5 Penemuan Metode Pengobatan dari Ibnu Sina di Bidang Ilmu Kedokteran
Mendapatkan julukan Bapak Kedokteran Modern
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ibnu Sina dikenal di dunia barat dengan sebutan Avicenna. Beliau dilahirkan pada tahun 980 M di kota Afshona, Uzbekistan dan wafat pada tahun 1037 M di kota Hamedan, Iran pada usia 58 tahun.
Beberapa penemuan dan karya dari seorang ilmuwan muslim ini sangat mempengaruhi perkembangan sains, terutama di bidang kedokteran. Bahkan beliau mendapat gelar 'Father of Doctor' (Bapak Kedokteran) karena penemuannya di bidang metode pengobatan dan ilmu kedokteran modern.
Kitab yang berjudul Al-Qanun adalah karya Ibnu Sina sendiri yang mengupas dengan amat mendetail tentang berbagai kaidah umum ilmu kedokteran, macam-macam penyakit, dan obat-obatan. Pada abad 12 M, kitab Al-Qanun kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin hingga menjadi kitab rujukan paling utama dalam metode pengobatan pasien.
Lalu, apa saja sih sumbangan besar Ibnu Sina dalam bidang ilmu kedokteran modern? Simak yuk! Berikut ini beberapa penemuan metode pengobatan dari Ibnu Sina di bidang ilmu kedokteran.
1. Metode penyuntikan ke dalam kulit menggunakan jarum dan cairan yang mengandung vitamin
Metode penyuntikan dengan jarum ini pertama kali ditemukan oleh Ibnu Sina sendiri. Beliau mengamati dan bereksperimen, serta menganalisis prosedur yang benar dan resiko gagalnya bila tidak sesuai dengan prosedur yang benar. Dengan ketajaman analisisnya, beliau dengan yakin menemukan prosedur yang tepat bagaimana cara menyuntikkannya hingga menembus ke bawah kulit dengan aman. Selain itu, cairan obat di dalam suntikan juga menggunakan bahan-bahan herbal yang mengandung vitamin agar membuat tubuh cepat sehat.
Penggunaan bahan-bahan herbal yang mengandung vitamin ini juga tercatat dan menjadi bahan rujukan otentik di dalam paper-paper obat-obatan di dunia. Selain itu, alat-alat medis wajib disterilisasi sebelum digunakan. Dilansir World Health Organization (WHO), setiap dokter wajib melakukan sterilisasi dan menjaga kebersihan terhadap alat-alat suntik maupun alat-alat medis yang lainnya. Tujuannya agar tidak membahayakan pasien maupun para dokter.
Baca Juga: 6 Fakta Ahmed Zewail, Ilmuwan Mesir Peraih Nobel Pencetus Femtokimia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.