TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tokoh Besar Pembela HAM, Ada yang Mendapat Hadiah Nobel Perdamaian

Ada yang sampai terbunuh karena perjuangannya

Nelson Mandela | Voice of America

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dan kebebasan dasar yang dimiliki setiap orang di dunia ini tanpa memandang ras, agama, suku, kebangsaan, bahasa, dan sebagainya. Meski hak dasar, nyatanya dalam sejarah manusia ada jutaan orang yang hidup dalam perbudakan.

Hal ini membuat sejumlah orang berdiri untuk membela hak asasi manusia. Prinsip dasar para pembela HAM yaitu bahwa setiap orang adalah makhluk yang berakal budi dan bermoral, karena itu mereka pantas diperlakukan dengan bermartabat.

Beberapa tokoh besar yang membela HAM adalah orang-orang yang menggunakan hati nuraninya demi memperjuangkan kebebasan manusia yang tertindas. Beberapa di antaranya ada yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian, dan bahkan ada juga yang meninggal karena dibunuh secara misterius. Meskipun begitu, perjuangan mereka terus dikenang sepanjang masa. Siapakah mereka? Berikut ulasan mengenai lima tokoh besar pembela hak asasi manusia.

Baca Juga: 7 Peraih Nobel Tahun 2022 di Bidang Fisika, Kimia, dan Kedokteran

1. Martin Luther King, Jr. (1929-1968)

foto Martin Luther King Jr. (commons.wikimedia,org)

Martin Luther King adalah seorang pendeta Kristen Amerika sekaligus aktivis yang memperjuangkan hak-hak sipil bagi keturunan Afrika-Amerika. Ia terkenal karena memajukan hak-hak sipil tanpa kekerasan, karena terinspirasi oleh keyakinan Kristennya dan seorang aktivis Mahatma Gandhi.

King memimpin konvoi demonstrasi anti kekerasan dari orang kulit hitam untuk memilih, hak buruh, dan hak sipil lainnya dengan melakukan boikot bus Montgomery yang dimulainya pada tahun 1955. Kemudian King menjadi Presiden Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan, atau disingkat dalam bahasa Inggrisnya yaitu SCLC.

Sebagai Presiden SCLC, King membawahi Gerakan Albany dan membuat aturan protes non-kekerasan di Birmingham, Alabama pada tahun 1963. Lalu ia mengatur pawai pada 1963 di Washington untuk melantunkan pidato dengan kalimat terkenalnya 'I Have a Dream.'

Pada periode ke-11, tepatnya antara tahun 1957 dan 1968, King melakukan perjalanan sejauh 6 juta mil lebih dan mengatakan lebih dari 2500 kali terkait ketidakadilan, protes, dan tindakan yang muncul di mana-mana. Saat usianya menginjak 35 tahun, King mendapat Hadiah Nobel Perdamaian. Kemudian pada tahun 1968, King dibunuh setelah empat tahun menerima Hadiah Nobel tersebut.

2. Mahatma Gandhi (1869-1948)

potret Mahatma Gandhi (commons.wikimedia.org)

Mahatma Gandhi memiliki nama asli Mohandas Karamchand Gandhi, dilahirkan di keluarga Hindu yang tinggal di pesisir Gujarat, India pada tanggal 2 Oktober 1869. Gandhi bekerja sebagai pengacara, nasionalis anti-kolonial, dan ahli etika politik dengan melakukan perlawanan tanpa kekerasan. Ia memimpin pendeklarasian kemerdekaan India dari penjajahan Inggris. Ia juga mengilhami gerakan bagi hak-hak sipil dan kebebasan di dunia.

Pada tahun 1915 di usianya yang menginjak 45 tahun, Gandhi kembali ke India setelah bertugas di Afrika Selatan untuk membela seorang pedagang India yang terjerat tuntutan hukum. Di Afrika pula ia pertama kalinya melakukan perlawanan non-kekerasan dalam membela hak-hak sipil, sebelum beberapa waktu kemudian ia pulang ke India.

Di tanah kelahirannya, ia mulai mengajak para petani, dan buruh untuk melakukan protes terkait pajak tanah serta diskriminasi. Gandhi memimpin kampanye nasional demi mengurangi tingkat kemiskinan, memperluas hak-hak perempuan, serta membangun solidaritas antar umat beragama dan etnis.

Pada tahun 2007, Majelis Umum PBB melakukan deklarasi hari kelahiran Mahatma Gandhi, yakni 2 Oktober sebagai Hari Anti-Kekerasan Internasional. Dengan segenap pembelaannya terkait pemenuhan hak-hak sipil yang dilakukan secara besar-besaran tanpa kekerasan itu, akhirnya membawa India menuju kemerdekaan dan menjadi inspirasi bagi gerakan-gerakan non-kekerasan, termasuk yang dilakukan oleh Martin Luther King.

3. Rosa Parks (1913-2005)

foto Rosa Parks tahun 1955 (commons.wikimedia.org)

Rosa Parks dilahirkan pada 4 Februari 1913 di Alabama, AS dan meninggal pada 24 Oktober 2005 di Detroit, Michigan. Ia dipandang sebagai ibu dari gerakan hak-hak sipil modern di AS karena pengalaman mengerikannya pada saat menumpangi sebuah bus di Alabama. Pada saat itu di tahun 1955, Parks yang memiliki kulit hitam menolak menyerahkan kursi bus yang ditumpanginya kepada seorang pria berkulit putih, di mana hal itu menyebabkannya ditangkap.

Dilansir dari website pribadi milik Rosa Parks, setelah Parks ditangkap, orang yang berkulit hitam dari Montgomery dan simpatisan ras lainnya melakukan organisir serta mengampanyekan untuk memboikot jalur bus kota yang berlangsung selama 381 hari. Kemudian, Martin Luther King, Jr. ditunjuk sebagai juru bicara dan mengajarkan anti-kekerasan kepada para peserta boikot bus.

Sebagai panutan bagi kaum muda, Rosa Parks merasakan antusiasme dari mereka untuk belajar sebanyak mungkin mengenai hidupnya. Sebagai seorang wanita sederhana, Parks senantiasa mendorong kaum muda untuk mengamati kehidupan para aktivis lainnya bagi perdamaian dunia. The Institute and The Rosa Parks Legacy adalah warisan dari Rosa Parks untuk orang-orang yang berkendak baik.

Selain itu, Rosa Parks menerima lebih dari empat puluh tiga gelar kehormatan doktor dari berbagai macam institusi. Sementara, Majalah Time memilih Parks sebagai salah satu dari 100 orang yang paling berpengaruh di abad ke-20. Karena itu, Rosa Parks adalah simbol bagi semua orang agar tetap menjunjung tinggi kebebasan.

Baca Juga: 9 Fakta Oslo, Kota yang Jadi Tempat Penyelenggaraan Nobel Perdamaian

Nelson Mandela adalah seorang revolusioner anti-apartheid Afrika Selatan, juga seorang Presiden Afrika Selatan yang berkulit hitam pertama, dengan masa jabatan dari tahun 1944 sampai 1999. Namun sebelumnya, ia sempat dipenjara selama 27 tahun atas tuduhan sabotase dan konspirasi untuk menggulingkan pemerintahan.

Setelah dibebaskan pada tahun 1990, dan dalam kurun waktu tiga tahun kemudian Nelson pun dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian bersama Presiden FW de Klerk atas usaha mereka yang membatalkan kebijakan apartheid di Afrika Selatan.

Nelson dianggap sebagai sosok yang kontroversial sepanjang masa hidupnya. Para kritikus sayap kanan menuduhnya sebagai teroris komunis, sedangkan yang berada di sayap kiri menganggap Nelson terlalu semangat dalam hal negosiasi dan berdamai dengan pendukung apartheid. Meskipun begitu, Nelson akhirnya mendapat penghargaan internasional atas tindakan aktivismenya.

Bahkan, ia menerima 250 penghargaan lebih termasuk Hadiah Nobel Perdamaian. Selain itu, ia disimbolkan sebagai ikon demokrasi dan social justice, dan mendapat sebutan dengan nama marga Thembu, Madiba, hingga disebut sebagai 'Bapak Bangsa.'

4. Nelson Mandela (1918-2013)

foto Nelson Mandela tahun 1994 (commons.wikimedia.org)

Verified Writer

Ali Akbar Mhd

Menyukai Kesibukan Walau Tak Lupa Rebahan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya