tinggal di daerah yang masih rentan terhadap demam berdarah. Setiap tahun, sekitar 22.000 orang meninggal karenanya, dan jutaan lainnya jatuh sakit. Ini disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh nyamuk (hewan paling mematikan di dunia).

Kabar baiknya, virus ini sudah memiliki vaksin, tetapi kabar buruknya, vaksin ini hanya direkomendasikan bagi mereka yang berusia antara 9 dan 45 tahun. Sayangnya, mereka yang sudah divaksinasi juga masih berisiko tinggi terkena demam berdarah akut yang bisa menyebabkan kematian. Setelah demam berdarah akut berkembang, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam ke depan.

Gejalanya ditandai dengan rasa sakit dan nyeri, bersamaan dengan ruam dan gejala nyeri mata yang spesifik. Namun, setelah itu berubah menjadi demam berdarah yang parah. Hal itu ditandai dengan muntah (muntah darah), pendarahan dari gusi dan hidung, dan itu dapat berakhir dengan syok dan kematian akibat pendarahan internal yang parah.

6. Hanta Virus

https://www.youtube.com/embed/bZVOojNkXuQ

Menurut American Lung Association, Hanta virus bisa menyerang siapa saja, bahkan orang dewasa yang sehat tanpa kondisi atau penyakit sebelumnya dapat terinfeksi. Virus ini berasal dari tikus, yakni air liur, urin, dan kotorannya.

Hanta virus merupakan penemuan yang cukup baru. Pada tahun 1993, sekelompok orang dewasa menderita kesulitan bernapas, yang menyebabkan gagal bernapas. Virus terdeteksi setelah dilakukan tes darah. Setelah pertama kali menyerang paru-paru, jantung, dan ginjal, virus menyebar ke seluruh tubuh. Ketika sistem kekebalan tubuh berjuang untuk mengendalikan infeksi, peradangan bisa merusak organ dan menyebabkan kebocoran pada pembuluh darah.

Kematian bervariasi antara 10 sampai 50 persen, karena ada beberapa jenis hanta virus yang berbeda. Saat ini tidak ada obatnya, perawatannya biasanya melibatkan rumah sakit dengan ventilator mekanik dan dialisis ginjal.

7. HIV/AIDS

https://www.youtube.com/embed/ng22Ucr33aw

HIV / AIDS pertama kali diidentifikasi pada tahun 1981, dan menurut Departemen Kesehatan & Layanan Kemanusiaan AS, virus ini menjadi salah satu epidemi paling mematikan di dunia. Virus ini menyebar dari cairan orang yang terinfeksi melalui selaput lendir orang lain, di mana ia masuk ke dalam aliran darah.

Yang paling umum terjadi akibat hubungan seks atau dengan berbagi jarum suntik selama penggunaan narkoba, tetapi juga dapat menyebar dari ibu ke bayi yang menyusui, dengan menerima transfusi darah atau transplantasi organ, atau dari gigitan parah dari orang yang terinfeksi HIV +.

Setelah virus masuk, virus akan menyerang sistem kekebalan tubuh. Tidak ada obat, meskipun ada perawatan yang telah terbukti menjaga orang yang terinfeksi tetap sehat dan menghentikan penyebaran virus ke orang lain. Perawatan ini bahkan telah ditemukan untuk menghentikan perkembangan AIDS. 

Tanpa pengobatan, HIV akan berkembang menjadi AIDS, dan ketika itu terjadi, masa hidup orang yang terinfeksi rata-rata sekitar tiga tahun. Biasanya bukan virus yang membunuh seseorang tetapi kerentanannya terhadap penyakit, kondisi, dan kanker lainnya.

Mayo Clinic mencatat bahwa HIV / AIDS tidak menyebar melalui kontak biasa seperti berpelukan, berciuman, atau berjabat tangan. Tragisnya, diperkirakan bahwa lebih dari 70 juta orang telah tertular penyakit ini dan lebih dari 30 juta telah meninggal karenanya.

8. Cacar

https://www.youtube.com/embed/yqUFy-t4MlQ

Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular mengatakan bahwa pada 1980, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa cacar telah diberantas secara resmi berkat keberhasilan program vaksinasi global.

Menurut Forbes, cacar menginfeksi sekitar 300 juta orang hanya di abad ke-20 saja dan membunuh sekitar 100 juta. Orang-orang yang tertular penyakit ini tidak saja menderita secara fisik pada area kulit, tetapi kerusakan yang terjadi juga menyebabkan kebutaan dan cacat permanen pada orang yang selamat.

Belum lagi, para ilmuwan mengkhawatirkan adanya pemanasan global dan pencairan es yang telah membeku sekarang ini, pandemi cacar bisa saja terulang kembali. Es yang mencair di Siberia melepaskan virus antraks, hingga 24 orang harus dirawat di rumah sakit.

Para ilmuwan masih meneliti cacar, yang disebabkan oleh virus variola, dan itu bukan saja karena pemanasan global akan melepaskan pandemi lain. Ada juga kemungkinan itu bisa dipersenjatai. Beberapa botol berisi virus itu masih ada, dan mungkin ada lebih banyak di luar sana daripada yang kita tahu. Pada tahun 2014, National Institutes for Health mengumumkan melalui The Guardian, mereka menemukan beberapa botol virus di gudang. 

9. Corona virus

https://www.youtube.com/embed/CXOsVXybVJY

Pada 31 Desember tahun 2019, saat itulah Organisasi Kesehatan Dunia diberitahu tentang wabah corona virus di Wuhan, Cina, atau yang disebut COVID-19. Perubahan nama itu terjadi karena ini bukan pertama kalinya dunia melihat wabah corona virus.

Menurut CDC, wabah SARS yang menyebar ke lebih dari dua lusin negara pada tahun 2003 juga disebabkan oleh corona virus. Dalam wabah itu, 8.098 orang terinfeksi, dan 774 meninggal karena penyakit pernapasan parah yang berubah menjadi pneumonia. Seperti COVID-19, penyebaran SARS terjadi melalui tetesan pernapasan, yaitu batuk dan bersin.

Kemudian, pada 2012, ada wabah corona virus lain. Yang ini disebut MERS, dan berpusat di sekitar Arab Saudi. Virus ini sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki masalah pada jantung, ginjal, atau paru-paru, atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sudah terganggu. Tingkat kematian sekitar 30 hingga 40 persen.

Dan itu menunjukkan betapa banyaknya jenis corona virus yang ada. Scientific American mengatakan empat strain penyebabnya sekitar seperlima dari semua pilek biasa, dan kecenderungan keluarga virus ini bermutasi baru-baru ini membuat para peneliti berjuang keras. 

10. Campak

https://www.youtube.com/embed/PIyc-mgB51I

Pada tahun 2019, Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa adanya peningkatan jumlah kasus campak. Itu karena penyakit ini menyebar dengan cepat bagi mereka yang tidak divaksinasi. Dan biasanya mengakibatkan kematian pada anak-anak kecil.

Pada tahun 2016, WHO menyatakan bahwa Inggris bebas campak, dan pada tahun 2019, BBC melaporkan bahwa ada peningkatan tajam karena orang yang lulus vaksinasi. Dan itu menjadi masalah besar. Pada tahun 2018, campak membunuh lebih dari 140.000 orang, seperti data yang ditunjukkan WHO, dan pada tahun 2017, ada sekitar 110.000 orang meninggal.

Sebagian besar adalah anak-anak di bawah lima tahun. Selain berpotensi mematikan, campak juga mengakibatkan kebutaan, ensefalitis (atau pembengkakan otak), diare parah (dan akibatnya, dehidrasi), dan pneumonia - yang semuanya merupakan komplikasi serius, terutama bagi yang sangat muda.

Menurut CDC, AS menemukan kasus campak pada tahun 1912. Dalam sepuluh tahun pertama, ada rata-rata 6.000 kematian setiap tahunnya. Mereka juga melaporkan bahwa meskipun AS dinyatakan bebas campak pada tahun 2000, namun itu bukan berarti tidak adanya kasus campak.

11. Demam lassa

https://www.youtube.com/embed/e049Xt8C714

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, demam lassa itu bukan saja endemik pada populasi tikus di Afrika Barat, tetapi sekitar 80 persen orang yang tertular virus tidak menunjukkan gejala apapun. Secara keseluruhan, tingkat kematian hanya 1 persen, dan itu tidak terdengar buruk untuk sebuah virus, kan. 

Namun virus ini juga sangat rentan menyerang wanita hamil,  dan dari wanita hamil yang terkena penyakit ini pada trimester ketiga, 80 persen akan meninggal, keguguran, atau bahkan kematian bagi keduanya. Dan mendiagnosisnya itu cukup sulit.

Virus ini menyebar melalui kontak dengan benda-benda, terutama barang-barang rumah tangga atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran tikus. Gejala-gejalanya sangat bervariasi. Namun ketika memburuk, bisa berubah menjadi pendarahan dari berbagai lubang tubuh, syok, kejang, dan koma. Tidak ada vaksin. Tindakan pencegahannya hanya dilakukan dengan menjauhi dan membasmi tikus.

12. Demam kuning

https://www.youtube.com/embed/uXW2K-eT2u0

Penyakit ini disebut demam kuning karena penyakit kuning adalah salah satu gejala awalnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, ada 47 negara di Afrika, Amerika Tengah, dan Selatan di mana demam kuning adalah endemik. Pada tahun 2013 saja, WHO mencatat 170.000 kasus terparah dan 60.000 kematian.

Ini disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui nyamuk, dan karena ada beberapa jenis nyamuk yang hidup di lingkungan yang berbeda, ada pula berbagai jenis demam kuning. Gejala-gejalanya kebanyakan sama, yang meliputi demam, nyeri otot dan sakit kepala, kedinginan, mual, dan khususnya, sakit punggung.

Banyak orang terinfeksi yang membaik hanya dalam beberapa hari saja, tetapi jika kasusnya parah, penyakit ini meningkat menjadi gagal fungsi ginjal, serta pendarahan dari mata, hidung, mulut, dan perut. Dan di sinilah salah satu dari dua hal bisa terjadi. Seseorang mungkin pulih dalam dua minggu atau mungkin meninggal. Kabar baiknya, ada vaksin yang tersedia dan sangat efektif, tetapi WHO mengatakan bahwa penyakit ini mungkin tidak akan bisa dipunahkan.

Dari 12 virus di atas, mungkin ada beberapa yang tidak kita temui di Indonesia. Tapi, tidak ada salahnya jika kita tetap menjalankan pola hidup sehat dan bersih, agar terhindar dari virus dan penyakit, ya!

Baca Juga: Termasuk Virus Corona, Ini 7 Hewan yang Pernah Bawa Virus Mematikan

12 Virus Mematikan yang Masih Melanda Dunia Hingga Saat IniLama waktu bertahannya virus corona pada sebuah benda (IDN Times/Sukma Shakti)
Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya