5 Tokoh Besar Pembela HAM, Ada yang Mendapat Hadiah Nobel Perdamaian
Ada yang sampai terbunuh karena perjuangannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dan kebebasan dasar yang dimiliki setiap orang di dunia ini tanpa memandang ras, agama, suku, kebangsaan, bahasa, dan sebagainya. Meski hak dasar, nyatanya dalam sejarah manusia ada jutaan orang yang hidup dalam perbudakan.
Hal ini membuat sejumlah orang berdiri untuk membela hak asasi manusia. Prinsip dasar para pembela HAM yaitu bahwa setiap orang adalah makhluk yang berakal budi dan bermoral, karena itu mereka pantas diperlakukan dengan bermartabat.
Beberapa tokoh besar yang membela HAM adalah orang-orang yang menggunakan hati nuraninya demi memperjuangkan kebebasan manusia yang tertindas. Beberapa di antaranya ada yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian, dan bahkan ada juga yang meninggal karena dibunuh secara misterius. Meskipun begitu, perjuangan mereka terus dikenang sepanjang masa. Siapakah mereka? Berikut ulasan mengenai lima tokoh besar pembela hak asasi manusia.
Baca Juga: 7 Peraih Nobel Tahun 2022 di Bidang Fisika, Kimia, dan Kedokteran
1. Martin Luther King, Jr. (1929-1968)
Martin Luther King adalah seorang pendeta Kristen Amerika sekaligus aktivis yang memperjuangkan hak-hak sipil bagi keturunan Afrika-Amerika. Ia terkenal karena memajukan hak-hak sipil tanpa kekerasan, karena terinspirasi oleh keyakinan Kristennya dan seorang aktivis Mahatma Gandhi.
King memimpin konvoi demonstrasi anti kekerasan dari orang kulit hitam untuk memilih, hak buruh, dan hak sipil lainnya dengan melakukan boikot bus Montgomery yang dimulainya pada tahun 1955. Kemudian King menjadi Presiden Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan, atau disingkat dalam bahasa Inggrisnya yaitu SCLC.
Sebagai Presiden SCLC, King membawahi Gerakan Albany dan membuat aturan protes non-kekerasan di Birmingham, Alabama pada tahun 1963. Lalu ia mengatur pawai pada 1963 di Washington untuk melantunkan pidato dengan kalimat terkenalnya 'I Have a Dream.'
Pada periode ke-11, tepatnya antara tahun 1957 dan 1968, King melakukan perjalanan sejauh 6 juta mil lebih dan mengatakan lebih dari 2500 kali terkait ketidakadilan, protes, dan tindakan yang muncul di mana-mana. Saat usianya menginjak 35 tahun, King mendapat Hadiah Nobel Perdamaian. Kemudian pada tahun 1968, King dibunuh setelah empat tahun menerima Hadiah Nobel tersebut.
Baca Juga: 9 Fakta Oslo, Kota yang Jadi Tempat Penyelenggaraan Nobel Perdamaian
Nelson Mandela adalah seorang revolusioner anti-apartheid Afrika Selatan, juga seorang Presiden Afrika Selatan yang berkulit hitam pertama, dengan masa jabatan dari tahun 1944 sampai 1999. Namun sebelumnya, ia sempat dipenjara selama 27 tahun atas tuduhan sabotase dan konspirasi untuk menggulingkan pemerintahan.
Setelah dibebaskan pada tahun 1990, dan dalam kurun waktu tiga tahun kemudian Nelson pun dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian bersama Presiden FW de Klerk atas usaha mereka yang membatalkan kebijakan apartheid di Afrika Selatan.
Nelson dianggap sebagai sosok yang kontroversial sepanjang masa hidupnya. Para kritikus sayap kanan menuduhnya sebagai teroris komunis, sedangkan yang berada di sayap kiri menganggap Nelson terlalu semangat dalam hal negosiasi dan berdamai dengan pendukung apartheid. Meskipun begitu, Nelson akhirnya mendapat penghargaan internasional atas tindakan aktivismenya.
Bahkan, ia menerima 250 penghargaan lebih termasuk Hadiah Nobel Perdamaian. Selain itu, ia disimbolkan sebagai ikon demokrasi dan social justice, dan mendapat sebutan dengan nama marga Thembu, Madiba, hingga disebut sebagai 'Bapak Bangsa.'
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.